UKI dan Pemprov Bicara NTT Menuju Zero Stunting 

dimana balita mengalami kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang berdampak terjadinya penyakit degeneratif.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Wagub NTT Josef Adrianus Nae Soi saat berbicara dalam Webinar Nasional NTT Menuju Zero Stunting di Ruang Rapat Gubernur NTT, Senin (15/3).   

UKI dan Pemprov Bicara NTT Menuju Zero Stunting 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT menyelenggarakan Webinar Nasional pada Senin (15/3) pagi. 

Webinar nasional yang mengusung tema 'NTT menuju zero stunting, impian atau kenyataan?' dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UKI, Dr. Nixon Rajagukguk pada pukul 10.30 Wita. 

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Josef Adrianus Nae Soi bertindak sebagai pembicara kunci (keynote speaker) dari ruang rapat Gubernur NTT. Hadir mendampingi Wagub Nae Soi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Daerah NTT, Samuel Rebo. 

Tampaknya hadir para pimpinan SKPD, yakni Kepala Bapelitbangda NTT Kosmas D. Lana, Kepala Dinas Kesehatan NTT dr. Messerasi Ataupah, Kepala Dinas Pertanian NTT Ir. Lecky Koli, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga drg. Iin Andriani, M.Kes, Kepala Dinas Sosial NTT, Djamaludin Achmad

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) NTT Viktorianus Manek, Kepala BPBD NTT Thomas Bangke, Sekretaris Dinas Pendidikan NTT RR Sulistyo Ambarasari dan Karo Humas Setda NTT Dr. Ardu Jelamu Marius serta Ketua Pokja Percepatan Penanganan Stunting NTT Sarah Lery Mboeik. 

Webinar itu menghadirkan narasumber yakni Wakil Ketua TP-PKK NTT, Maria Fransiska Djogo, Guru Besar FKM UI Prof Dr Purnama Junaidi, Ketua PSPG LPPM UKI Dr. dr. Carmen Siagian, Pakar Stunting Unhas Prof. Dr. A Rajak Thaha MSi dan Mikson Lakidang dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT. 

Dalam pengantarnya, Ketua LPPM UKI, Dr. Aartje Tehupeiory menyebut bahwa masalah stunting merupakan masalah kesehatan global, dimana balita mengalami kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang berdampak terjadinya penyakit degeneratif.

Aartje menyebut stunting merupakan ancaman terhadap program pemerintah terhadap pembangunan SDM di wilayah. 

Pusat Studi Pangan LPPM UKI mendukung Pemprov NTT menangani stunting dengan memanfaatkan potensi utama yang ada seperti kelor yang memiliki kandungan gizi tinggi. 

Baca juga: Teddy Ngotot Minta Jatah Warisan Lina Jubaedah, Rizky Febian: Kasian Mama, Putri Delina Terpukul

Kerjasama tersebut, kata Aartje merupakan kerjasama kedua antar UKI dan Pemprov NTT setelah sebelumnya melaksanakan webinar nasional dengan tema kopi.

Pihaknya berharap agar kajian webinar dapat ditindaklanjuti dengan MOU penanganan stunting secara bersama. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved