Apakah Mencuci Area Kewanitaan Setelah Hubungan Suami Istri Bisa Mencegah Kehamilan?

Tidak heran ada wanita yang membiarkan area kewanitaan 'becek' berjam-jam setelah hubungan suami istri karena tidak mau keinginannya untuk hamil batal

Editor: Agustinus Sape
Barabasa
Ilustrasi area kewanitaan. 

Apakah Mencuci Area Kewanitaan Setelah Hubungan Suami Istri Bisa Mencegah Kehamilan?

POS-KUPANG.COM – Tidak sedikit orang, terutama kaum  wanita, masih meyakini jika segera membilas atau mencuci area kewanitaan setelah berhubungan suami istri dapat mencegah kehamilan.

Tidak heran ada wanita yang membiarkan area kewanitaan 'becek' berjam-jam setelah hubungan suami istri karena tidak mau keinginannya untuk hamil batal.

Sebaliknya, ada juga wanita yang karena tidak mau terjadi kehamilan buru-buru membersihkan area kewanitaannya dari 'kebecekan'.

Apakah Anda termasuk juga yang berpikir demikian? Jika iya, apakah pandangan mengenai mencuci area kewanitaan bisa mencegah kehamilan benar adanya?

MelansirWebMD, mencuci area kewanitaan dengan air atau cairan lain tidaklah berfungsi sebagai kontrasepsi. Hal itu berlaku juga untuk penggunaan douche, yaitu kantong dengan selang atau semprotan yang berfungsi untuk menyemprotkan cairan pada area kewanitaan.

Seperti diketahui, sperma dapat berenang dengan cepat. Artinya, ketika Anda bergegas ke kamar mandi setelah berhubungan suami istri untuk mencuci area kewanitaan, Anda tidak akan bisa mengalahkan pergerakan sperma menuju sel telur.

Begitu juga saat saat Anda mencoba melakukan douching area kewanitaan (menggunakan douche). Sangat mungkin banyak dari sperma telah memasuki rahim saat Anda melakukan douching tersebut. Faktanya, douching malah bisa mendorong lebih banyak sperma ke atas.

Selain itu, douching juga dapat meningkatkan risiko infeksi area kewanitaan dan infeksi menular seksual.

Lantas, bisakah sperma dikeluarkan dari jalan lahir setelah berhubungan suami istri?

Perlu dipahami, sperma adalah sel reproduksi pria yang bisa hidup di dalam jalan lahir hingga 7 hari.

Melansir Medical News Today, begitu sperma ini memasuki rahim, tidak ada cara yang terbukti secara ilmiah untuk bisa mengeluarkannya.

Antara beberapa menit hingga beberapa jam setelah hubungan suami istri, beberapa cairan air mani memang bisa keluar dari jalan lahir.

Meskipun beberapa di antaranya mungkin mengandung sperma, cairan itu kebanyakan terdiri dari campuran protein dan vitamin dari ejakulasi.

Jadi, sangat mungkin ada banyak sperma yang sudah menuju sel telur setelah proses penetrasi.

Beberapa orang mungkin menganggap mencuci area kewanitaan bisa mencegah kehamilan. Logika di balik pikiran itu adalah bahwa mencuci atau membilas area kewanitaan akan bisa membasuh air mani atau sperma keluar.

Namun, cara ini tidak akan berhasil karena air tidak akan dapat mencapai rahim.

Beberapa cara berikut juga dianggap dapat mengeluarkan air mani dari area kewanitaan. Tapi, nyatanya, belum ada bukti ilmiah yang mendukung pernyataan tersebut.

Beberapa teknik yang mungkin diusulkan itu, meliputi:

  • Buang air kecil

Beberapa orang secara keliru percaya bahwa buang air kecil setelah berhubungan seks dapat mengeluarkan sperma dari jalan lahir.

Namun, saat urine keluar dari lubang kecil yang disebut uretra, buang air kecil setelah berhubungan seks tidak akan mengeluarkan sperma dari jalan lahir.

  • Mandi

Ada wanita mungkin akan mandi untuk mencoba mengeluarkan air mani dari area kewanitaan mereka, tetapi ini tidak mungkin berhasil. Itu karena, sekali lagi, air tidak akan dapat mencapai air mani di dalam rahim.

  • Membilas dengan cuka

Beberapa orang percaya bahwa memasukkan cuka ke dalam vagina dapat membunuh sperma karena tingkat keasaman cuka yang tinggi.

Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan hal ini. Memasukkan cuka ke dalam vagina malah dapat menyebabkan iritasi.

Hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa ada cara efektif untuk mengeluarkan air mani dari jalan lahir.

Jika seseorang mencoba mengeluarkan air mani dari jalan lahir untuk mencegah kehamilan, mereka harus menghubungi dokter. Dokter mungkin dapat meresepkan kontrasepsi darurat dengan mengonsumsi pil.

Sering disebut sebagai morning-after pill, pil ini mengandung hormon yang dapat dikonsumsi wanita setelah melakukan hubungan suami istri.

Morning-after pill bekerja dengan menghentikan ovarium untuk melepaskan sel telur.

Dimungkinkan bagi wanita untuk menggunakan morning-after pill hingga 5 hari setelah berhubungan suami istri, tetapi meminumnya lebih awal akan lebih efektif.

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved