AL China Terbesar di Dunia, Tapi Bila Perang Sekarang Bakal Kalah Telak, Ini Keunggulan US Navy
Angkatan Laut China yang disebut juga dengan PLA Navy hingga kini sudah punya 350 kapal permukaan dan kapal selam, suatu angka yang sangat besar melam
Penasihat militer China terkemuka Jin Yinan mendesak Beijing untuk membangun lebih banyak pangkalan di luar negeri untuk melindungi kepentingan maritim terpencil negara itu.
"Sebelumnya, kami mengatakan kami tidak akan pernah membangun pangkalan militer di luar negeri, tetapi sekarang di Djibouti. Mengapa demikian? Apakah China mengikuti Amerika dengan ambisi hegemoni. Tidak, kami melakukan ini untuk melindungi kepentingan maritim luar negeri China," kata Jin.
Di masa lalu, angkatan laut AS masih memiliki keunggulan jumlah dibandingkan China.
Tetapi investasi besar baru-baru ini telah membantu Beijing menutup kesenjangan antara kedua belah pihak.
Kantor Intelijen Angkatan Laut AS memperkirakan kekuatan tempur PLAN secara keseluruhan akan memiliki sekitar 425 kapal dan kapal selam pada tahun 2030.
Timothy Heath, analis keamanan senior di Rand Consulting (AS), mengatakan bahwa China membutuhkan pangkalan militer di luar negeri untuk melindungi kepentingan besarnya.
"Kurangnya pangkalan di luar negeri menjadi masalah bagi China karena Beijing terlalu bergantung pada pasar, sumber daya alam di daerah terpencil seperti Timur Tengah , Afrika , dan Amerika," kata Health.
"Proyek di bawah inisiatif 'Belt Road' juga rentan terhadap kerusakan. dan gangguan, yang berdampak besar pada ekonomi China serta dunia," kata Heath.
Menurut analis Rand itu, militer China telah mengembangkan kekuatan yang kuat tetapi tidak dapat menunjukkan kekuatannya karena kurangnya pangkalan militer di luar negeri.
"Alasan mengapa Beijing kekurangan pangkalan di luar negeri adalah karena kesepakatan yang berbasis di luar negeri sering kali membutuhkan komitmen koalisi, yang sering kali enggan dilakukan oleh China," kata Heath.
"China tidak harus mengikuti model Amerika, tetapi dapat menggunakan bentuk lain seperti perjanjian akses, membangun fasilitas logistik," tambahnya.
Heath berharap China akan bergerak menuju perjanjian akses.
"Meningkatkan akses ke kapal angkatan laut yang diizinkan untuk berhenti dan mengisi bahan bakar akan sangat membantu jika diizinkan di lebih dari satu tempat," katanya.
"Ini mungkin juga merupakan bentuk pendekatan militer yang paling umum dilakukan Beijing. Dapat dilakukan," kata Heath.
Malcolm Davis, analis senior di Institut Kebijakan Strategis Australia, sependapat dengan prediksi Heath.