Eko Kuntadhi Soroti FPI, Dulu Ormas Sweeping, Sekarang Jadi Organisasi Teroris Terbesar di Indonesia

Eko Kunthadi, seorang pegiat media sosial, memberikan sorotan tajam terhadap organisasi masyarakat (ormas) FPI yang telah dibubarkan pemerintah.

Editor: Frans Krowin
Warta Kota.com
Eko Kundtadhi 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Eko Kunthadi, seorang Pegiat Media Sosial, memberikan sorotan tajam terhadap organisasi masyarakat (ormas) FPI yang telah dibubarkan pemerintah.

Meski ormas tersebut telah dilarang di Indonesia, tetapi 'ajarannya' justeru semakin menyata di Tanah Air. 

Kalau dulu FPI itu sebagai ormas yang sibuk melakukan sweeping. Tetapi sekarang, perannya yang terbina sejak lama, telah menjadikan FPI sebagai ormas teroris terbesar di Indonesia. 

Pernyataan Eko Kuntadhi tersebut, tentunya mengejutkan publik yang berada di negeri rayuan pulau kelapa ini.

Ako Kunthadi lantas menghubungkan sejumlah aksi teroris yang terjadi belakangan ini dengan ormas yang telah dibubarkan oleh pemerintah itu.

Dalam channel Youtube Cokro TV, Eko Kuntadhi awalnya membahas terkait aksi teror berupa bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu 28 Maret 2021 dan aksi teror di Mabes Polri Jakarta.

"Kenyataannya, baik  yang  di Makassar maupun di Jakarta, mereka telah mati konyol menurut saya," ujar Eko melalu video berjudul' Eko Kuntadhi: FPI MENJELMA JADI ORGANISASI T3R0R' yang dilihat pada Jumat 2 April 2021.

Eko Kunthadi menganalisa tentang keterkaitan terduga teroris itu dengan organisasi teroris internasional lainnya, yakni ISIS.

Merurutnya, dari pola gerakan dan teror yang dilakukan, para pelaku lebih berafiliasi kepada organisasi Islamic State ketimbang Al Qaedah.

"Kalau melihat gerakannya, kedua pelaku di Makassar dan di Mabes Polri mereka berafilisasi ke ISIS. Cirinya mudah, teror mereka dilakukan secara serampangan, cuma modal nekat dan melibatkan perempuan."

Sementara teror gaya Al Qaedah biasanya dilakukan dengan perencanaan secara matang dan bisa menyebabkan korban jiwa yang jauh lebih besar.

Untuk melakukannya juga butuh dana yang besar, dilakukan kelompok besar dan terstruktur. Contohnya Bom Bali dan bom JW Marriot," terangnya.

Eko kemudian membahas soal sikap Habib Rizieq Shihab dalam menghadapi persidangan online yang digelar Pengadilan Negeri jakarta Timur belakangan ini.

Seperti diketahui, Muhammad Habib Rizieq dan pengacaranya sempat menolak sidang dilakukan secara daring.

Bahkan, Habib Rizieq memilih bungkam dan walk out dari persidangan yang sempat digelar secara online tersebut.

Eko menilai, sikap penolakan habib Rizieq di pengadilan tersebut menjadi semacam seruan kepada pengikutnya untuk melakukan aksi.

"Dengan berulah aneh-aneh, Rizieq seperti memanggil kelompok bar-bar yang memang ada di Indonesia untuk melancarkan serangan."

Menegangkan, detik-detik terduga teroris serang Mabes Polri, sempat mondar-mandir dan acungkan senjata
Menegangkan, detik-detik terduga teroris serang Mabes Polri, sempat mondar-mandir dan acungkan senjata (Kompas TV)

Tentu saja prediksi saya belum tentu benar apakah benar ada kaitannya. Tapi kenyataannya kita mendapatkan dua aksi teror yang waktunya berdekatan, di Makassar dan Mabes Polri," jelasnya.

Dia lalu menyinggung soal penangkapan beberapa orang terduga jaringan teroris dimana polisi menyita sejumlah atribut berbau FPI dalam penangkapan yang dilakukan itu. Bahkan ada pula buku yang ditulis oleh Rizieq Shihab.

"Sehabis kejadian di Makassar kemarin, polisi menangkap para pengikut Rizieq, mereka adalah pengurus FPI yang yang hendak menyiapkan serangan secara besar-besaran, mereka telah mempersiapkan diri cukup lama," kata dia.

"Mereka ditangkap di Bekasi dan Condet. Ketika ditangkap, disita juga bom-bom yang telah dirakit atau bahan-bahan kimia untuk merakit bom. Bahkan, di Bekasi, polisi terpaksa meledakkannya," imbuh Eko.

Eko menambakan, orang-orang yang patut diduga berafiliasi dengan FPI itu telah menyerukan kepada anggota FPI di seluruh Indonesia untuk mempersiapkan diri.

"Bukan hanya itu, pengurus FPI itu juga mengintruksikan kepada sleuruh jaringan FPI di Indonesia untuk mempersiapkan takjil secara serentak."

"Takjil yang dimaksud adalah menyiapkan alat-alat untuk mempersiapkan serangan seperti bom, alat peledak maupun sejata."

"Apakah kejadian di Makassar merupakan penyambutan dari seruan itu? Saya tidak tahu. Yang pasti polisi masih mendalami. Tapi satu hal yang pasti, adalah pelaku pria di Makassar adalah aktivis FPI," jelasnya.

Dari sejumlah rangkaian peristiwa yang dijelaskannya dalam video itu, Eko menilai, sepertinya sekarang, FPI telah bermetamorfosis dari sekadar organiasi radikal yang hobi sweeping, kini menjelma seperti organisasi teroris seperti JAD dan JIT. Jadi organisasi teroris terbesar di Indonesia.

"Bedanya, kalau JAD dan JIT adalah organisasi bawah tanah. Kalau FPI, dulunya ormas terbuka,  keanggotaannya banyak, strukturnya sampai tingkat daerah."

"Jika mereka sekarang sudah melangkah lebih jauh dengan jalan kekerasan, mereka melangkah dari ormas radikal menjadi organisasi yang merencanakan teror, ini adalah PR serius bagi bangsa ini, PR serius bagi aparat keamanan, PR serius bagi kita semua."

"Kita harus lebih waspada menghadapi mereka. Karena barangkali anggota-anggotanya pernah kita kenal dan potensi orang yang terpapar jadi anggota teroris jauh lebih banyak," tandas Eko.

Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA), 212 Haikal Hassan menanggapi pernyataan Koordinator Jakarta Bergerak, Sisca Rumandor.
Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA), 212 Haikal Hassan menanggapi pernyataan Koordinator Jakarta Bergerak, Sisca Rumandor. ((Channel Youtube Talk Show tvOne))

Ustaz Haikal Sebut Tidak Ada Konsep Bunuh Diri Dalam Islam

Ustaz Haikal Hassan Baras alias Babe Haikal menyoroti sejumlah aksi yang dilakukan terduga teroris di beberapa lokasi belakangan ini.

Seperti diketahui, usai aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Densus 88 menangkap beberapa terduga teroris di sejumlah lokasi, termasuk di Jakarta dan Bekasi.

Sesudahnya, muncul sosok perempuan bercadar yang disebut melakukan penyerangan ke Markas Besar Kepolisian RI.

Perempuan itu kemudian tewas saat dilumpuhkan polisi di lokasi tersebut.

Babe Haikal menyebut, sejatinya tidak ada konsep bunuh diri dalam agama Islam.

"Tidak ada konsep bunuh diri dalam Islam. Hanya orang gila, jahat yang membodohi orang awam dengan iming-iming surga," tulis Babe Haikal di Twitter pribadinya, Jumat (2/4/2021).

Babe Haikal menyebut, apabila kepastian masuk surga apabila membunuh orang yang tidak bersalah dengan cara bunuh diri itu benar, mengapa sang pendoktrin tidak melakukan aksinya sendiri.

"Mengapa tidak dirinya saja kalau hal itu benar? Dalam Islam, menghilangkan 1 nyawa sama dengan membunuh seluruh manusia. Dan barang siapa menyelamatkan 1 nyawa, maka sama dengan menyelamatkan seluruh nyawa manusia," ungkapnya.

(*)
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved