Pengamat Sebut Konflik Ganjar vs Puan Direstui Megawati: Kalau Bu Mega Bilang Hitam Semua Jadi Hitam
Masih ingat perseteruan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dengan Puan Maharani, Ketua DPR RI? Walau menyita perhatian, tapi tak dianggap konflik.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Masih ingat perseteruan antara Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dengan Puan Maharani, Ketua DPR RI? Walau menyita perhatian, tapi tak dianggap konflik.
Ternyata konflik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang telah menyita perhatian publik dianggap konflik biasa.
Konflik itu menyita perhatian publik karena seolah Ganjar Pranowo sedang dipermalukan DPP PDIP.
Betapa tidak, dalam acara DPP PDIP di Kota Semarang, Ganjar terang-terangan tak diundang.
Belakangan mencuat Ganjar tak diundang karena terlalu ambisius menjadi capres.
Ia dianggap tipe pimpinan hanya di media sosial, meski faktanya Ganjar selalu menjadi 3 besar capres 2024 berdasarkan hasil survei.

Elektabilitas Ganjar jauh diatas Puan Maharani yang notabene anak kandung Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri.
Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut kekisruhan yang terjadi antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani adalah dinamika politik biasa.
Hal itu disampaikan Hasto dalam diskusi daring bertajuk 'Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024', yang digelar Para Syndicate, Jumat 28 Mei 2021.
"Apa yang menjadi sorotan media akhir-akhir ini misalnya terjadi di Jawa Tengah, bagi PDIP itu dinamika politik biasa," kata Hasto.
Lantas, Hasto mengulas pencalonan beberapa tokoh yang diusung oleh PDIP.
Mulai dari pencapresan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 hingga kekinian soal diusungnya Eri Cahyadi di Pilwalkot Surabaya.
"Semua menunjukkan adanya dialektika di internal PDIP, tetapi kami punya kultur, kami punya mekanisme kepemimpinan mengarahkan dialektika tersebut bagi kesiapsiagaan partai menyongsong pemilu," ujar Hasto.
"Konsolidasi kepartaian wajib dilakukan saat bersamaan kami punya tugas dan tanggung jawab dalam menjaga kohesivitas pemerintahan Presiden Jokowi-Maruf agar secepatnya menghadapi pandemi Covid-19," pungkasnya.
Bantah Ada Konflik
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membantah dirinya tengah berkonflik dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani. Ganjar menegaskan hubungannya dengan Puan sampai saat ini baik-baik saja.
Ganjar mengakui apa yang ramai diperbincangkan di media sosial akhir-akhir ini membuatnya tak nyaman.

"Jadi begini teman-teman, saya mengikuti apa yang ada di medsos. Sungguh-sungguh itu tidak enak. Sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya selalu hormat sama mbak Puan, sangat-sangat hormat," kata Ganjar ditemui usai mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Jateng, Jumat 28 Mei 2021.
Menurut Ganjar, Puan adalah orang yang sangat berjasa pada dirinya.
Ia pun mengatakan masih ingat betul ketika maju sebagai calon Gubernur Jateng pada 2013 lalu, elektabilitasnya sangat rendah.
"Mbak Puan adalah komandan tempurnya. Sehingga saya menang. Itu tidak pernah saya lupa," tegasnya.
Termasuk dirinya membenarkan bahwa modal saat maju sebagai calon Gubernur Jateng saat itu juga sangat kecil. Dengan bantuan Puan Maharani sebagai komandan tempur dan seluruh kader, Ganjar bisa memenangkan kontestasi hingga bisa menjabat dua periode.
"Saya tidak punya modal saat itu, itu tidak pernah saya lupa. Mbak Puan dan partai (PDI Perjuangan) saat itu bergerak, sehingga saya menang. Maka saya sangat hormat dengan mbak Puan," ucapnya.
Apa yang ramai di media sosial, lanjut Ganjar, tidak seperti yang sebenarnya. Sampai saat ini, Ganjar mengatakan tidak pernah berkonflik dengan Puan Maharani.
"Sampai hari ini saya tidak pernah berkonflik dengan beliau. Baik-baik saja. Bahkan saat saya sowan ibu (Megawati Soekarnoputri) untuk halal bihalal, Mbak Puan juga ada di sana dan kami sempat bercanda. Jadi kalau di medsos seperti itu, saya sungguh-sungguh kaget. Saya ini orang Jawa dan kader yang selalu diajari mendhem jero, mikul duwur. Itu aja," tuturnya.
Sebelumnya, kabar meruncingnya hubungan Ganjar-Puan beredar lantaran Gubernur Jawa Tengah itu sengaja tidak diundang dalam acara PDIP di Kota Semarang, hari Sabtu pekan lalu.
Saat itu Puan Maharani hadir memberikan pengarahan kepada para kader termasuk kepala daerah di Jawa Tengah asal PDIP, kecuali Ganjar Pranowo.
Insting Megawati Tajam
Peneliti Senior CSIS J Kristiadi melihat pada akhirnya keputusan siapa yang akan berkontestasi dalam Pilpres 2024 akan ditentukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Menurut saya kalau kasus Ganjar dan Puan itu, Mbak Mega sudah banyak pengalamannya."
"Bu Mega sudah puluhan tahun di dunia politik, saya kira insting politiknya sangat tajam sekali," ujar Kristiadi dalam diskusi daring bertajuk 'Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024', yang digelar Para Syndicate, Jumat 28 Mei 2021.
Menurut Kristiadi, Megawati sudah kenyang asam garam. Terutama di dunia perpolitikan tanah air.
Sehingga, diyakininya persoalan internal partai akan selesai di tangan Megawati.
"PDIP bisa jadi begini karena perjuangan, tetesan air mata, dan cucuran darah. Bagaimana Orde Baru menggilas PDIP dengan mesin negara, tidak bisa, sampai ada namanya 27 Juli. Itu pun tetap enggak bisa lagi," kata Kristiadi.
Sebelumnya, Puan sempat menyindir 'pemimpin medsos' dalam pidato pengarahan kepada kader PDIP Jateng jelang Pemilu 2024 di Semarang, Sabtu 22 Mei 2021.
Dalam acara pengarahan Puan itu, Ganjar tak diundang. Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto beralasan tak simpatik dengan Ganjar yang tampak ambisius ingin maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Perseteruan itu pun mencuat ke publik. Namun, Ganjar Pranowo membantah berkonflik dengan Puan Maharani.
Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut kisruh yang terjadi antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani adalah dinamika politik biasa.
Klaim Sudah Direstui Megawati
Sementara itu M Jamiluddin Ritonga, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, menilai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal semakin disudutkan oleh PDIP.
Jamiluddin merujuk kisruh internal PDIP dengan Ganjar.
PDIP menilai Ganjar terlalu ambisius maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
"Kisruh di PDIP, khususnya antara Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang Wuryanto dengan Ganjar Pranowo, tampaknya kian memanas."
"Bambang Wuryanto terlihat makin menyudutkan Ganjar Pranowo," ujar Jamiluddin kepada wartawan, Rabu 26 Mei 2021.
Menurut pengamatan Jamiluddin, Bambang Wuryanto berani melakukan tindakan itu tampaknya bukan atas inisiatif sendiri.
Dia melihat ada indikasi, serangan tajam Bambang Wuryanto atas restu Puan Maharani.
Hal itu terlihat dengan adanya sindiran Puan terhadap Ganjar saat acara di Semarang.
Puan bilang pemimpin itu harus di lapangan, bukan di medsos.
"Puan Maharani juga berani melakukan itu tampaknya sudah ada restu dari ibunya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri."
"Tanpa restu Mega, tampaknya Puan tidak senekad itu."
"Kenapa begitu? Karena sentral di PDIP itu hanya Mega."
"Semua hal di PDIP bergantung pada Mega."
"Hitam kata Mega, akan hitamlah hingga ke bawah," ulasnya.
Dengan masih sentralistisnya PDIP, lanjut Jamiluddin, maka sulit dibayangkan ada kader yang berani menghujat kader lainnya tanpa ada restu dari sang ketua umum.
Karena itu, Bambang Wuryanto dan kemungkinan kader lainnya diperkirakan akan terus melakukan serangan kepada Ganjar.
Serangan itu diduga akan berhenti, apabila Ganjar menghentikan niatnya untuk nyapres pada 2024.
"Kalau Ganjar mundur, maka niat mengantarkan Puan untuk nyapres akan terbuka luas."
"Rencana tersebut tampaknya sudah disiapkan sejak lama."
"Karena itu, tidak boleh ada kader lain yang menjadi penghalang. Siapa pun penghalangnya, termasuk Ganjar, tentu akan dilucuti," tuturnya.
Di sisi lain, Jamiluddin menilai Ganjar sebaiknya mulai melirik perahu lain (partai politik) jika tetap ingin nyapres.
Namun, kata dia, perahu lain pun akan mau mengusung Ganjar kalau elektabilitasnya luar biasa tinggi, seperti yang pernah ditunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
"Namun kalau elektabilitas masih seperti saat ini, tentu partai politik lain masih berpikir untuk mengusung Ganjar."
"Sebab, dengan elektabilitas di bawah 20 persen, peluang menang pada pilpres masih kecil."
"Jadi, kalau elektabilitasnya tidak yakin mencapai 30 persen ke atas, sebaiknya Ganjar tetap bertahan di PDIP."
"Risikonya Ganjar harus mengubur keinginannya nyapres 2024," papar Jamiluddin.
Ganjar Langgar Etika
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto menjelaskan alasan tidak undangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam acara partai di Kantor DPD PDIP Jateng, Kota Semarang, Sabtu 22 Mei 2021.
Acara itu turut dihadiri Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani.
Menurut pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu, ada etika yang telah dilanggar oleh Ganjar.
Di mana ada keinginan Ganjar untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2024, yang hal itu dinilai terlalu ambisius.
Padahal, persoalan pencapresan merupakan ranah Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.
"Kunci politisi itu adalah memahami keinginan seseorang."
"Kalau itu sesuai dengan tata krama, fatsun etika."
"Tetapi ada wilayah yang kita mesti hati-hati."
"Kalau wilayah aku pengin jadi calon presiden itu wewenangnya Bu Ketum," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 25 Mei 2021.
Berita Terkait Lainnya Ada Di Sini
(*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Megawati yang Tentukan Ganjar Pranowo vs Puan Maharani untuk Capres 2024, Instingnya Dikenal Tajam