Bahaya, Masyarakat di Daerah Enggan Berobat ke Rumah Sakit Ternyata Takut Dicovidkan-19 Tim Medis

Bahaya, Masyarakat di Daerah Enggan Berobat Ke Rumah Sakit Ternyata Takut Dicovidkan-19 tim medis rumah sakit

Editor: Ferry Ndoen
Kompas.com/Amriza Nursatria Hutagalung
Ilustrasi pasien corona dijemput ambulans - Saat ini banyak orang enggan ke rumah sakit untuk memeriksakan gejala yang dirasakan atau membatalkan kontrol kesehatan rutinnya karena takut hal ini. 

Bahaya, Masyarakat di Daerah Enggan Berobat Ke Rumah Sakit Ternyata Takut Dicovidkan-19 tim medis rumah sakit

POS KUPANG.COM--- Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat saat ini dikhawatirkan akan stigma dicovidkan ketika berobat ke rumah sakit.

Akibatnya, banyak orang sekarang ini enggan ke rumah sakit untuk memeriksakan gejala yang dirasakan atau membatalkan kontrol kesehatan rutinnya karena takut bakal dicovidkan.

Hal ini terjadi hampir di setiap daerah, tak terkecuali di Majalengka.

Baca juga: Info Sport : Izin Liga 1 2021 Terbit, Striker Andalan Persib Bandung Malah Menunggu Hasil MRI

Menjawab keresahan warga ini, pihak rumah sakit khususnya RSUD Majalengka memberi penjelasan.

Dirut RSUD Majalengka, dr Erni Harleni mengatakan, sampai saat ini keilmuan manusia belum sepenuhnya mengetahui pola penyakit Covid-19.

Mulai cara penularan, omset, gejala, termasuk vaksin dan terapi obatnya.

"Hal ini dikarenakan, di era pandemi Covid-19, setiap orang yang hendak berkunjung ke rumah sakit diwajibkan untuk melakukan skrining suhu tubuh," ujar Erni kepada Tribun, Rabu (2/6/2021).

Kondisi seperti itu, jelas dia, membuat semua fasilitas pelayanan kesehatan saat ini mewajibkan pasien harus menjalani tes Covid-19.

Petugas rumah sakit juga mewajibkan pasien terbuka dan menerima dengan lapang dada setelah memang dinyatakan terpapar Covid-19.

Baca juga: 10 Juli Kick Off Liga 1 2021, Persib Bandung Target Juara, Ini Penegasan Komisaris PBB Umuh Muchtar

"Jadi, seharusnya pasien bukan memikirkan ini itu karena kita nggak bisa ubah kondisi tersebut. Tapi kita bisa atur bagaimana bisa membuat kondisi nyaman dan bahagia," ucapnya.

Apalagi, sambung dia, pasien membawa penyakit yang menyerupai demam berdarah.

Yang mana, salah satu diagnosa penyakit tersebut menyerupai kriteria terpapar Covid-19.

Baca juga: Info Sport Euro 2020 : Timnas Prancis Membututi Jerman dan Spanyol Merajai Piala Eropa 2020

Baca juga: Tiga Pemain Persib Bandung Masih Cedera Pasca Piala Menpora Termasuk Striker Andalan, Siapa Dia ?

"Begitu juga dengan pasien-pasien lain yang datang ke rumah sakit dengan gejala awal seperti, tipus, diare tapi saat pemeriksaan lanjutan ditemukan tanda-tanda Covid-19 maka harus diperlakukan sebagai pasien Covid-19 untuk pengobatannya," jelas dia.

Erni tak memungkiri stigma dicovidkan menjadi isu sangat sensitif.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved