Ini Sosok Mantan Jaksa Agung Indonesia yang Kini Jadi Bos dan Bongkar Borok Militer Myanmar, Siapa?
Ini Sosok Mantan Jaksa Agung Indonesia yang Kini Jadi Bos dan Bongkar Borok Militer Myanmar, Siapa?
Ia juga mendapat larangan perjalanan oleh Departemen Luar Negeri sejak Juli 2019 lalu.
PBB menyeru, para jenderal tinggi tersebut harus dituntut atas genosida dan Pengadilan Kriminal Internasional telah memulai penyelidikan awal.
Uni Eropa juga saat itu mempertimbangkan mencabut akses negara bebas tarif ke blok perdagangan terbesar di dunia.
Dua perusahaan konglomerat Tatmadaw, Myanmar Economic Holdings Limited (MEHL) dan Myanmar Economic Corp (MEC) adalah perusahaan induk yang berkembang dengan investasi berbagai sektor.
Termasuk dalam sektor investasi keduanya adalah permata, tembaga, telekomunikasi dan pakaian.
Keduanya juga memiliki bank terbesar di negara itu, Myawaddy dan Innwa.
Keduanya memiliki berbagai anak perusahaan, laporan mengidentifikasi 120 bisnis di berbagai sektor, dari turisme dan bank ke konstruksi dan tambang batu permata yang dimiliki oleh MEHL dan MEC.
• Ini Daftar 9 Negara yang Diprediksikan Terancam Hancur Jika Perang Dunia III Meletus, Indonesia Ada?
• Pantasan Desy Ratnasari Susah Move On, Ternyata Begini Perlakuan Irwan Mussry Dulu, Bikin Baper
• Madura United Sambut Rencana PSSI Gelar Turnamen Pramusim, Ini Kata RD:Saatnya Gelar KompetisiINFO
• Renungan Harian Katolik, Rabu 3 Februari 2021: Iman yang Tahan Uji
Selain itu ada juga 27 perusahaan yang terhubung dengan dua perusahaan melalui struktur perusahaan.
Pendapatan yang didapat dengan bisnis itu menguatkan otonomi militer dari pengawasan sipil dan menyediakan dukungan finansial untuk operasi mereka.
Selanjutnya penyelidik mendesak investigasi ke 45 perusahaan yang membuat donasi ke militer Myanmar di tiga upacara yang diadakan oleh Min Aung Hlaing pada puncak kekerasan di Rakhine tahun 2017 lalu.
Selama upacara ini ia meminta dana untuk mendukung aksi militer di Rakhine dan untuk membangun pagar pertahanan di perbatasan dengan Bangladesh, papar PBB.
Saat itu ada 10 juta Dollar ditambahkan ke donasi.
Dua perusahaan lokal, KBZ Group dan Max Myanmar, mendonasikan 2.5 juta Dollar dan lebih dari 900 ribu Dollar AS ke Min Aung Hlaing seperti dilaporkan PBB.
Donasi itu bagian dari pendanaan untuk pembangunan batas "untuk mencegah pengungsi Rohingya kembali ke rumah mereka."
KBZ Group mengatakan mereka belum dihubungi oleh PBB selama investigasi tersebut dan tidak dalam posisi untuk menjelaskan lebih jauh.
• Ini Daftar 9 Negara yang Diprediksikan Terancam Hancur Jika Perang Dunia III Meletus, Indonesia Ada?
• Ditolak Beberapa Rumah Sakit, Mahasiswa Korban Lakalantas di NTT Meninggal Dunia
• Madura United Sambut Rencana PSSI Gelar Turnamen Pramusim, Ini Kata RD:Saatnya Gelar KompetisiINFO
Sementara itu Max Myanmar Group mengatakan dalam pernyataan mereka jika mereka tidak terlibat dalam tuduhan itu.
Klaim Max Myanmar Group mengatakan pendanaan benar-benar ditujukan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi masyarakat".
