Umat Diimbau Tidak Bawa Tas-Ransel Selama Perayaan Misa Tri Hari Suci diParoki St Gregorius Borong
Perayaan misa Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Kudus dan Minggu Paskah di Paroki St Gregorius Borong akan diperketat pengamanan, pasca terjadinya peris
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM | RUTENG----Perayaan misa Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Kudus dan Minggu Paskah di Paroki St Gregorius Borong akan diperketat pengamanan, pasca terjadinya peristiwa ledakan bom bunuh diri di depan gereja katedral Makasar, Minggu (31/3/2021).
Pastor Paroki St Gregorius Borong, Romo Aleksius Saridin Hiro, Pr, kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (31/3/2021) mengatakan, pihaknya akan memperketat pengamanan selama perayaan Tri hari Suci dan Minggu Paskah, pasca terjadinya peristiwa yang memiluhkan ledakan bom bunuh diri di depan gereja katedral Makasar itu.
Karena itu, kata Romo Aleksius, pihaknya melibatkan aparat keamanan dari Polres Manggarai Timur, TNI, OMK, dan Remaja Mesjid. Selain itu, juga untuk menghindari tidak terjadi hal-hal yang tidak inginkan umat juga diimbau untuk tidak membawa tas atau ransel ke gereja selama misa Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Kudus dan Minggu Paskah.
Terkait larangan ini kata Romo Aleksius sudah ada keputusan bersama setelah peristiwa bom bunuh diri di depan gereja di Makasar. Pihaknya akan mengimbau masyarakat untuk tidak membawa tas atau ransel saat ke gereja menginkuti misa.
"terkait imbauan ini kami sampaikan lewat WA, sms saja dulu ke umat. Besok baru diumumkan langsung kepada umat dalam misa,"kata Romo Aleksius.
Selain itu, pada perayaan misa tri hari suci ini juga paroki St Gregorius Borong menerapkan protokol kesehatan secara ketat sehingga mencegah terjadinya penularan Covid-19 terhadap umat.
Karena itu, kata Romo Aleksius, untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan umat, pihaknya memperbanyak jumlah misa dimana dilakukan 2 kali misa dalam satu perayaan Ekaristi. Selain itu, umat juga wajib memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Pihaknya sudah menyiapkan jarak duduk antara umat minimal 1 meter. Selain itu pihaknya juga menyiapkan masker, jika umat tidak memiliki masker dibagikan masker.
Dikatan Rm Aleksius, umat juga sebelum masuk ke dalam gereja wajib diukur suhu tubuh. Jika suhu tubuh melebihi batas normal, maka tidak diperkenankan untuk mengikuti misa. (*)
