Berita Kabupaten Ngada Terkini
Terkait ASF, Dinas Peternakan Ngada Terima Laporan Masyarakat, Ini Penjelasan Dinas
Dinas Peternakan Kabupaten Ngada sudah menerima laporan dari masyarakat di daerah tersebut terkait dengan kematian ternak babi yang diserang oleh Viru
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | BAJAWA-Dinas Peternakan Kabupaten Ngada sudah menerima laporan dari masyarakat di daerah tersebut terkait dengan kematian ternak babi yang diserang oleh Virus African Swine Fever ( ASF) atau demam babi Afrika.
Meski begitu pihak Dinas Peternakan Kabupaten Ngada belum mengetahui secara pasti terkait dengan jumlah ternak babi yang mati akibat virus tersebut.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten Ngada Antonius Padua Nge'a kepada Pos Kupang di ruang kerjannya, Kamis (18/2/2021).
Antonius mengatakan, sudah banyak laporan dari masyarakat yang melaporkan bahwa ternak babi mereka banyak yang mati akibat terserang virus ASF.
Laporan pertama yang masuk berasal dari masyarakat di wilayah Kota Bajawa dan juga masyarakat dari Kecamatan Soa.
"Kejadian kemarin yang paling banyak itu di Bajawa. Jadi laporan banyak dari masyarakat soal babi mereka mati karena ASF," ujarnya.
Antonius mengatakan, karena banyak babi yang mati, akhirnya petugas dari Dinas Peternakan dan dokter hewan melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan kepada kandang-kandang babi milik masyarakat.
"Sehingga untuk sekarang ini sudah tidak terlalu banyak lagi babi yang mati," ungkapnya.
Selain itu, kata Antonius, saat covid-19 pertama kali merebak, pihaknya langsung meminta posko penjagaan untuk memantau ternak babi yang masuk ke wilayah Kabupaten Ngada.
Menurutnya, langkah tersebut sangat ampuh karena babi sudah tidak ada yang mati lagi. Namun karena posko penjagaan sudah tidak aktif lagi sehingga banyak laporan dari masyarakat.
"Sekarang ini, pengawasan sudah mulai berkurang makanya babi kita banyak yang mati. Karena sebagian besar babi mati karena ada ternak babi dari luar," jelasnya.
Antonius mengatakan, atas masalah ASF tersebut, pihaknya langsung melakukan tindakan di lapangan seperti penyemprotan cairan disinfektan di kandang babi milik masyarakat.
Selain itu, pihaknya sudah mengeluarkan instruksi Bupati terkait dengan pembatasan lalu lintas ternak babi yang masuk ke wilayah Kabupaten Ngada.
"Jadi itu upaya yang kami lakukan. Kami juga memberi pengumuman di gereja, dan pasar-pasar supaya masyarakat mengetahui instruksi Bupati soal pembatasan lalu lintas ternak babi yang masuk ke wilayah Kabupaten Ngada," pungkasnya. (mm)
• Cegah Penyakit ASF, Dinas Peternakan Belu Pantau Pemasukan Ternak Babi Dari Luar Belu, Simak INFO
Area lampiran
