Akibat Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Ngada Tahun 2020 Turun 0,04 Persen

Bupati Ngada, Paru Andreas lalu mengatakan, dampak negatif pandemi covid-19 memang terasa di seluruh perekonomian dunia, termasuk di Indonesia dan pro

Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM/THOMAS MBENU NULANGI
Bupati Ngada, Paru Andreas saat menyampaikan LKPJ di ruang sidang paripurna DPRD Kabupaten Ngada, Senin 12 April 2021.   

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | BAJAWA-Bupati Ngada, Paru Andreas lalu mengatakan, dampak negatif pandemi covid-19 memang terasa di seluruh perekonomian dunia, termasuk di Indonesia dan provinsi NTT pada umumnya dan di Kabupaten Ngada khususnya.

Mantan perwira polisi itu menjelaskan, dampak negatif pandemi covid-19 menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nagekeo mengalami penurunan yang signifikan.

"Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngada tahun 2020 menurun sangat signifikan sebesar 0,04 persen dari 5,02 persen pada tahun 2019, kata Andreas saat membacakan LKPJ di ruang sidang paripurna beberapa waktu yang lalu.

Andreas menjelaskan, di tingkat provinsi NTT dan ditingkat nasional juga mengalami pertumbuhan yang negatif yaitu NTT -0,83 persen dan nasional -2,07 persen. Meskipun demikian, secara absolut PDRB Ngada tetap mengalami peningkatan.

"Dari 2,30 triliun tahun 2019, menjadi 2,31 triliun pada tahun 2020," jelasnya.

Terkait dengan komposisi perekonomian di Ngada, jelas Andreas, masih di dominasi oleh sektor pertanian sebesar 34,28 persen, menyusul administrasi pemerintahan 20,69 persen, dan konstruksi 12,15 persen, serta perdagangan besar dan eceran 7,59 persen, sedangkan sektor lain-lain masih bergerak dibawah 6 persen bagi aktifitas perekonomian di Kabupaten Ngada.

Menurutnya, pertumbuhan maupun perubahan struktur ekonomi Ngada disebabkan lebih banyak digerakan dari sisi permintaan. Dari sisi permintaan akhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngada didominasi oleh pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang menyumbang lebih dari separuh total PDRB 62,68 persen diikuti oleh komponen impor sebagai faktor pengurang sebesar 30,82 persen, dan pengeluaran untuk pembentukan modal tetap bruto sebesar 26,57 persen.

Sementara komponen ekspor, perubahan inventori, dan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) memiliki kontribusi masing-masing 7,89 persen, 3,55 persen, dan 3,08 persen. (mm)

Baca juga: Beri layanan Trauma Healing, Pramuka NTT Gandeng DPPPA Provinsi NTT

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved