Gereja Berharap Pemerintah Provinsi NTT Komitmen Terhadap Pertanian, Peternakan dan Kelautan
Karena itu, dibutuhkan pengorganisasian dan koordinasi yang baik antara seluruh komponen masyarakat.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Gereja Berharap Pemerintah Provinsi NTT Komitmen Terhadap Pertanian, Peternakan dan Kelautan
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Pandemi Covid-19 yang melanda hampir sebagian besar belahan dunia termasuk Provinsi NTT di Indonesia turut menjadi stimulus yang memperburuk situasi kemiskinan.
Provinsi NTT, berdasarkan data BPS yang dirilis pada 15 Februari 2021 lalu tetap berada di peringkat ketiga provinsi termiskin di Indonesia. Dengan prosentase kemiskinan hingga 21,21 persen atau setara 1.17 juta jiwa pada September 2020, NTT hanya lebih baik dari Papua Barat dengan 21,7 persen dan Papua dengan 26,8 persen.
Ketua Sinode GMIT, Pdt Mery Kolimon meminta pemerintah dan masyarakat tidak menolak data tersebut. Menurutnya, data yang disajikan berdasarkan kondisi lapangan itu harus diterima dengan besar hati dan lapang dada sebagai hal yang memacu seluruh elemen Pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pembenahan yang lebih baik.
Pdt Mery Kolimon mengatakan, persoalan kemiskinan ini merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan seluruh stakeholder termasuk masyarakat NTT. Karena itu, dibutuhkan pengorganisasian dan sinergi untuk menanganinya.
"Pandemi ini memperburuk situasi (tingkat kemiskinan) kita. Kita belajar di masa pandemi bahwa persoalan ini begitu besar, dan tidak dapat ini hanya menjadi urusan pemerintahan, ini harus menjadi tanggungjawab bersama. Tapi dibutuhkan, pengorganisasian, sinergi antara berbagai stakeholder," ujar Pdt Mery Kolimon kepada POS-KUPANG.COM di kediamannya, Jumat (19/2).
Menurut Pdt Mery Kolimon, meski NTT mempunyai banyak persoalan namun NTT juga memiliki begitu banyak potensi. "Kita punya banyak potensi yang luar biasa dan itu mesti digerakkan," katanya.
Karena itu, dibutuhkan pengorganisasian dan koordinasi yang baik antara seluruh komponen masyarakat.
Pdt Mery Kolimon membeberkan, kondisi pandemi Covid-19 menyadarkan seluruh elemen bahwa tiga sektor sentral telah menjadi andalan selama masyarakat NTT. "Terutama oleh karena pandemi, kita sudah melihat bahwa sektor pertanian, peternakan serta kelautan dan perikanan itu menjadi andalan kita" ungkapnya.
Meskipun pemerintah telah merintis pariwisata sebagai prime mover pembangunan, namun dengan kondisi pandemi yang belum dipastikan akhirnya, membuat NTT harus melihat sektor pertanian secara serius.
"Kita bersyukur ada upaya untuk merintis pariwisata sebagai prime mover, tapi kita juga melihat bahwa untuk NTT dengan pandemi yang berjalan cukup lama ini membuat kita harus melihat bahwa kita harus serius dengan pertanian. Kita berharap pertanian, peternakan serta kelautan dan perikanan menjadi komitmen pemerintah Provinsi NTT," tegas Pdt Mery Kolimon.
Gereja, ungkap Pdt Mery Kolimon, mau bersama sama dengan pemerintah daerah menggali potensi yang dimiliki dan melakukan upaya perbaikan secara bersama. Demikian pula dengan kerjasama dengan berbagai sektor dan juga pihak pihak diluar baik secara, nasional maupun internasional untuk mendukung perbaikan NTT saat ini.
• Kadis Kesehatan Sumba Barat, Pelaksanaan Vaksin Tahap I Capai 95,2 Persen
• Ribuan Babi di Manggarai Barat Mati Diserang Flu Babi Afrika
• RSIA Dedari Kupang Beri Kado Untuk Warga TDM, Dari Paket Sembako Hingga Parcel Buah Buahan
"Kami memohon semua pihak dalam masa pandemi ini Kita punya spirit untuk bersama bekerjasama dan tidak untuk saling menyerang tetapi memikul beban bersama," ujar Pdt Mery Kolimon. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)