Ramadan 2021
Sholat Tahajud setelah Tarawih dan Witir, bolehkah? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Tahajud Setelah Tarawih dan Witir, Bolehkah? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Tahajud Setelah Tarawih dan Witir, Bolehkah? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad
POS-KUPANG.COM -Tahajud setelah Tarawih dan Witir, Bolehkah? Simak penjelasan Ustaz Abdul Somad
Pelaksanaan Sholat Witir setelah Sholat Tarawih di Bulan suci Ramadan menimbulkan pertanyaan, bagaimana dengan Sholat Tahajud?
Apakah boleh Sholat Tahajud setelah Sholat Tarawih dan Witir.
Sementara Sholat Witir merupakan sholat penutup seluruh sholat sunnah di malam hari.
Menjawab pertanyaan tersebut, Ustaz Abdul Somad memberikan penjelasan secara detail.
Baca juga: Niat & Doa setelah Sholat Tahajud, Dilengkapi Tata Cara dan Bacaan Zikir serta Keutamaannya
Baca juga: Bagaimana Hukumnya Sholat Witir di Bulan Ramadan Dilaksanakann Sebelum Sholat Tahajud? SIMAK
Berikut penjelasan selengkapnya.
Banyak umat Muslim yang membutuhkan penjelasan, apakah boleh menjalankan shalat tahajud setelah melakukan shalat witir?
Mereka ingin tetap memaksimalkan ibadah diakhir malam, setelah pada awal malam melaksanakan shalat tarawih dan witir secara berjamaah.
Padahal berdasarkan hadis dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda:
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan shalat witir.” (HR. Bukhari 998 dan Muslim 749).
Berdasarkan penjelasan Ustadz Abdul Somad, umat islam masih boleh melaksanakan salat tahajud setelah sebelum tidur melaksanakan salat witir.
Jika diberi kesehatan Allah, kesempatan bangun boleh Sholat Tahajud.
Namun jangan salat witir lagi.
"Salat witir kan ganjil (3), nanti kalau salat witir lagi (3) jadinya genap (6)," ungkap ustadz Abdul Somad.
Mengutip dari Tribunsolo.com dengan judul Bolehkah Mengerjakan Sholat Tahajud setelah Salat Witir? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad Ini!, apa dalil yang memperbolehkan kita salat lagi setelah melaksanakan witir?
1. Hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika beliau menceritakan shalat malamnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثم يقوم فيصلي التاسعة , ثم يقعد فيذكر الله ويمجده ويدعوه, ثم يسلم تسليماً يسمعنا , ثم يصلي ركعتين بعد ما يسلم وهو قاعد
“Kemudian beliau bangun untuk melaksanakan rakaat kesembilan, hingga beliau dudu tasyahud, beliau memuji Allah dan berdoa. Lalu beliau salam agak keras, hingga kami mendengarnya. Kemudian beliau shalat dua rakaat sambil duduk.” (HR. Muslim 746).
2. Hadis dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau pernah melakukan safar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bersabda,
Baca juga: Kapan Waktu Sholat Tahajud di Bulan Ramadan? Niat dan Tata Cara Lengkap Sholat Tahajud
Baca juga: Panduan Lengkap Sholat Tahajud, Bacaan Niat dan Doa Setelah Sholat Tahajud, Serta Keutamaannya
إِنَّ هَذَا السَّفَرَ جُهْدٌ وَثُقْلٌ، فَإِذَا أَوْتَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ وَإِلَّا كَانَتَا لَهُ
“Sesungguhnya safar ini sangat berat dan melelahkan. Apabila kalian telah witir, kerjakanlah shalat 2 rakaat. Jika malam harinya dia bisa bangun, (kerjakan tahajud), jika tidak bangun, dua rakaat itu menjadi pahala shalat malam baginya.” (HR. Ibnu Hibban 2577, Ibnu Khuzaimah 1106, Ad-Darimi 1635, dan dinilai shahih oleh Al-‘Adzami).
Amalan Harian Pendulang Pahala & Ampunan Selama Ramadhan 2021
Berikut 5 amalan untuk memperbanyak pahala di bulan Ramadhan:
Membaca Alquran di bulan Ramadhan akan mendapat pahala berlipat ganda di banding bulan lainnya.
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan.
Dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.
Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf; trtapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf," (HR. Timidzi).
2. Mendekatkan Diri atau Itikaf
Selama bulan Ramadhan, umat muslim dianjurkan mendekatkan diri kepada Allah.
Waktu untuk beritikaf yang utama adalah 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
3. Bersedekah
Memperbanyak sedekah juga bisa menambah pahala di bulan Ramadhan.
Menurut hadist riwayat Bukhori, "Rasulullah SAW merupakan orang yang paling dermawan di antara manusia lainnya, beliau semakin dermawan saat berada di bulan ramadhan."
Sedekah di bulan Ramadhan bisa dilakukan dengan cara memberikan makanan buka puasa untuk orang-orang yang berpuasa.
4. Berdzikir
Berdzikir juga meripakan amalan yang bisa menambah pahala saat puasa Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah waktu yang mulia seperti dikutip dari Tribunjateng.com dengan judul Amalan-amalan yang Memperbanyak Pahala di Bulan Ramadhan 2021.
Sebaiknya waktu tersebut digunakan untuk berdzikir dan berdoa.
Berdzikir bisa menenangkan hati.
Dalam Alquran surat Ar-Radu' ayat 28 dijelaskan:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan berdzikir. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram."
5. Sholat Tarawih
Sholat tarawih merupakan ibadah sunnah yang hanya dikerjakan selama bulan Ramadhan.
Ibadah ini juga memberikan pahala berlipat ganda bagi yang mengerjakannya.
Bolehkah Keramas Siang Hari di Bulan Ramadhan 1442 H Tahun 2021?
Menjaga kebersihan tubuh merupakan suatu keharusan bagi seluruh umat Muslim.
Meski begitu, saat di bulan Ramadhan, kita harus memperhatikan bagaimana cara membersihkan badan atau mandi saat siang hari.
Mulai dari gosok gigi hingga keramas masih menimbulkan pertanyaan terkait aturan boleh tidaknya hal tersebut dilakukan.
Bahkan berdasarkan pendapat beberapa golongan, saat berpuasa tidak diperbolehkan untuk keramas atau mencuci rambut karena dikhawatirkan dapat membatalkan puasa.
Benarkah pendapat tersebut?
Dilansir TribunPalu.com dari dalamislam.com, berikut penjelasan mengenai hukum berkeramas di siang hari.
Sebagian orang beranggapan bahwa kita seharusnya menghindari atau menjauhi hal yang dapat mengurangi pahala puasa atau sahnya puasa seperti berkeramas saat berpuasa.
Meski demikian, pendapat tersebut masih bisa dibantah karena tidak ada dalil yang jelas yang melarang seseorang untuk berkeramas saat puasa.
Hal tersebut tidak akan membatalkan puasa, jika dilakukan dengan cara dan ketentuan yang sesuai syariat Islam.
Oleh karena itu, keramas diperbolehkan untuk dilakukan atau memiliki hukum mubah.
Beberapa dalil yang mendukung pernyataan hukum keramas saat puasa tersebut adalah sebagai berikut
1. Rasulullah menyiramkan air ke kepalanya saat berpuasa
لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعَرْجِ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ الْمَاءَ، وَهُوَ صَائِمٌ مِنَ الْعَطَشِ، أَوْ مِنَ الْحَرِ
“Sungguh aku menyaksikan Rasulullah Shallallhu ‘Alayhi wa Salam di ‘Araj menyiramkan air keatas kepalanya sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa, karena dahaga dan panasnya cuaca” (HR. Abu Daud, Ahmad dan Al-Baihaqi)
Hadis tersebut dengan jelas menggambarkan bahwa Rasulullah SAW sendiri mandi saat siang hari dan mendinginkan kepalanya dengan menyiramkan air.
2. Rasulullah mandi junub ketika waktu subuh
وكان ابْنُ عُمَرَ -رضى الله عنهما- بَلَّ ثَوْبًا ، فَأَلْقَاهُ عَلَيْهِ، وَهُوَ صَائِمٌ
Ibn Umar radliallahu ‘anhuma pernah membasahi pakaiannya dan beliau letakkan di atas kepalanya ketika sedang puasa.
Diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Ibnu Umar meletakkan kain basah dikepalanya saat berpuasa dengan tujuan untuk mendinginkan kepalanya panas.
Mendinginkan kepala seperti ini disamakan dengan menyiramnya dengan air atau mandi.
3. Pendapat Imam Al-‘Imrani dalam kitab Al Bayan
Dalam kitab Al bayan Imam Al Imrani berpendapat bahwa orang yang berpuasa boleh menyiramkan air diatas kepalanya, berendam serta menyelam dalam air selama air tersebut tidak masuk dalam kerongkongannya.
Hal tersebut juga berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA yang menyebutkan bahwa Rasulullah melakukan mandi junub saat subuh dan melanjutkan berpuasa sebagaimana biasanya.
Berdasarkan dalil-dalil tersebut maka hukum keramas saat puasa adalah dibolehkan atau mubah seperti dikutip dari Bagaimana Hukum Keramas di Siang Hari saat Ramadhan? Ini Cara yang Benar agar tak Membatalkan Puasa.
Seseorang bisa keramas saat pagi hari atau siang hari namun tentunya dengan memperhatikan ketentuannya.
Adapun sebagai umat Muslim tidak diperbolehkan untuk melarang sesuatu yang menurut hukum Islam diperbolehkan dan sebaliknya tidak boleh membolehkan perkara yang dilarang dalam agama.
Tata Cara Keramas Saat Puasa
1. Berkeramas bisa dilakukan kapan saja saat berpuasa namun lakukan hal tersebut dengan hati-hati dan pelan-pelan agar tidak ada air yang masuk ke mulut atau lubang tubuh lainnya.
2. Jika tetap ragu untuk melakukan keramas saat puasa ada baiknya untuk menunda waktu keramas hingga waktu buka puasa tiba atau setelah malam.
3. Jika perlu mandi dan berkeramaslah di antara waktu shalat maghrib dan shalat isya dan sebelum melakukan shalat tarawih.
4. Saat berkeramas terutama di siang hari sebaiknya hindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan jangan dengan sengaja memasukkan air lewat mulut atau lubang tubuh lainnya karena hal tersebut dapat membatalkan puasanya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Bolehkah Kita Mengerjakan Salat Tahajud Setelah Witir? Berikut Penjelasan Lengkap Ustaz Abdul Somad