Sambut Pilpres 2024 Azyumardi Azra Cemaskan Poros Islam Indonesia, Begini Kata Anis Matta: Itu Sulit
Meski momentum pemilihan presiden masih jauh, namun saat ini wacana tentang figur dan peluang pembentukan poros politik telah diwacanakan.
“Sekarang yang diperlukan adalah blending politik baru yang berbasis pada pendalaman pada arah baru bagi negara kita. Saya ingin menyebut ini sebagai arah sejarah baru. Kira-kira situasinya seperti situasi yang kita hadapi menjelang kemerdekaan, kita perlu satu kata yang menyatukan kita semuanya, seperti dulu namanya merdeka,” tegasnya.
“Yang kita perlukan sekarang ini adalah perjuangan semodel menjelang kita merdeka, dimana kita membutuhkan ide-ide yang genuine, ide-ide yang original yang menentukan peta jalan sejarah kita menuju satu titik yang sama pada waktu itu merdeka,” jelasnya.
Wacana pembentukan poros partai Islam mencuat saat pertemuan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Persatuan Pembangunan, pertengahan April lalu.
Sejumlah partai berhaluan Islam pun turut diajak bergabung. Jika mewujud, koalisi ini berpotensi menjadi poros kekuatan baru di tengah dominasi polarisasi politik yang ada saat ini.
Dalam pertemuan kedua partai, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa sepakat membangun kerja sama dalam peta lingkaran kekuatan politik partai.
Pertemuan keduanya direspons positif oleh Partai Bulan Bintang (PBB) yang menganggap hal ini merupakan momentum tepat untuk membangun kekuatan politik berbasis partai Islam menjelang konstelasi politik pada 2024.
Seturut dengan PBB, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun sama terbukanya menyambut baik adanya pembentukan poros partai Islam ini, bahkan partai berlambang 9 bintang dan bola dunia ini telah menyatakan kesiapannya untuk turut andil besar dalam mendukung pembentukan poros koalisi tersebut.
Di tengah dukungan yang menguat, Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai yang juga berbasis pada konstituen Islam justru bersikap sebaliknya. Partai yang kelahirannya dekat dengan pemilih di kalangan Muhammadiyah ini memandang poros koalisi partai Islam tak sejalan dengan semangat rekonsiliasi nasional yang saat ini terus digaungkan pascapolarisasi hebat yang terjadi pada Pemilu 2019.
PAN mengkhawatirkan hadirnya poros baru ini hanya akan memantik kembali isu SARA dan perpecahan di tengah masyarakat.
Berita Terkait Lainnya Ada Di Sini
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Azyumardi Azra: Poros Islam Sulit Terealisasi di 2024, ada 4 Alasannya