Bursa Calon Panglima TNI Memanas, Andika Perkasa & Yudo Margono Berpeluang, DPR RI Pilih Siapa?
Belakangan ini, figur yang akan menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto hangat dibicarakan. Sejumlah nama dinilai pantas untuk jabatan itu.
POS-KUPANG.COM - Belakangan ini, figur yang akan menggantikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto hangat dibicarakan. Sejumlah nama perwira TNI dinilai pantas untuk jabatan itu.
Untuk diketahui, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto akan segera pensiun. Terbetik kabar bahwa ia akan purnah tugas pada akhir tahun ini.
Hingga saat ini, disebut-sebut dua nama yang sangat berpotensi menjadi calon Panglima TNI.
Dua perwira TNI tersebut, masing-masing KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan berikutnya, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Hendropriyono pun mengungkap agenda pertemuannya dengan Jokowi pada Mei lalu yang menjadi sumber isu tersebut.
Padahal, Andika Perkasa pada hakikatnya memiliki nilai lebih untuk mengemban jabatan tersebut.
Sementara dari sisi urutan, Yudo Margono yang kini mengemban tugas sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), dianggap lebih berpeluang.
Dihimpun Tribunnews.com, Selasa 15 Juni 2021, bursa calon Panglima TNI yang kini jadi perbincangan publik.
1. Hendropriyono Ungkap Pertemuannya dengan Jokowi
Beberapa hari terakhir, nama HM Hendropriyono disebut-sebut telah melakukan lobi untuk memuluskan sosok yang dinilai pantas menjabat Panglima TNI.
Atas isu tersebut, Hendropriyono pun membantah. Dia menepis isu yang menyebutkan bahwa ia telah melobi Presiden Jokowi untuk jabatan Panglima TNI itu.
Isu itu menyebutkan bahwa Hendropriyono melobi Presiden Jokowi agar KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa jadi Panglima TNI.
Hendro mengatakan selama ini ia tidak pernah meminta-meminta jabatan sekali pun untuk dirinya sendiri.
"Saya tidak bicara dan tidak pernah bicara tentang hal yang demikian itu, saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan."
"Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri. Tidak pernah," ujar Hendro dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin 14 Juni 2021, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

Soal pertemuannya dengan Presiden yang menjadi sumber isu dirinya melobi Jokowi, Hendro mengatakan pertemuan itu merupakan silaturahmi biasa.
Menurut Hendro, pertemuan itu terjadi pada Jumat, 7 Mei 2021, di Istana Negara.
Waktu itu, Hendro sengaja bersilaturahmi dengan Jokowi terkait acara ulang tahunnya yang ke-76.
"Pertemuan pada 7 Mei 2021 berkaitan dengan HUT saya yang ke-76. Sebagai Presiden, tidak mungkin beliau yang datang ke rumah saya."
"Silaturahmi sebagai dua sahabat adalah hal yang biasa, karena Pak Jokowi setelah menjadi Presiden tidak berubah sama sekali dengan sewaktu dulu sebagai rakyat biasa," tutur dia.
Hendro pun menyayangkan media massa yang memberitakan pertemuan itu dan hanya mengutip pernyataan dari purnawirawan yang mengetahui pertemuan itu.
"Katanya dari 3 orang purnawirawan. Kredibilitasnya mereka apa?"
"Kenapa tidak cross check kepada Pak Jokowi atau pihak Istana yang jelas kredibel menyangkut pertemuan saya tersebut."
"Tidak perlu harus mengarang berita dan ngarang-ngarang sumber," kata Hendropriyono.
Dalam pemberitaan tersebut juga mencantumkan pernyataan dari Istana terkait pertemuan tersebut.
Mereka pun mengaku telah menghubungi Hendropriyono baik ke nomor pribadinya maupun melalui putranya, Diaz Hendropriyono, namun tidak ada respons.
2. Andika Perkasa Dianggap Punya Nilai Lebih
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta, menyebut tiga Kepala Staf TNI saat ini memiliki peluang yang sama untuk menjabat Panglima TNI.
Meski demikian, Sukamta menganggap Andika Perkasa memiliki nilai lebih dibanding dua kepala staf lainnya.
"Pak Yudo (KSAL) cukup senior dan mampu. KSAD saat ini, Pak Andika, juga demikian. Memang Pak KSAD punya nilai plus yaitu pengalaman menjadi Kepala Staf yang paling lama di antara yang lainnya," kata Sukamta saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa 15 Juni 2021.

Dijelaskan Sukamta, Andika Perkasa dianggap cocok dengan tantangan yang sedang dihadapi saat ini, misalnya secara khusus persoalan Papua.
"Saya kira juga cocok dengan tantangan yang dihadapi baik itu di Papua maupun di wilayah nusantara secara Umum. Selama ini, Pak Jenderal Andika tampak sangat humanis tapi tegas. Saya kira itu tepat untuk saat ini," ujarnya.
Namun, Sukamta kembali menegaskan bahwa semua Kepala Staf mempunyai kompetensi untuk menjadi Panglima TNI.
"Prinsipnya semua Kepala Staf punya kapasitas yang lebih dari cukup untuk menjadi Panglima," pungkasnya.
Untuk diketahui, dari tiga Kepala Staf, Andika Perkasa memang yang lebih lama menjabat.
Ia resmi menjabat KSAD pada 22 November 2018.
Sementara Yudo Margono dan Fadjar Prasetyo resmi menjabat sebagai KSAL dan KSAU pada 20 Mei 2020.
3. Wakil Ketua Komisi III: Jika Sesuai Urutan, Panglima TNI dari TNI AL
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Saroni, mengatakan berdasarkan urutan, calon Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto semestinya berasal dari TNI AL.
"Mestinya sih sudah urutan dan dari TNI AL lah yang harusnya jadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto," ujar Sahroni, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat 4 Juni 2021.

Politikus Nasdem itu mengungkap pula sudah lama matra TNI AL tidak memegang tampuk komando di seluruh angkatan.
Karenanya, kata Sahroni, tak mengherankan jika saat ini matra TNI AL atau KSAL yang menjadi Panglima TNI.
"Terakhir TNI AL memegang tongkat komando TNI itu 2012 silam. Maka sepatutnya TNI AL saat ini memegang tongkat komando TNI 1," tandasnya.
4. Komisi I Siap Satu Suara
Anggoa Komisi I DPR Fraksi PAN, Farah Putri Nahlia, mengatakan Komisi I siap satu suara untuk mendukung calon Penglima TNI yang nantinya diajukan Presiden Jokowi.
"Kami di Komisi I mendukung siapapun itu yang menjadi Panglima TNI berikutnya."
"Karena semua mempunyai kompetensi yang baik dan mumpuni dalam bidang pertahanan. Kami semua satu suara siap menerima arahan dari Pak Presiden," jelas Farah.
Saol peluang tiga kepala staf, Farah mengatakan ketiganya memiliki peluang sama.
"Semua memiliki kans yang sama-sama besar. Tergantung pilihan Pak Presiden akhirnya akan berlabuh ke siapanya."
"Yang jelas siapa pun yang terpilih harus bisa bekerja sama dan mengikuti pace kerja Presiden kita yang selalu kerja cepat," ujar Farah, kepada wartawan, Selasa 15 Juni 2021. (Tribunnews.com/Daryono/Vimcenthius Jyestha/Taufik Ismail/Chaerul Umam)
Berita Terkait Lainnya Ada Di Sini
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Bursa Calon Panglima TNI, Andika Perkasa Punya Nilai Lebih, Yudo Margono Prioritas Menurut Urutan