Penanganan Covid di NTT

Hingga Maret 2021, 21 Pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Mabar Meninggal Dunia

Angka kematian pasien positif Covid-19 di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), hingga Maret 2021 sebanyak 21 orang.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
istimewa
Emilia Jenina (36) saat berada di RS Siloam Labuan Bajo, Minggu (21/3/2021). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Angka kematian pasien positif Covid-19 di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), hingga Maret 2021 sebanyak 21 orang.

Terbaru, seorang pasien rujukan dari Puskesmas Orong, Albertus Jengambut (35) meninggal di RS Siloam Labuan Bajo pada Sabtu (20/3/2021) malam.

Sementara itu, update Covid-19 Mabar hingga Senin (22/3/2021), terdapat sebanyak 3 kasus positif Covid-19.

Dengan demikian, jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Mabar secara keseluruhan mencapai sebanyak 673 kasus.

Namun demikian, dari ratusan kasus positif tersebut, sebanyak 532 pasien dinyatakan sembuh.

Sementara itu, masih terdapat sebanyak 120 pasien positif Covid-19 yang masih menjalani isolasi di berbagai tempat.

Isolasi dilakukan di RSUD Komodo Labuan Bajo sebanyak 4 orang pasien, 4 pasien di RS Siloam Labuan Bajo, dan isolasi mandiri sebanyak 111 pasien.

Sebelumnya, angka kematian pasien positif Covid-19 di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) bertambah, Senin (22/3/2021).

Terbaru, seorang pasien rujukan dari Puskesmas Orong, Albertus Jengambut (35) meninggal di RS Siloam Labuan Bajo pada Sabtu (20/3/2021) malam.

Keluarga pasien sempat ingin membawa jenazah pasien yang sebelumnya didiagnosa menderita Hepatitis tersebut.

Pihak keluarga bahkan menyewa satu unit truk dan memarkirkannya di depan pintu jenazah rumah sakit pada Minggu (21/3/2021) malam.

Ketegangan sempat terjadi, saat keluarga pasien ingin mendapatkan hasil Tes Cepat Molekuler (TCM) dari RSUD Komodo Labuan Bajo.

Sempat terjadi adu mulut antara pihak keluarga dengan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat Kabupaten Mabar.

Pihak keluarga menyayangkan tindakan tim gugus tugas yang terkesan lamban dalam penanganan jenazah.

Pasalnya, sejak meninggal pada Sabtu (20/3/2021) pukul 20.18 Wita.

Namun demikian, hingga Minggu (21/3/2021) malam, jenazah pasien masih berada di RS Siloam.

Hadir juga dalam kesempatan itu Sekda Mabar, Hans Odo dan Kadis Kesehatan Kabupaten Mabar, Paulus Mami.

Pihak kepolisian dari Polres Mabar pun menjaga ketat di area rumah sakit.

Walaupun surat keterangan hasil TCM terhadap pasien Albertus Jengambut telah ditunjukkan Sekda Mabar, Hans Odo, namun pihak keluarga ingin menerima hasil resmi dari pihak rumah sakit dan bukan sekedar surat keterangan.

Ketegangan berakhir setelah pertemuan terbatas antara perwakilan keluarga dan tim gugus tugas di dalam ruangan di dalam RS Siloam.

Kadis Kesehatan, Paulus Mami mengatakan, setelah persoalan tersebut diselesaikan, jenazah pasien tersebut akhirnya dimakamkan secara protap Covid-19.

"Sudah dilakukan pemakaman jenazah di Pekuburan milik Pemda Mabar di Manjerite," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Emilia Jenina (36) tak hentinya memandang kayu salib bertuliskan nama suaminya, Albertus Jengambut (35) di depan ruang jenazah RS Siloam Labuan Bajo, Minggu (21/3/2021).

Bersama anggota keluarganya, Emilia Jenina tidak percaya sang suami meninggal dan terpapar Covid-19.

Emilia Jenina dan suaminya merupakan warga Kelurahan Pong Welak, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).

Emilia mengisahkan, suaminya dirujuk ke RS Siloam pada Sabtu (20/3/2021) dari Puskesmas Orong, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).

"Karena sakit hepatitis, sejak 2 minggu lalu kami juga sudah ke dokter praktik," katanya didampingi kakak iparnya, Kanisius Jelau (37).

Karena membutuhkan perawatan intensif, Albertus Jengambut dibawa ke Puskesmas Orong pada Sabtu (20/3/2021).

"Setelah sampai Puskesmas Orong, dokter bilang harus dirujuk ke sini (RS Siloam Labuan Bajo)," ujarnya.

Menurut Emilia, di Puskesmas Orong dilakukan rapid tes antigen dan sang suami serta dirinya terkonfirmasi non reaktif.

Hal tersebut yang memberikan keberanian kepada pihak keluarga untuk mengindahkan anjuran dokter puskesmas untuk melakukan rujukan ke RS Siloam.

"Kami kemarin pukul 09.00 Wita dari puskesmas Orong dan tiba pukul 14.00 Wita," jelasnya.

Setelah berada di RS Siloam, pihak keluarga mendapatkan informasi bahwa pasien terpapar Covid-19.

"Sebelum meninggal sekitar 3-4 jam kami sempat jaga pasien. Setelah 3 jam begitu dokter panggil kami dan katakan pasien terpapar Covid-19, maka biar kami petugas yang urus pasien," katanya meniru perkataan dokter RS Siloam.

Pasien meninggal pukul 20.18 Wita, dan informasi itu diberitahukan pihak rumah sakit.

Namun demikian, hingga Minggu (21/3/2021) pukul 15.00 Wita, jenazah pasien masih berada di RS Siloam.

"Katanya dari rumah sakit masih tunggu gugus tugas, tapi belum muncul," katanya.

Berdasarkan hasil rapid tes sebelumnya yang non reaktif dari Puskesmas Orong dan lambatnya penanganan dari Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat Kabupaten Mabar, pihak keluarga pun akan membawa jenazah untuk dimakamkan di kampung halaman.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur RS Siloam Labuan Bajo, dr Hermas Irawan mengatakan, pihaknya telah menghubungi Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat Kabupaten Mabar untuk penanganan jenazah pasien tersebut.

"Kami menunggu gugus tugas untuk pengangkutan jenazahnya. Kami sudah menghubungi gugus tugas sejak kemarin malam," katanya saat dihubungi via pesan WhatsApp (WA).

Sementara itu, pasien tersebut terpapar Covid-19.

"Hasil sudah dikonfirmasi dengan TCM di RSUD Komodo Labuan Bajo dan positif," jelasnya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kabupaten Mabar, Paulus Mami mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi terkait kematian pasien tersebut pada Minggu siang.

Selanjutnya, ia pun berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 untuk menyiapkan liang lahat bagi jenazah di Pekuburan milik Pemda Mabar di Manjerite Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Mabar.

Namun demikian, kegiatan tersebut sedikit terhambat karena kondisi jalan yang berlumpur karena hujan sejak Minggu pagi.

"Saya dapat informasi tadi siang, saya sudah koordinasi dengan tim, setelah itu tim ke sana untuk penguburan, di sana juga licin karena hujan," paparnya.

Sehingga, pihaknya pun meminta RS Siloam agar jenazah masih berada di rumah sakit tersebut hingga liang lahat dipersiapkan.

"Alat berat sementara meluncur, belum dapat dipastikan Karena sementara proses," jelasnya.

Terkait keinginan keluarga yang ingin membawa jenazah dan memakamkan di kampung halaman, Paulus Mami mengatakan, hal tersebut tidak dapat dilakukan karena sesuai aturan yang ada, lanjut Paulus Mami, setiap pasien positif Covid-19 dimakamkan di pekuburan yang disediakan pemerintah.

"Kami kembali lagi berpegang pada peraturan bupati, seluruh orang terkonfirmasi positif dikuburkan di sini (Pekuburan Menjerite)," katanya.

Caption foto.

Baca juga: Begini Penjelasan Gubernur NTT Terkait Program Tanam Jagung Panen Sapi, Info

Emilia Jenina (36) saat berada di RS Siloam Labuan Bajo, Minggu (21/3/2021).
Emilia Jenina (36) saat berada di RS Siloam Labuan Bajo, Minggu (21/3/2021). (istimewa)

 
Area lampiran

 

BalasTeruskan

 
 

 
 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved