China Semakin Mengerikan, Kini Bentuk Pasukan Berani Mati Siap Perang Lawan Tentara AS, Apa Sanggup?

Pasukan yang digembleng secara khusus tersebut telah siap melawan tentara AS (Amerika Serikat) dan sekutu AS yang berada di bawah NATO 

Editor: Frans Krowin
KOMPAS.COM
Presiden China Xi Jinping (kiri), dan Presiden Rusia Vladimir Putin 

China Semakin Mengerikan, Kini Bentuk Pasukan Berani Mati Siap Perang Lawan Tentara AS, Apa Sanggup?

POS-KUPANG.COM - Saat ini China seakan tak mau main-main. Pemerintahannya telah membentuk pasukan berani mati

Pasukan yang digembleng secara khusus tersebut telah siap melawan tentara AS (Amerika Serikat) dan sekutu AS yang berada di bawah NATO 

Pemerintah China dikabarkan sedang mengembangkan tentara generasi mendatang dengan kemampuan ala tokoh-tokoh pahlawan super di buku-buku komik. Setidaknya itulah analisis badan intelijen Amerika Serikat saat ini. 

Tapi apakah tentara super -- dengan kemampuan di atas manusia biasa seperti kita -- memang bisa diciptakan?

Bisakah pasukan berani mati itu sanggup mengalahkan tentara AS bahkan membungkam pasukan NATO? 

Sebenarnya tak hanya China yang punya ambisi memiliki tentara super.
Pada 2014, Presiden Amerika Serikat ketika itu, Barack Obama, kepada para wartawan mengatakan, "Yang akan saya umumkan adalah, kami akan membangun Iron Man." 

Hadirin tertawa, padahal Obama sedang tidak bercanda. AS sudah memulai mengembangkan seragam pelindung canggih bagi personel militer yang disebut Tactical Assault Light Operator Suit, disingkat Talos. 

Promosi video memperlihatkan baju Talos ini mementalkan peluru yang ditembakkan oleh musuh. Tapi proyek Iron Man tak berlanjut. Setelah lima tahun, ambisi membuat seragam antipeluru dihentikan. 

Meski demikian, para pengembang masih berharap komponen-komponen seragam yang bisa mementalkan peluru ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan tempur. 

Ilustrasi tentara China
Ilustrasi tentara China (kompas.com)

Seragam hanya satu dari sekian banyak aspek kemiliteran yang menjadi obyek penelitian dan pengembangan. Di dunia militer -- sama halnya dengan bidang-bidang lain -- orang berusaha untuk mengeksplorasi dan mengembangkan teknologi agar bisa lebih maju atau unggul. Dan praktik ini sudah dimulai sejak zaman dulu. 

Di era modern, unggul tak selalu terkait dengan persenjataan, tapi juga mengubah individu agar memiliki fitur tentara unggulan atau tentara super. Pada 2017, Presiden Rusia Vladimir Putin, memperingatkan bahwa "manusia mungkin tidak lama lagi akan membuat sesuatu yang jauh lebih buruk dari bom nuklir". 

Putin mengatakan manusia "bisa membangun tentara yang bertempur tanpa rasa takut, tanpa penyesalan dan tanpa merasakan sakit". 

Kembali ke China, mantan direktur badan intelijen nasional (DNI), John Ratcliffe, secara terang-terangan menuduh China sedang "membangun tentara dengan kemampuan di atas manusia normal". 

"China melakukan percobaan terhadap anggota Tentara Pembebasan Rakyat dengan harapan mengembangkan tentara dengan kemampuan biologis yang jauh lebih andal. Dalam ambisi ini, Beijing tak mempedulikan hal-hal yang bersifat etis," kata Ratcliffe dalam tulisan di The Wall Street Journal. 

Pemerintah di Beijing menggambarkan tulisan Ratcliffe sebagai "tak lebih dari kebohongan semata". 

Antara Ambisi dan Realitas 

Demi memuluskan langkahnya jadi penguasa dunia, China memang sepatutnya membentuk kesatuan berani mati.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved