Breaking News

Kisruh Partai Demokrat

Ini Dampak Buruk Hubungan SBY dan Jokowi Jika KLB Demokrat Disahkan

Ini dampak buruk hubungan SBY dan Jokowi jika KLB Demokrat disahkan, pengamat sarankan begini

Editor: Adiana Ahmad
Istimewa
Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) dan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ). 

Ini Dampak Buruk Hubungan SBY dan Jokowi Jika KLB Demokrat Disahkan

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Kisruh Partai Demokrat memang bikin dilema Pemerintahan Jokowi.

Bak buah  Si Malakama, Jokowi dipaksa harus memilih di antara dua pilihan sulit. Mengakui Kepengurusan Partai Demokrat di bawah Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) atau Mengesahkan Kepengerusan Partai Demokrat hasil KLB di bawah kepemimpinan Moeldoko.

Situasi ini mengundang kekuatoran pengamat Komunikasi Politik dari  Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga.

Jamiluddin Ritonga mengungkapkan, hubungan antara Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) dengan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang relatif baik selama ini, dikhawatirkan memanas.

Hal itu bisa terjadi kata Jamiluddin apabila Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara disahkan oleh kepemimpinan Presiden Jokowi.

Karena katanya, jika dipandang secara kasat mata KLB ini tidak memenuhi dasar hukum baik Undang-Undang Partai Politik maupun AD/ART Partai Demokrat.

"Kalau Jokowi melalui Menteri Hukum dan HAM mensyahkan hasil KLB Deli Serdang, maka keberpihakan pemerintah sulit untuk dibantah. Hal ini kiranya akan memicu kemarahan SBY terhadap Jokowi," kata Jamilludin dalam keterangan resminya, Jumat (12/3/2021).

Lebih lanjut kata dia, jika hal tersebut terjadi maka dapat memicu konstelasi atau keadaan politik nasional yang dinilai akan makin tidak terkendali.

Tidak hanya itu, panasnya hubungan SBY dan Jokowi juga kata dia, membahayakan kondusivitas politik nasional. 

Terlebih katanya akan memicu kemarahan pendukung SBY yang akan sulit untuk dikendalikan.

Karena menurutnya, baik SBY maupun Jokowi memiliki jumlah pengikut yang banyak dari masing-masing pihaknya.

"Kalau para pengikut kedua belah pihak turut terlibat dalam konflik tersebut, maka akan semakin kacaulah politik nasional," ungkapnya.

Jadi, kata Jamiluddin kalau hubungan SBY dengan Jokowi memanas, dikhawatirkan terjadi peningkatan kekacauan politik dalam jangka panjang.

Oleh karena itu dirinya meminta Presiden Jokowi untuk bijak menanggapi konflik yang terjadi guna menjaga hubungan baik di antara keduanya.

"Ini akan membuat politik nasional tetap kondusif, sehingga bangsa ini dapat fokus mengatasi Covid-19 dan terpuruknya ekonomi nasional," tukasnya.

Jamilludin mengatakan selama ini hubungan SBY dengan Presiden Jokowi relatif baik. SBY juga kata dia, tidak pernah secara frontal mengkritik Jokowi.

Dia memberikan contoh, saat Jokowi maju pada Pilpres 2014, SBY juga tidak menyudutkan Jokowi.

Bahkan SBY membebaskan kader Partai Demokrat untuk memilih Jokowi atau Prabowo.

"Padahal, bila saat itu SBY meminta kadernya memilih Prabowo, kemungkinan besar Jokowi tidak terpilih sebagai presiden. Namun dengan netralnya SBY, maka sebagian kader Partai Demokrat memilih dan turut mengantarkan Jokowi menjadi presiden pada tahun 2014," ungkapnya.

Memang pernah ada masalah antara SBY dengan Jokowi kata Jamilludin, saat itu SBY difitnah mendanai kegiatan suatu demo, namun hal itu dapat mereka selesaikan dengan datangnya SBY menemui Jokowi di Istana.

Kalau ada kritik yang dilayangkan SBY kata dia, hal itu bukan disasar kepada pribadi Jokowi, tapi mengeritik kebijakan pemerintahan Jokowi

Namun kata Jamilludin kritik dari eks Presiden RI ketujuh itu selalu memberi solusi, sehingga kritiknya bersifat konstruktif.

"Jadi, dari sisi SBY tampaknya tidak ada persoalan yang prinsif dalam hubungannya dengan Jokowi. SBY tampak berupaya menghormati Jokowi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara," tukasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jika KLB Demokrat Disahkan, Hubungan SBY dan Jokowi Akan Memanas, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/12/jika-klb-demokrat-disahkan-hubungan-sby-dan-jokowi-akan-memanas?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved