Berita Manggarai Timur

Bupati Agas: Sorgum Bukan Pangan Lokal Baru di Masyarakat, Sudah Membudaya Sejak Nenek Moyang 

"Sorgum sebenarnya bukan pangan lokal baru dikalangan masyarakat khususnya di Manggarai Timur, sejak nenek moyang kita sorgum ini sudah membudaya, nam

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Kegiatan Lokakarya Multipihak Tentang Pengembangan Pangan Alternatif  Sorgum. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM | BORONG---"Sorgum sebenarnya bukan pangan lokal baru dikalangan masyarakat khususnya di Manggarai Timur, sejak nenek moyang kita sorgum ini sudah membudaya, namun seiring perkembangan zaman yang berdampak pada perubahan cara, pola pikir dan prilaku kita terhadap lingkungan maka pangan lokal ini semakin tersisih,"Ungkap Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH, M.Hum saat menghadiri kegiatan Lokakarya Multipihak Tentang Pengembangan Pangan Alternatif  Sorgum di Kabupaten Manggarai Timur yang berlangsung di Paroki Bea Muring Kecanatan Lamba Leda Timur, Kamis, (18/03/2021) berdasarkan rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Jumat (19/3/2021).

Adapun Lokakarya ini dilaksanakan bersama sejumlah yayasan, Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur dan didukung oleh Paroki Bea Muring. Lokakarya ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah komitmen bersama untuk pengembangan tanaman sorgum di Kabupaten Manggarai Timur. 

Bupati Agas mengatakan, pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Manggarai Timur dititikberatkan pada empat sektor yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Hingga saat ini sektor pertanian merupakan sektor yang dominan sebagai penggerak utama ekonomi masyarakat di Kabupaten Manggarai Timur. 

Menurut Bupati Agas, Penganekaragaman pangan dan konsumsi pangan merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul yaitu melalui perbaikan pola konsumsi pangan masyarakat menjadi lebih  beragam, baik untuk jenis sumber pangan karbohidrat, sumber protein juga sumber vitamin dan mineral. 

Upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat perlu dicari solusinya, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, yang menekankan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhan pangan merupakan hak asasi setiap masyarakat. 

Baca juga: Dinkes Kupang dan RS Siloam Buka Layanan Vaksin Corona di Lippo Mall 

Perlu diakui bahwa pemenuhan pangan sebagai hak dasar masih merupakan salah satu permasalahan mendasar di Kab. Manggarai Timur. Permasalahan tersebut terlihat dari pertumbuhan permintaan pangan yang relatif lebih cepat daripada pertumbuhan penyediaannya. Permintaan yang meningkat merupakan konsekuensi dari peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat dan perubahan selera.

Sorgum merupakan alternatif pangan pilihan pengganti nasi dan jagung sebagai sumber karbohidrat. Terdapat beberapa kelebihan sorgum yang kemudian menjadikan komoditi ini pilihan yang diambil untuk dikembangkan sebagai sumber pangan alternatif  yaitu ketahanannya terhadap hama dan penyakit, kandungan nutrisi dalam sorgum yang  tidak kalah penting dengan tanaman pokok lainnya, seperti beras, jagung, singkong dan kedelai; sorgum juga mengandung protein 8 -12% setara dengan terigu dan sorgum mengandung senyawa yang dapat menekan pertumbuhan sel kanker serta baik untuk penderita autis dan diabetes.

Baca juga: Di Ngada, Bupati dan Wakil Bupati Serta Pimpinan OPD Disuntik Vaksin Sinovac

Dikatakan Bupati Agas, Pemda Matim pada tahun 2020 mendapatkan bantuan benih Sorgum dari Pemerintah Pusat 2020 dan telah dikembangkan pada lahan 350 ha di Kabupaten Manggarai Timur yang sudah dapat dipanen pada Maret 2021 dan dapat diberikan sebagai sumber gizi untuk Ballita dan Lansia di Matim.

Bupati Agas juga mengatakan, kerja sama dan dukungan dari Yayasan-yayasan tentunya merupakan sebuah berkah bagi masyarakat dan harus dimanfaatkan dengan maksimal.

"Pemda Matim berterima kasih kepada Yayasan yang telah mendukung program pengembangan sorgum di Matim dengan memberikan pendampingan sejak awal sampai pengolahan paska panen. Pemda akan  Peran gereja juga sangat besar terhadap perubahan pola piker masyarakat sehingga mau kembali menanam sorgum,"ungkap Bupati Agas 

Kegiatan lokarkarya multipihak ini diakhiri dengan membacakan koitmen bersama pengembangan sorgum, penyerahan alat giling sorgum dan makan siang bersama dengan menu olahan sorgum. (*)
 

Kegiatan Lokakarya Multipihak Tentang Pengembangan Pangan Alternatif  Sorgum.
Kegiatan Lokakarya Multipihak Tentang Pengembangan Pangan Alternatif  Sorgum. (POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA)

 

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved