Khasanah Islam
Sholat Witir! Niat dan Tata Cara Sholat Witir, Kapan Waktu Mengerjakan Sholat Witir Setelah Tahajud
Sholat Witir! Niat dan Tata Cara Sholat Witir, Kapan Waktu Mengerjakan Sholat Witir Setelah Tahajud
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى فِى الْحُجْرَةِ وَأَنَا فِى الْبَيْتِ فَيَفْصِلُ بَيْنَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ بِتَسْلِيمٍ يُسْمِعُنَاهُ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di dalam kamar ketika saya berada di rumah dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memisah antara raka’at yang genap dengan yang witir (ganjil) dengan salam yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam perdengarkan kepada kami.” (HR. Ahmad 6/83. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Witir dengan lima raka’at.
Cara pelaksanaannya adalah dianjurkan mengerjakan lima raka’at sekaligus dan tasyahud pada raka’at kelima, lalu salam. Dalilnya adalah hadits dari ‘Aisyah, ia mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُوتِرُ مِنْ ذَلِكَ بِخَمْسٍ لاَ يَجْلِسُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ فِى آخِرِهَا.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam sebanyak tiga belas raka’at. Lalu beliau berwitir dari shalat malam tersebut dengan lima raka’at. Dan beliau tidaklah duduk (tasyahud) ketika witir kecuali pada raka’at terakhir.” (HR. Muslim no. 737)
Witir dengan tujuh raka’at.
Cara pelaksanaannya adalah dianjurkan mengerjakannya tanpa duduk tasyahud kecuali pada raka’at keenam.
Setelah tasyahud pada raka’at keenam, tidak langsung salam, namun dilanjutkan dengan berdiri pada raka’at ketujuh.
Kemudian tasyahud pada raka’at ketujuh dan salam. Dalilnya akan disampaikan pada witir dengan sembilan raka’at.
Witir dengan sembilan raka’at.
Cara pelaksanaannya adalah dianjurkan mengerjakannya tanpa duduk tasyahud kecuali pada raka’at kedelapan.
Setelah tasyahud pada raka’at kedelapan, tidak langsung salam, namun dilanjutkan dengan berdiri pada raka’at kesembilan.
Kemudian tasyahud pada raka’at kesembilan dan salam.
Dalil tentang hal ini adalah hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. ‘Aisyah mengatakan,
كُنَّا نُعِدُّ لَهُ سِوَاكَهُ وَطَهُورَهُ فَيَبْعَثُهُ اللَّهُ مَا شَاءَ أَنْ يَبْعَثَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَيَتَسَوَّكُ وَيَتَوَضَّأُ وَيُصَلِّى تِسْعَ رَكَعَاتٍ لاَ يَجْلِسُ فِيهَا إِلاَّ فِى الثَّامِنَةِ فَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوهُ ثُمَّ يَنْهَضُ وَلاَ يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى التَّاسِعَةَ ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوهُ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمًا يُسْمِعُنَا ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِّمُ وَهُوَ قَاعِدٌ فَتِلْكَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يَا بُنَىَّ فَلَمَّا أَسَنَّ نَبِىُّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَخَذَ اللَّحْمَ أَوْتَرَ بِسَبْعٍ وَصَنَعَ فِى الرَّكْعَتَيْنِ مِثْلَ صَنِيعِهِ الأَوَّلِ فَتِلْكَ تِسْعٌ يَا بُنَىَّ
“Kami dulu sering mempersiapkan siwaknya dan bersucinya, setelah itu Allah membangunkannya sekehendaknya untuk bangun malam. Beliau lalu bersiwak dan berwudhu` dan shalat sembilan rakaat. Beliau tidak duduk dalam kesembilan rakaat itu selain pada rakaat kedelapan, beliau menyebut nama Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada-Nya, kemudian beliau bangkit dan tidak mengucapkan salam. Setelah itu beliau berdiri dan shalat untuk rakaat ke sembilannya. Kemudian beliau berdzikir kepada Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada-Nya, lalu beliau mengucapkan salam dengan nyaring agar kami mendengarnya. Setelah itu beliau shalat dua rakaat setelah salam sambil duduk, itulah sebelas rakaat wahai anakku. Ketika Nabiyullah berusia lanjut dan beliau telah merasa kegemukan, beliau berwitir dengan tujuh rakaat, dan beliau lakukan dalam dua rakaatnya sebagaimana yang beliau lakukan pada yang pertama, maka itu berarti sembilan wahai anakku.” (HR. Muslim no. 746)
Niat sholat witir
Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat.
Bagaimana hukumnya melafalkan niat? Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, melafalkan niat hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Selain itu, tak ada tuntunan untuk membaca niat dalam bahasa Arab bagi orang Indonesia.
Bacaan niat sesuai dengan bahasa yang dipakai sehari seorang muslim yang sedang ingin melakukan ibadah.
Hal ini adalah untuk menggarisbawahi jika seorang mukmin faham benar dengan niat yang mereka lakukan.
Di sisi lain, sebagian ulama memberikan contoh bacaan niat sholat witir satu rakaat sebagai berikut:
Niat sholat witir
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal witri rok’atan lillahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah Ta’ala”
Bacaan niat sholat witir dua rakaat sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal witri rok’ataini lillahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Bacaan niat sholat witir tiga rakaat sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal witri tslatsa roka’aatin lillahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir tiga rakaat karena Allah Ta’ala”
Keutamaan Sholat Witir
Sholat witir memiliki banyak keutamaan atau fadhilah. Kita bisa mengetahuinya melalui sejumlah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
1. Amal yaumiyah Rasulullah
Sholat witir merupakan salah satu amal yaumiyah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau biasa mengerjakan sholat sunnah ini sebagaimana hadits dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:
الْوِتْرُ لَيْسَ بِحَتْمٍ كَهَيْئَةِ الْمَكْتُوبَةِ وَلَكِنَّهُ سُنَّةٌ سَنَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Witir bukan keharusan seperti sholat wajib kalian, akan tetapi ia adalah sunnah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. An Nasa’i dan Tirmidzi; shahih lighairihi)
2. Allah mencintai witir
Allah Azza wa Jalla mencintai yang witir. Karenanya, sholat dengan rakaat witir ini pun dicintaiNya. Orang yang mengamalkan sholat sunnah ini juga akan dicintaiNya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَإِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ
Sesungghnya Allah itu witir, mencintai yang witir/ganjil (HR. Muslim)
3. Amalan ahli Al Quran
Para ahli Qur’an di kalangan sahabat adalah mereka yang hafal Al Quran dan sangat komitmen untuk mengamalkan serta mendakwahkannya. Mereka merupakan sahabat-sahabat yang utama.
Salah satu amalan yang diperintahkan Rasulullah kepada mereka adalah sholat ini, agar semakin dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ فَأَوْتِرُوا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ
Sesungghnya Allah itu witir, mencintai witir, maka lakukanlah shalat witir wahai ahli Al Qur’an (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)
يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ
Wahai ahli Al Quran, lakukanlah sholat witir. Karena sesungghnya Allah Azza wa Jalla itu witir, mencintai yang witir. (HR. An Nasa’i dan Ibnu Majah; shahih)
4. Sangat ditekankan Rasulullah
Sholat ini sangat ditekankan oleh Rasulullah untuk dilakukan para sahabat beliau. Sehingga ketika menganjurkan sholat ini, beliau mengulangi penyebutannya.
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ زَادَكُمْ صَلاَةً صَلُّوهَا فِيمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى صَلاَةِ الصُّبْحِ الْوَتْرُ الْوَتْرُ
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menambahkan satu sholat kepada kalian, maka lakukanlah sholat tersebut di antara sholat Isya dan sholat Subuh, yaitu sholat witir, sholat witir. (HR. Ahmad; shahih)
5. Diwasiatkan dikerjakan setiap hari
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:
أَوْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
Kekasihku (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur. (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebagian artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul https://style.tribunnews.com/amp/2020/10/16/tata-cara-sholat-witir-lengkap-waktu-pelaksanaan-yang-diutamakan-dan-sederet-keutamaannya?page=all