Mobil Listrik

Ayo Beli Mobil Listrik di Akhir Tahun Ini, Bebas Pajak, Begini Cara Kerjanya

Akhirnya relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah ( PPnBM) untuk mobil baru sebesar nol persen akan disetujui.

Editor: Agustinus Sape
Toyota
Sistem penggerak mobil listrik murni (BEV) Lexus UX 300e. 

Ayo Beli Mobil Listrik di Akhir Tahun Ini, Bebas Pajak, Begini Cara Kerjanya

POS-KUPANG.COM, JAKARTA – Akhirnya relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah ( PPnBM) untuk mobil baru sebesar nol persen akan disetujui. Namun, aturan ini berlaku khusus bagi mobil listrik.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, mengatakan, rencananya pemerintah bakal mengimplementasikan keringanan tersebut jelang akhir 2021. Hal ini tentu jadi angin segar bagi konsumen yang sudah berniat membeli mobil listrik.

Dengan aturan ini, harga kendaraan ramah lingkungan tersebut bisa lebih ditekan dan tentunya akan lebih terjangkau.

Review Hyundai Kona Electric. SUV berpenggerak listrik dari Hyundai dengan banderol Rp 600 juta-an.
Review Hyundai Kona Electric. SUV berpenggerak listrik dari Hyundai dengan banderol Rp 600 juta-an. (Kompas.com / Setyo Adi)

Seperti diketahui, battery electric vehicle (BEV) sampai saat ini masih terbilang mahal. Harga mobil listrik murni termurah di Indonesia saat ini dipegang oleh Hyundai Kona tipe Prime yang dibanderol Rp 637 juta.

“Yang akan kami berikan adalah insentif dari sisi fiskal. PPnBM-nya akan 0 persen by Oktober atau November ini. Jadi, kalau mau beli mobil listrik tunggu saja sampai akhir tahun,” ucap Septian, dalam konferensi virtual (5/2/2021).

Meski begitu, insentif tersebut memang tidak serta merta meningkatkan penjualan mobil yang anjlok pada 2020.

Pertamina resmikan SPKLU komersial pertamanya di Fatmawati.
Pertamina resmikan SPKLU komersial pertamanya di Fatmawati. (Pertamina)

Namun, relaksasi ini diprediksi bisa menambah penetrasi mobil listrik di dalam negeri, sejalan dengan perkembangan infrastruktur SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).

“Kami lihat akan gradual ini penetrasinya, mungkin sampai 2025, mungkin slowly naik sampai 2030 akan lebih banyak,” ujar Septian.

“Tapi dalam estimasi kami, tidak akan langsung tiba-tiba market-nya mobil listrik begitu kami insentif ini itu langsung 20 persen,” katanya.

Kendaraan listrik Hyundai Ioniq tengah melakukan pengisian daya di SPKLU.
Kendaraan listrik Hyundai Ioniq tengah melakukan pengisian daya di SPKLU. (KOMPAS.com/RULY KURNIAWAN)

Sebelumnya, sejak tahun lalu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah berupaya memacu industri otomotif untuk tetap bertahan pada masa pandemi Covid-19. Salah satunya lewat pengajuan relaksasi PPnBM sebesar 0 persen untuk mobil baru, yang menurutnya dapat mendorong daya beli masyarakat.

Namun, usulan ini tak diterima Menteri Keuangan Sri Mulyani. Saat itu pemerintah disebut tengah fokus mengoptimalkan paket insentif yang telah dikeluarkan untuk semua pelaku industri.

Nissan Leaf dipamerkan di IEMS 2019.
Nissan Leaf dipamerkan di IEMS 2019. (Kompas.com/Donny)

Tak berselang lama, Kemenperin mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo secara prinsip menyetujui usulan tersebut dan diklaim tinggal menunggu persetujuan Kemenkeu.

Terakhir, wacana ini kembali dihembuskan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada awal 2021. Menurutnya, sektor otomotif dapat menjadi katalisator pemulihan ekonomi nasional tahun ini.

Komponen dan Cara Kerja Mobil Listrik

Melansir mobillistrik.net, kalau di mobil biasa kita sering mendengar dengan kompnen yang bernama piston, gearbox dan timing belt misalnya, sebaliknya mobil listrik tidak menggunakan komponen tersebut karena mobil listrik menggunakan sistem yang lebih sederhana dibandingkan dengan mobil konvensional.

Dari penampilan mobil listrik mirip dengan mobil konvensional kebanyakan, namun untuk untuk mengetahui perbedaannya kita bisa melihat di balik kap mesinnya atau di bagian bawah bodinya.

Kalau di mobil biasa kita bisa menemukan mesin bakar biasa, kalau mobil listrik kita bisa menemukan motor listrik.

Di bagian bawah bodi mobil listrik kita juga bisa menemukan baterai listrik yang biasanya ditempatkan di bagian bawah bodi.

Teknologi mobil listrik terdiri dari komponen yang lumayan simpel dan praktis. Energi paling penting untuk menggerakkan mobil listrik berasal dari baterai.

Dari baterai kemudian energi listrik dialirkan ke motor listrik lalu kemudian menggerakkan roda agar mobil berjalan.

Isi Daya (charger)

Sebelum membahas komponen dalam mobil listrik lebih jauh, kita mulai dulu dari hal yang sederhana yaitu pengisian daya pada baterai mobil listrik.

Untuk mengisi daya sebuah mobil listrik layaknya sebuah telepon genggam, kita harus mencolokkan terlebih dahulu pada sebuah colokan baik di rumah maupun di stasiun pengisian daya mobil listrik.

Biasanya ketika membeli mobil listrik kita akan diberikan beberapa tipe colokan kabel untuk mengisi ulang.

Ada beberapa tipe colokan yang digunakan mobil listrik, ada yang dinamakan ‘ type 2 connector’ yang biasanya digunakan untuk mengisi daya di rumah atau kantor dan tipe ini sangat lumrah digunakan di Eropa.

Ada juga yang dinamakan tipe colokan ‘Combo CCS’ atau ‘Chademo’ yang biasanya digunakan untuk stasiun pengisian daya super cepat.

Kedua tipe colokan ini memiliki kabel konektor yang berbeda jadi tidak akan ada risiko salah colok.

Ketika kabel charger sudah terkoneksi maka arus listrik AC yang berasal dari rumah atau stasiun pengisian daya akan mengalir ke mobil listrik yang mana akan dicek terlebih dahulu oleh sistem komputer mobil listrik yang bertujuan untuk mengetahui apakah arus listrik yang masuk memiliki kualitas yang bagus, atau bisa juga mengecek apakah ground-nya berfungsi dengan baik atau tidak agar tidak terjadi apa-apa selama proses pengisian daya mobil listrik.

AC/DC Converter

Komponen ini bertugas untuk mengubah arus listrik AC yang didapatkan dari rumah atau stasiun pengisian daya menjadi arus DC.

Kenapa mobil listrik butuh konverter? Karena kita hanya bisa menyimpan energi listrik dalam baterainya dalam bentuk arus DC.

Untuk melewati tahapan konversi arus listrik AC ke DC ini, pada beberapa Stasiun Pengisian yang canggih dan super cepat biasanya dapat mengubah arus listriknya sendiri menjadi DC lalu baru langsung bisa mengisi ke baterai mobil listrik.

Baterai

Baterai Li-on

Baterai pada mobil listrik adalah komponen kunci dari sebuah mobil listrik selain motor listriknya sendiri. Ia mempengaruhi secara langsung kemampuan sebuah mobil listrik terutama untuk jarak tempuh maksimal yang bisa dicapai.

Secara umum ada beberapa jenis baterai diantaranya Cadmium Nickel yang mana saat ini tidak lagi digunakan.

Kemudian ada tipe Nickel Metal Hydure yang mana memiliki kelemahan yaitu suhu yang dihasilkan relatif lebih panas maka baterai jenis ini memerlukan pendinginan sendiri jadi kurang praktis.

Lalu jenis baterai yang saat ini umum digunakan oleh produsen mobil listrik yaitu baterai jenis Lithium Ion (Li-on).

Sebuah baterai mobil listrik biasanya terdiri dari puluhan atau lebih sel-sel baterai yang kalau kita lihat bentuknya mungkin mirip-mirip dengan baterai ukuran kecil ‘tipe AAA’.

Jumlah energi yang terkandung di sebuah baterai mobil listrik dinyatakan dengan kilowat hour (kWh), atau kurang lebih sama dengan takaran ‘liter’ dalam BBM cuma dalam mobil listrik dihitung dalam kilowatt (KW).

Untuk lebih jelasnya misalnya dalam sebuah baterai dengan kapasitas 50 kWh yang mampu di-charge dengan kekuatan 10kW dapat diisi ulang dayanya sekira 5 jam. Di sini ada kata ‘sekira’ karena biasanya ketika baterai sudah mencapai 80 persen, maka baterai secara otomatis akan mengurangi kecepatan pengisian dayanya.

Sama halnya seperti kita mengisi air di ember melalui keran maka ketika hampir penuh kita biasanya akan mengecilkan kerannya agar airnya tidak tumpah ke mana-mana.

Mesin Listrik

Komponen ini adalah tujuan berikutnya dari arus listrik yang telah disimpan dalam baterai mobil listrik. Dalam sebuah mobil listrik biasanya terdapat satu atau beberapa motor listrik yang siap menggerakkan mobil listrik.

Mesin listrik atau motor listrik memiliki cara kerja dan komponen yang lumayan simpel yang mungkin secara umum kita sudah hafal cara kerjanya.

Ya, motor listrik layaknya dinamo listrik pada mobil mainan menghasilkan energi kinetik setelah adanya proses interaksi antara elektromagnetik dan magnet permanen. Pada elektromagnetik inilah arus listrik dari baterai akan dialirkan.

Mesin dan Baterai Renault Zoe

Dibandingkan dengan mesin BBM, dalam hal efisiensi, mesin listrik ini sangat efisien dalam hal energi yang dihasilkan. Sebuah mesin BBM konvensional hanya akan menghasilkan energi kinetik tidak lebih dari 40 persen, yang sisanya terbuang menjadi panas dan gesekan-gesekan yang terjadi pada komponen mesin konvensional.

Sedangkan pada motor listrik energi kinetik yang dihasilkan bisa mencapai 90 persen.

Saking sederhananya juga, mobil listrik tidak membutuhkan transmisi atau komponen-komponen yang misalnya mengubah gerakan vertikal menjadi gerakan berputar seperti halnya piston dan kruk as pada mesin konvensional.

Itulah sebabnya biasanya motor listrik pada mobil listrik dihubungkan langsung pada as roda. Keunggulannya tentu saja lebih sedikit komponen bergerak yang digunakan pada mobil listrik dibandingkan dengan mobil biasa. Kelemahannya, ketika mogok mobil listrik susah untuk diderek karena rodanya akan terkunci oleh motor listriknya sendiri.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akhir Tahun Ini Beli Mobil Listrik Bakal Bebas Pajak", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2021/02/06/084200215/akhir-tahun-ini-beli-mobil-listrik-bakal-bebas-pajak.
Penulis : Dio Dananjaya
Editor : Agung Kurniawan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved