Breaking News

Pasca Bencana Alam NTT

4.236 Unit Rumah di Kabupaten Kupang Rusak, Pemkab Ajukan Usulan Data Tahap I Kerusakan ke BNPB

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang siap mengajukan usulan kerusakan rumah sebagai dampak dari badai Seroja ke BNPB

Penulis: Edy Hayong | Editor: Ferry Ndoen
ISTIMEWA
Kondisi Kampung Nefo di Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang 

4.236 Unit Rumah di Kabupaten Kupang Rusak, Pemkab Ajukan Usulan Data Tahap I Kerusakan ke BNPB

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong

POS-KUPANG.COM I KUPANG---Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang siap mengajukan usulan kerusakan rumah sebagai dampak dari badai Seroja ke BNPB.

Untuk tahap pertama, usulan yang diajukan untuk mendapatkan perhatian dari BNPB sebanyak 4.236 unit rumah. Dalam tahap pemulihan ini, pemkab memprioritaskan sektor perumahan agar masyarakat bisa kembali menetap di rumahnya masing-masing dengan aman dan tenang.

Demikian dikatakan Ketua Posko Komando Bencana Siklon tropis Seroja Kabupaten Kupang Ir. Obet Laha dalam rilis yang dterima Pos-Kupang, Selasa (20/4).

Dikatakan Obet, untuk maksud tersebut  dari posko Tanggap Darurat telah merekap seluruh data kerusakan rumah. 

Data tersebut telah diserahkan ke Tim BNPB untuk diverifikasi. Hasil Verifikasi kerusakan rumah ini selanjutnya akan diuji publik melalui Pengumuman di kantor desa/Lurah selama 14 hari, sesuai arahan dalam surat edaran Kepala BNPB.

Ia menjelaskan untuk tahap pertama usulan bantuan Stimulan perbaikan rumah rusak sebanyak 4.236 unit dengan rincian kategori rusak berat sebanyak 1.065 unit, rusak sedang 704 unit, rusak ringan sebanyak 2.467 unit.

“Sedangkan data kerusakan rumah yang belum kita serahkan untuk diverifikasi oleh Tim BNPB sebanyak 3.027 unit. Data ini akan kita serahkan bersamaan dengan usulan bantuan stimulan perbaikan rumah tahap II," jelas Obet.

Dalam verifikasi kerusakan rumah tentu banyak data yang tidak bisa diakomodir karena berbagai hal teknis seperti NIK dan Nomor KK yang ganda.

Oleh karena itu Masa Tanggap darurat yang seharusnya berakhir pada Senin (19/4) namun diperpanjang karena pemerintah Kabupaten Kupang merasa masih ada hal yang belum diselesaikan.

“Berdasarkan data lapangan Pemerintah Kabupaten Kupang akan memperpanjang masa tanggap darurat selama 7 hari sampai tanggal 27 April 2021," tegasnya.

Ia berharap melalui perpanjangan ini seluruh masyarakat terdampak bencana bisa mendapat bantuan darurat yang akan disalurkan.

“Jika saat ini masih ada masyarakat yang terdampak belum tersentuh bantuan maka melalui kesempatan ini kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Semua kelemahan yang terjadi akan kita perbaiki selama masa perpanjangan darurat bencana ini”, imbuhnya.

Baca juga: 150 Kepala Keluarga di Wilayah Kabupaten Alor Masih Mengungsi Pasca Bencana Siklon Seroja, Kondisi 

Foto bersama, Kapolda NTT dengan Tim BNPB, Kamis (15/4).
Foto bersama, Kapolda NTT dengan Tim BNPB, Kamis (15/4). (POS-KUPANG.COM/RAY REBON Foto kiriman Humas Polda NTT.)

Ia melaporkan, jumlah masyarakat yang terdampak bencana akibat Siklon Tropis Seroja di Kabupaten kupang berjumlah 15.710 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 46.704 jiwa. 

Korban jiwa sebanyak 15 orang, dengan rincian 12 meninggal dan 3 orang dinyatakan hilang. 

Data lapangan yang masuk ke Posko Kabupaten Kupang sebanyak 26 orang mengalami luka-luka, dan sampai saat ini masih ada satu korban luka yang masih dirawat di RSUD SoE.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan helikopter untuk mendistribusikan logistik bantuan ke desa-desa terdampak bencana di wilayah terpencil di Kabupaten Lembata. Sudah hampir seminggu, misi kemanusiaan ini dilakukan guna membantu korban bencana dan longsor mendapatkan logistik yang cukup.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan helikopter untuk mendistribusikan logistik bantuan ke desa-desa terdampak bencana di wilayah terpencil di Kabupaten Lembata. Sudah hampir seminggu, misi kemanusiaan ini dilakukan guna membantu korban bencana dan longsor mendapatkan logistik yang cukup. (POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO)

“Kita juga dapat menyampaikan bahwa sampai saat ini masih terdapat 335 KK yang belum kembali ke rumahnya dan ditampung di kantor desa/gereja dan fasilitas umum lainnya yang dianggap layak ditempati," kata Obet.

Dirinya berharap  secepatnya para Pengungsi dapat dikembalikan ke rumahnya atau di rumah keluarga masing-masing. Dengan fasilitas BNPB diharapkan akses untuk dana tunggu Hunian sebesar 500.000/KK/bulan dapat diakses untuk mengurangi dampak dari korban bencana yang rumahnya hanyut atau hilang maupun rumahnya dikategorikan rusak berat.

Menurut dia, Pemerintah telah mempersiapkan skenario penanganan transisi dari kondisi darurat bencana menuju pasca bencana.

Pemerintah telah menetapkan keputusan tentang rencana pemulihan dini dan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

“Kelengkapan Administrasi telah kita siapkan dan harapannya usulan bupati Kupang kepada BNPB akan kita ajukan dalam waktu yang tidak terlalu lama," kata Obet.

Sedangkan untuk rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dia berharap, data seluruh kerusakan sarana prasarana publik dan kerugian materi bisa diselesaikan sampai dengan minggu ini agar usulan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana bisa disampaikan paling lambat minggu depan.

Direktorat Polair Polda NTT gandeng Biddokkes Polda NTT dan BNPB (Badan Nasional Penannggulangan Bencana) Pusat mendistribusikan bantuan kemanusian kepada masyarakat pesisir di pulau kera Kabupaten Kupang NTT, Kamis (15/4/2021).
Direktorat Polair Polda NTT gandeng Biddokkes Polda NTT dan BNPB (Badan Nasional Penannggulangan Bencana) Pusat mendistribusikan bantuan kemanusian kepada masyarakat pesisir di pulau kera Kabupaten Kupang NTT, Kamis (15/4/2021). (foto kiriman Humas Polda NTT)

Ia menjelaskan, kejadian pergeseran tanah masih terjadi di Batuna Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat dan Desa Oesena Kecamatan Amarasi. 

Masyarakat yang bermukim di lokasi-lokasi tersebut diimbau agar selalu proaktif dan waspada menyampaikan informasi kepada Kepala Desa setempat untuk diteruskan ke Posko Kabupaten Kupang.

Ia menyampaikan terimaksih tak terhingga kepada semua pihak yang telah dengan tulus dan iklas memberikan bantuannya.

“Jika sampai saat ini masih ada masukan dari berbagai pihak yang merasa belum puas dengan pelayanan kami dalam masa tanggap darurat ini sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf. Informasi dan masukan tersebut bisa dikonfirmasi ke kami untuk memperoleh penjelasan memadai terkait distribusi bantuan dan pelayanan lainnya," pungkas Obet.(*)

Foto T.19 di Desa Tunfeu, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang yang roboh akibat badai siklon tropis seroja. Foto diambil pada Rabu (7/4/2021) sore.
Foto T.19 di Desa Tunfeu, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang yang roboh akibat badai siklon tropis seroja. Foto diambil pada Rabu (7/4/2021) sore. (POS-KUPANG.COM/Intan Nuka)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved