News

Jadi Pembela Jokowi,Segini Gaji Buzzer di Indonesia dan Cara Kerjanya,Keberadannya Kini Disorot

Jadi Pembela Jokowi,Segini Gaji Buzzer di Indonesia dan Cara Kerjanya,Keberadannya Kini Disorot

Editor: Adiana Ahmad
Serambi Indonesia
ilustrasi buzzer 

Buzzer ini menggunakan berbagai strategi komunikasi.

Penelitian ini mengkategorikan kegiatan buzzer ke dalam empat kategori.

Pertama, penciptaan disinformasi atau media yang dimanipulasi.

Kedua, pelaporan konten atau akun secara massal.

Ketiga, strategi berbasis data.

Keempat, trolling, doxing atau gangguan.

Kelima, memperkuat konten dan media online.

Penciptaan disinformasi atau media yang dimanipulasi adalah strategi komunikasi yang paling umum.

Di 52 dari 70 negara yang diperiksa, pasukan siber secara aktif membuat konten, seperti meme, video, situs web berita palsu, atau media yang dimanipulasi untuk menyesatkan pengguna.

“Terkadang, konten yang dibuat oleh pasukan siber ditargetkan pada komunitas atau segmen pengguna tertentu.

Dengan menggunakan sumber data online dan offline tentang pengguna, dan membayar iklan di platform media sosial populer, beberapa pasukan siber menargetkan komunitas tertentu dengan disinformasi atau media yang dimanipulasi,” lanjutnya.

Adapun, penggunaan trolling, doxing, atau pelecehan merupakan tantangan dan ancaman global yang berkembang terhadap hak asasi manusia.

Terdapat 47 negara telah menggunakan trolling sebagai bagian dari senjata digital mereka.

“ Pasukan dunia maya juga menyensor ucapan dan ekspresi melalui pelaporan konten atau akun secara massal.

Kiriman dari aktivis, pembangkang politik, atau jurnalis sering kali dilaporkan oleh jaringan terkoordinasi dari akun pasukan siber untuk mempermainkan sistem otomatis yang digunakan perusahaan media sosial untuk menghapus konten yang tidak pantas,” jelasnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved