KRI Nanggala Tenggelam

Mengenal Internal Solitary Wave, Faktor Alam Terkait KRI Nanggala-402? Begini Penjelasan Ahli

Mengenal Internal Solitary Wave, Faktor Alam Terkait KRI Nanggala-402? Begini Penjelasan Ahli

Editor: Gordy Donofan
Tribunnews.com | Kompas.com/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Komandan KRI Nanggala 402, Letkol Laut (P) Heri Oktavian. 

"Gelombang internal sangat kuat dan berbahaya karena menyapu lapisan laut (dan berpotensi apa pun di dalamnya termasuk penyelam atau kapal selam) untuk jatuh ratusan meter hanya dalam beberapa menit," kata Alford dalam email ke NPR.

"Selat Lombok juga dikenal sebagai daerah dengan gelombang internal yang kuat," kata Alford, yang meneliti fenomena tersebut.

Meskipun dia belum pernah mendengar gelombang internal, menurutnya, tenggelamnya kapal selam karena gelombang soliter internal adalah skenario yang masuk akal.

Baca juga: Simak Kronologi Penemuan KRI Nanggala 402 & Ada di Kedalaman 838 Meter, Ini Penjelasan Panglima TNI

Jejak sejarah tentang gelombang soliter internal

Sebuah studi tahun 1966 oleh Angkatan Laut AS mencatat bahwa bagian dari gelombang internal amplitudo besar dapat membuat kontrol kedalaman kapal selam menjadi sulit, terutama ketika kapal selam berjalan dengan tenang dengan kecepatan rendah.

Laporan berjudul Internal Waves: Their Influence Upon Naval Operations mencatat, gelombang seperti internal solitary waves dapat menyebabkan tenggelamnya kapal selam yang tak terkendali.

"Dalam Perang Dunia II, kapal selam menghindari Selat Gibraltar karena terkenal memiliki gelombang bawah laut yang tidak biasa yang dianggap berbahaya," kata David Farmer, ahli kelautan fisik di Universitas Rhode Island, kepada USA Today pada 2014.

Pada puncak Perang Dingin pada tahun 1984, kapal selam Soviet yang tampaknya berjalan di bawah kapal tanker untuk menutupi jalan keluarnya dari Selat tiba-tiba menabrak lambung kapal tanker, menyebabkan kerusakan pada kedua kapal dan memaksa kapal selam itu ke permukaan.

Tabrakan tersebut diduga disebabkan oleh gelombang internal yang secara tak terduga mendorong kapal selam ke permukaan.

Maarten Buijsman, seorang ilmuwan kelautan di University of Southern Mississippi, setuju bahwa ada kemungkinan gelombang internal dapat menyebabkan tenggelamnya Nanggala.

Baca juga: KISAH Istri Serda Purwanto dan Miniatur Kapal Selam KRI Nanggala 402 Buatan Suami

"Beberapa gelombang internal dapat memiliki amplitudo yang besar dan mereka dapat menggantikan kapal selam," kata Buijsman.

"Gelombang dihasilkan di atas topografi curam karena permukaan pasang," imbuhnya kepada NPR.

"Di Laut China Selatan, amplitudo gelombang internal bisa sekitar 100 meter (330 kaki)."

Perkiraan ahli luar tentang KRI Nanggala-402

Dalam insiden KRI Nanggala-402, menurut para ahli apa yang terjadi mungkin kebalikan dari apa yang terjadi dengan kapal selam Soviet di Selat Gibraltar pada 1980-an.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved