Breaking News

Inilah Istilah Baru Moeldoko yang Disematkan Pendukung AHY, Mirip Kata Soekarno Waktu Itu, Apa?

Inilah Istilah Baru Moeldoko yang Disematkan Pendukung AHY, Mirip Kata Soekarno Waktu Itu, Apa?

Editor: maria anitoda
Tribunnews.com
Inilah Istilah Baru Moeldoko yang Disematkan Pendukung AHY, Mirip Kata Soekarno Waktu Itu, Apa? 

POS-KUPANG.COM - Inilah Istilah Baru Moeldoko yang Disematkan Pendukung AHY, Mirip Kata Soekarno Waktu Itu, Apa?

Yel-yel 'tolak, tolak, tolak Moeldoko, tolak Moeldoko sekarang juga' dipekikan massa kader DPC Demokrat se-Solo Raya.

Selain itu, ucapan 'Ganyang Moeldoko' juga terdengar dipekikan massa kader. 

Baca juga: Maknai Nyepi Umat Hindu di Tengah Pandemi Covid-19, PHDI Kota Kupang Minta Umat Hindu Patuhi Prokes

Baca juga: Ingat Siti KDI? Nikahi Pria Turki Kini Balik ke Indonesia Cuma Bawa Anak, Ada Masalah Apa?

Baca juga: Rindu Anak, Veronica Tan Tulis Kalimat Menyedihkan Ini untuk Nathania Purnama, Bikin Sedih, Apa?

Ucapan dipekikan di Jalan Adi Soecipto, Solo, Rabu (10/3/2021). Massa juga tampak membawa beberapa poster bertulisan 'Setia Kepada Ketum PD AHY, Lawan KLB Ilegal / Abal-Abal'. 

Sebelumnya, aksi diawali dengan pernyataan sikap enam Ketua DPC Demokrat dari Solo, Karanganyar, Boyolali, Sragen, Klaten, dan Wonogiri. 

Sementara, Ketua DPC Demokrat Kabupaten Sukoharjo berhalangan hadir. 

Ketua DPC Demokrat Solo, Supriyanto mengatakan, aksi hari ini sebagai bentuk mempertahankan kedaulatan partai dan ancaman kelompok Partai Demokrasi versi KLB. 

"Kami melawan KLB. Melawan kepemimpinan Moeldoko yang arogan," kata dia, Rabu (10/3/2021).

"Ini mempertahankan kedaulatan Partai Demokrat yang tentunya tidak terima dengan arogansi Moeldoko dan kawan-kawanya yang merebut dan menjegal kami selaku pemilik suara yang sah," tambahnya. 

Supri menuturkan, kelompok Moeldoko sudah mulai bergerak ke tingkat DPC namun Solo Raya masih aman untuk itu.

"Ada gerakan DPC tandingan. Tapi, Solo Raya belum terlihat, di beberapa daerah ada," tutur dia. 

Baca juga: Maknai Nyepi Umat Hindu di Tengah Pandemi Covid-19, PHDI Kota Kupang Minta Umat Hindu Patuhi Prokes

Baca juga: Ingat Siti KDI? Nikahi Pria Turki Kini Balik ke Indonesia Cuma Bawa Anak, Ada Masalah Apa?

Baca juga: 20 Sholawat Syair Pedoman Pilihan Dapat Dilantunkan Mengiringi Penyambutan Peringatan Isra Miraj

"Kami merapatkan barisan sampai ke PAC supaya tidak diadu domba," tambahnya. 

Sejumlah tawaran untuk bergabung kubu Moeldoko sudah diterima pengurus DPC Demokrat se-Solo Raya. 

Itu datang dari sejumlah mantan pengurus Partai Demokrat, diantaranya mantan Ketua DPC Partai Demokrat Blora dan Banyumas. 

"Tapi Solo Raya tidak satu pun yang ikut," ucap Supriyanto. 

Ditawari Uang

Kader DPC Demokrat Klaten mengaku sempat ditawari segepok uang agar berangkat ke kongres luar biasa (KLB).

Sekretaris DPC Demokrat Klaten, Kristiyadi membenarkan ada salah satu pengurus di DPC yang sempat ditawari untuk berangkat ke KLB Deli Serdang.

"Iya, ada salah satu pengurus kami yang ditawari berangkat ke sana," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Selasa (9/3/2021).

Kristiyadi mengatakan pengurus yang sempat ditawari untuk datang ke KLB, yaitu Wakil Ketua DPC Demokrat Klaten Abriyanto.

"Ada salah satu pengurus kami sempat ditawari uang dan tiket, itu sudah dilaporkan ke saya, yang bersangkutan pun juga telah menolak," terang dia.

Kristiyadi mengaku bahwa DPC Demokrat di Klaten tegak lurus dengan kepemimpinan AHY

Baca juga: Maknai Nyepi Umat Hindu di Tengah Pandemi Covid-19, PHDI Kota Kupang Minta Umat Hindu Patuhi Prokes

Baca juga: Ingat Siti KDI? Nikahi Pria Turki Kini Balik ke Indonesia Cuma Bawa Anak, Ada Masalah Apa?

Baca juga: 20 Sholawat Syair Pedoman Pilihan Dapat Dilantunkan Mengiringi Penyambutan Peringatan Isra Miraj

Baca juga: AHP Dorong Pemerintah Perhatikan Penegerian PTS

Namun pengurus tidak memberikan mandat ke kadernya untuk datang ke KLB.

"Kami tidak memberikan mandat kepada kader kami untuk datang ke acara KLB di sana, kami masih setia dengan pusat," tegasnya.

Bahkan, mereka tak segan-segan memidanakan bagi siapa saja yang mencatut Ketua DPC Demokrat Klaten untuk datang ke KLB Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Ketua DPC Demokrat Klaten, One Krisnata menjelaskan, pihaknya tegas menolak hasil KLB yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat.

"Pernyataan ini bersifat final dan mengikat secara hukum, apabila ada surat penyataan lain yang dibuat mengatasnamakan saya, maka itu adalah illegal dan dapat dituntut secara Hukum," katanya.

Baca juga: Maknai Nyepi Umat Hindu di Tengah Pandemi Covid-19, PHDI Kota Kupang Minta Umat Hindu Patuhi Prokes

Baca juga: Ingat Siti KDI? Nikahi Pria Turki Kini Balik ke Indonesia Cuma Bawa Anak, Ada Masalah Apa?

Baca juga: Rindu Anak, Veronica Tan Tulis Kalimat Menyedihkan Ini untuk Nathania Purnama, Bikin Sedih, Apa?

Baca juga: AHP Dorong Pemerintah Perhatikan Penegerian PTS

Selanjutnya, dalam surat itu, One mengatakan dirinya tidak pernah memberikan kuasa kepada siapapun untuk menghadiri mewakili dirinya dalam KLB Partai Demokrat.

"Saya menolak KLB dan setia kepada kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudboyono (AHY), sesuai hasil Kongres V Partai Demokrat tahun 2020," tambah One. (*)

BACA JUGA BERITA LAINNYA:

Siti Nur Azizah, Putri Wapres Maruf Amin menyatakan tetap mendukung AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) meski Moeldoko terpilih dalam KLB.  

Siti Nur Azizah merupakan Wakil Sekjen Partai Demokrat menyatakan tak akan bergeming dari komitmennya tetap dukung AHY.

Pernyataan itu mengemuka setelah Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Jumat (5/3/2021) yang berujung pada terpilihnya Moeldoko jadi Ketum Partai Demokrat.

Dalam KLB itu, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, terpilih sebagai ketua umum.
Putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin ini menyebut, peserta KLB bukan pemilik suara representasi dari DPD dan DPC Partai Demokrat se-Indonesia.

Selain itu, penyelenggara KLB mayoritas sudah dipecat dari Partai Demokrat.

"Sebagai bagian dari kepengurusan Partai Demokrat yang digagas oleh Presiden ke-6 RI Bapak SBY yang resmi ditetapkan oleh Menkumham, kami tetap mendukung kepemimpinan Mas AHY sebagai Ketum Partai Demokrat," ujarnya, dikutip dari TribunJakarta.com, Jumat (5/3/2021).

"Berharap agar para penggagas dan penyelenggara KLB menggunakan nuraninya yang tentunya secara aturan politik adalah inkonstitusional," jelasnya.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Para kader Demokrat di Jatim masih setia kepada AHY. (surya.co.id)
Berikut profil lengkap Siti Nur Azizah yang Tribunnews.com rangkum, Sabtu (6/3/2021):

Dikutip dari daftar riwayat hidup yang diunggah KPU Tangerang Selatan, Siti Nur Azizah lahir di Jakarta, 5 September 1972.

Ia menikah dengan Muhammad Rapsel Ali dan mempunyai empat anak.

Riwayat Pendidikan

Siti Nur Azizah menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Bhayangkara 702 Jakarta Utara pada 1979.

Lalu, ia melanjutkan di SMP Negeri 30 Jakarta Utara pada 1986.

Dirinya melanjutkan studi di SMU Negeri 13 Jakarta Utara pada 1989.

Siti Nur Azizah menempuh pendidikan S1 di Universitas Islam Malang pada 1992.

Kemudian, dia melanjutkan S2 di Universitas Jayabaya dan lulus pada 2005.

Pendidikan terakhirnya yakni S3 di Universitas Krisnadwipayana dan lulus pada 2017.

Riwayat Organisasi

- Anggota PAC IPPNU Cabang Koja

- Anggota PC IPPNU Jakarta Utara

- Anggota PW IPPNU DKI Jakarta

- Anggota PMII Rayon FH PMII Komisariat Universitas Islam Malang

- Bendahara Umum PP IPNU

- Bidang Advokasi dan Hukum PP Muslimat NU

- Wakil Sekretaris Komisi Hukum dan Perundangan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Riwayat Pekerjaan

- Dosen STAI Salahudin Al Ayubi Jakarta Utara pada 1995 sampai sekarang

- Staff Panitera Pengadilan Tinggi Agama Jakarta Selatan pada 2001-2004

- Staf Sub Direktorat Pembinaan Produk Halal di Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Kementerian Agama pada 2004-2007

- Kasi Registrasi dan Sertifikasi Produk Halal di Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama pada 2007-2009

- Kasi Pembinaan Pra Pernikahan Sub Direktorat Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama pada 2009-2010

- Kasi Keluarga Sakinah Sub Direktorat Keluarga Sakinah dan Pemberdayaan KUA Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama pada 2010-2011

- Kasi Pembinaan Manajemen Masjid Sub Direktorat Pembinaan Masjid Ditjen Bimas Kementerian Agama pada 2011-2017

- Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama pada 2017-2019.

Tanda Penghargaan

- Fasilitator Pelatihan dan Penyuluhan HIV/AIDS dari Yayasan Pelita Ilmu

- Peserta Pentaloka Marketing Klinik NU dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

- Narasumber Seminar Nasional Peranan Da'I Muda dalam Penanggulangan Terorisme di Indonesia dari LPPM STAI Shalahudin Al Ayyubi dan MUI

- Narasumber Diskusi dalam Satelite Meeting tentang Perempuan dalam Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan dari Komnas Perempuan pada 2019.

Diketahui, Siti Nur Azizah pernah maju dalam Pilkada Serentak 2020.

Ia menjadi Calon Wali Kota Tangerang Selatan berpasangan dengan Ruhamaben.

Namun, Pilkada Tangerang Selatan 2020 itu dimenangi oleh pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul https://solo.tribunnews.com/2021/03/10/teriak-ganyang-moeldoko-kader-demokrat-solo-raya-gigih-dukung-ketum-ahy-moeldoko-arogan?page=all

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved