Aldobertus Tewas di Kebunnya di Koting B-Sikka
berpamitan kepada anak dan keluarga untuk ke kebun mencari kayu. Yang mana jarak rumah dengan kebun ± 300 meter.
Penulis: Aris Ninu | Editor: Rosalina Woso
Aldobertus Tewas di Kebunnya di Koting B-Sikka
POS-KUPANG.COM | MAUMERE--Warga Dusun Wajonguar, Desa Koting B, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Senin (15/3/2021) dini hari geger.
Pasal, ada kasus penemuan mayat.
Di mana Adolbertus Isai (83), warga Koting B ditemukan tewas di kebunnya.
Data dari TKP usai kejadian menjelaskan, penemuan mayat pada Senin tanggal 15 Maret 2021tepatnya di kebun.
Korban yang ditemukan tak bernyawa lagi bernama Alobertus Isai (83), warga Dusun Wajongaur, Desa Koting B. Awalnya pada pukul 08.00 wita korban berpamitan kepada anak dan keluarga untuk ke kebun mencari kayu. Yang mana jarak rumah dengan kebun ± 300 meter.
Kemudian pada pukul 18.30 wita korban tidak pulang rumah lalu keluarga mengikuti korban ke kebun untuk mencari hingga pukul 00.30 wita tepatnya di TKP.
Di kebun keluarga melihat korban dalam keadaan tertidur dengan posisi menyamping dan sudah tidak bernyawa. Melihat kejadian tersebut warga menyampikan informasi via telepon kepada anggota Bhabinsa dan anggota piket Polsek Nelle. Menyikapi informasi tersebut Kapolsek Nelle bersama Piket, Kanit Reskrim, Intel dan team Inafis Res Sikka menuju TKP.
Aparat Polsek Nelle yang tiba di TKP lalu mengambil langkah dan melakukan pemeriksaan luar oleh Tim Medis dan dokter Puskesmas Koting, dr. Margaretha Novi Indrayani dan Unit Identifikasi Polres Sikka..Adapun hasil pemeriksaan tidak ditemukan bekas luka atau benturan benda tumpul di tubuh korban.
Dari hasil pemerikasan dokter dan tim medis Puskesmas Koting, korban mempunyai riwayat penyakit jantung dan asma dan korban sudah meninggal 12 jam lebih.
Baca juga: 5 Keuntungan Bila Anda Tidak Sering Makeup
Baca juga: Tengah Malam, Rumah Kontrakan Milik Warga Nangalimang Dilalap Jago Merah
Baca juga: Oknum Pegawai PDAM Kupang Gelapkan Uang Ratusan Juta Tagihan Pelanggan
Untuk mengetahui secara detail kematian korban maka harus dilakukan autopsi.
Namun pihak keluarga korban tidak mau melakukan autopsi dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)