Kapal Perang Sudah Saling Berhadapan di Laut Hitam, Rusia: Amerika Serikat adalah Musuh Kami!
Dua kekiatan dunia kini sudah saling berhadapan di Laut Hitam yaitu dua kapal perang berpeluru kendali dan 10 kapal perang Rusia
POS KUPANG.COM -- Dua kekiatan dunia kini sudah saling berhadapan di Laut Hitam yaitu dua kapal perang berpeluru kendali dan 10 kapal perang Rusia
Pihak Rusia bahkan mulai memaksa kapal perang Amerika keluar dari kawasan itu dan menyebut Amerika adalah musuh negeri bekas Uni Soviat itu
Rusia pada Selasa (13 April) menyebut Amerika Serikat sebagai musuh dan meminta kapal perang AS untuk menjauh dari Krimea "demi kebaikan mereka sendiri".
Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan dua kapal perang AS akan tiba di Laut Hitam pekan ini, di tengah peningkatan pertempuran di Timur Ukraina
Baca juga: Perang Dunia III Berpotensi Mulai dari Laut Hitam, Dua Kapal Perang AS Bakal Hadapi 10 Kapal Rusia
Baca juga: LAUT Hitam Bakal Jadi Medan Tempur Kapal Perang, AS Kirim 2 Kapal Perusak Hadapi 10 Kapal Perang
Baca juga: Negara-negara Eropa Cemas, Rusia Tempatkan Rudal Balistik di Perbatasan Ukraina, Bakal Perang Besar?
Pasukan Ukraina memerangi separatis yang mendapat dukungan Rusia dalam konflik di wilayah Timur negara mereka, yang menurut Kyiv telah menewaskan 14.000 orang.
"Amerika Serikat adalah musuh kami dan melakukan segala yang bisa mereka lakukan untuk merusak posisi Rusia di panggung dunia," kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov , seperti dikutip oleh kantor berita Rusia dan dilansir Reuters.
“Kami tidak melihat elemen lain dalam pendekatan mereka. Itu adalah kesimpulan kami,” ujarnya.
“Kami memperingatkan Amerika Serikat, akan lebih baik bagi mereka untuk menjauh dari Krimea dan pantai Laut Hitam kami. Itu untuk kebaikan mereka sendiri,” tegas dia.
Tantangan serius bagi Rusia
Barat membunyikan alarm atas apa yang mereka katakan sebagai penumpukan besar pasukan Rusia di dekat perbatasan Timur Ukraina dan di Krimea.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Selasa meminta Rusia untuk menarik pasukannya.
Rusia mengatakan, pihaknya menggerakkan pasukan sesuai keinginannya, termasuk untuk tujuan pertahanan, dan secara teratur menuduh NATO mengacaukan Eropa dengan memindahkan infrastruktur militernya lebih dekat ke perbatasan negeri beruang merah.
Dukungan militer AS untuk Ukraina, menurut Ryabkov, merupakan tantangan serius bagi Rusia. Ia pun menuduh Amerika Serikat dan NATO mengubah Ukraina menjadi "tong mesiu" dengan meningkatkan pasokan senjata.
Washington menyebutkan, Ukraina membutuhkan tentara yang kuat untuk mempertahankan diri dari potensi agresi Rusia.
"Setiap ancaman bagi kami hanya menegaskan keyakinan kami bahwa jalur kami adalah yang benar," kata Ryabkov.
Dia pun memperingatkan kapal perang AS di Laut Hitam untuk menjaga jarak, mengingat apa yang ia katakan adalah risiko tinggi dari insiden yang tidak diharapkan.