Ditjen Dikti Dorong Perguruan Tinggi Hasilkan Lulusan Berkualitas

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong Perguruan Tinggi di Indonesia untuk menghasilka

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Ferry Ndoen
istimewa
Dirjen Dikti, Prof. Ir. Nizam M. SC, DIC, Ph.D 

Ditjen Dikti Dorong Perguruan Tinggi Hasilkan Lulusan Berkualitas

Laporan Reporter POS KUPANG. COM, Teni Jenahas

POS KUPANG.COM, ATAMBUA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong Perguruan Tinggi di Indonesia untuk menghasilkan lulusan berkualitas. 

Lulusan berkualitas dalam arti lulusan yang mempunyai skill, kreatif, inovasi dan terserap di dunia industri dan dunia usaha dan dunia kerja. 

Sebab, berdasarkan data Ditjen Dikti, prosentase angkatan kerja di Indonesia yang berpendidikan tinggi hanya 11 persen. Sedangkan, angkatan kerja dengan lama pendidikan 7,5 tahun mencapai 60 persen. Lama pendidikan 7,5 tahun ini setara dengan tamat SD dan SMP kelas satu.

"Angkatan kerja berpendidikan tinggi hanya 11 persen. Sementara 60 persen angkatan kerja dengan lama pendidikan 7,5 tahun atau tamat SD dan SMP setengah",kata Dirjen Dikti, Prof. Ir. Nizam M. SC, DIC, Ph.D saat memaparkan materi dalam kegiatan Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 yang diselenggarakan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan secara during, Jumat 25 Juni 2021.

Baca juga: Info Sport : Partai Panas Euro 2020, Wales vs Denmark,Striker Danish Dynamite Siap Hadapi Skenario

Dirjen Dikti memaparkan materi tentang Solusi Kebijakan atas Problematika Pendidikan Tinggi guna Melahirkan Generasi Berkualitas dan Berbudi Pekerti Kuhur Berbasis Penguasaan Iptek. Kegiatan dipandu Direktur Pelaksana GWPP, Nurcholis MA Basyari. Hadir para mentor dan peserta program Fellowship Jurnalisme Pendidikan yang adalah wartawan dari sejumlah daerah di Indonesia. 

Dijelaskannya, tantangan nasional dalam bidang pendidikan saat ini antara lain, kesenjangan, kemiskinan, pemenuhan kesehatan, pencapain pendidikan, kebutuhan dasar pangan dan sandang masih banyak bergantung impor. Kemudian, ketersedian infrastruktur belum memadai, bahan baku industri masih banyak impor, bahan baku obat-obatan masih 90 persen impor. 

Solusi untuk menghadapi tantangan tersebut adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) lewat jalur pendidikan menjadi sangat penting. Perguruan Tinggi harus berperan sebagai mesin penggerak pembangunan bangsa untuk menyiapkan generasi kreatif, inovatif dan kompetitif,

"Tantangan ini kita sama-sama selesaikan lewat pendidikan. Pendidikan bukan hanya akses tapi kualitas. Kuliah tidak hanya mendapatkan ijazah tapi menjadi insan yang kreatif, produktif, inovatif dan kompetitif", pinta Nizam. 

"Perguruan Tinggi harus menyiapkan anak-anak yang adatif, problem solver dan mampu menghadapi perkembagan IPTEK",sambungnya. (jen). 
 

Berita pendidikan lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved