Sidarto Danusubroto dan Nasihat untuk Jokowi: Salut, Presiden Calonkan Listyo Sigit Jadi Kapolri

Sidarto Danusubroto dan Nasihat untuk Jokowi: Salut, Presiden Calonkan Listyo Sigit Jadi Kapolri

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto foto bersama Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Letjen (Purn) Kiki Syahnakri, Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada-Gerakan Satu Bangsa, AM Putut Prabantoro dan anggota Wantimpres di Gedung Wantimpres, Jakarta, Rabu (1/3/2017). 

Sidarto Danusubroto dan Nasihat untuk Jokowi: Salut, Presiden Calonkan Listyo Sigit Jadi Kapolri

POS-KUPANG.COM  - Sidarto Danusubroto (85), mantan Ketua MPR yang kini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) meyakini pada 2021 ini kondisi perekonomian Indonesia makin membaik dan sejumlah investor besar, di antaranya produsen mobil listrik, telah masuk ke Indonesia.

Ia juga memuji langkah berani Presiden Jokowi mengusulkan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, Kepala badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol Idham Azis. Berikut ini lanjutan petikan wawancara ekslusif Tribun Network dengan mantan Ketua MPR tersebut.

Baca juga: Kapolres Sikka Pimpin Serahterima Kabag dan Kapolsek, Ini Nama Pejabatnya

Sidarto pernah meniti karier di Polri, terakhir menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat periode 1988 -1991. Sebelumnya ia menjawab Kapolda Sumbagsel pada 1986-1988. Berikut petikan wawancara eksklusif bersama Sidarto Danusubroto:

Anda seorang purnawirawan perwira tinggi (Inspektur Jenderal) Polri. DPR meloloskan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis. Bagaimana komentar Anda?

Pada masa lalu Polri pernah dipimpin oleh seorang beragama Nasrani yaitu Pak Widodo Budidarmo. Waktu beliau Kapolri, saya Kadispen (Kepala Dinas Penerangan) Polri. Sekarang Pak Listryo Sigit juga Nasrani.

Ini saya tangkap sebagai suatu sikap Presiden, bahwa negara kita adalah negara yang pro-keberagaman, pro-kebhinekaan.Siapapun yang punya integritas dan kapasitas, dia berhak untuk diangkat, tanpa memandang suku, agama, atau apapun.

Baca juga: Kapan Pemprov Perhatikan Jalan Maumere-Magepanda

Idham Azis dari Sulawesi, Sekarang Sigit kelahiran Maluku, bagi saya tidak masalah. Saya harapkan, saat beliau (Listyo Sigit) menjabat sebagai Kapolri, polisi tidak hanya sebagai penegak hukum tapi juga menjunjung tinggi perikeadilan. Jangan melunak ke atas tapi keras ke bawah. Itu yang penting.

Selama 56 tahun Anda tidak pernah berhenti berkarya, mengalami tiga periode pemerintahan yaitu Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Bisa ceritakan masa-masa yang paling Anda kenang?

Saya mengalami masa era Bung Karno waktu di kepolisian. Bahkan pernah jadi ajudan beliau. Saya tangkap idealisme Bung Karno. Bagaimana beliau melarang HPH, bagaimana sumber daya alam itu tak tersentuh orang asing.

Lalu Orde Baru, saya kena C2 (dianggap terlibat peristiwa G30S-PKI) sehingga mentok sampai pangkat colonel. Jadi saya berpangkat colonel selam delapan tahun.
Lalu Pak Anton (Kapolri Anton Soedjarwo) datang. Seorang Soekarnois jadi Kapolri, lalu Pak Benny Moerdani jadi Pangab (Panglima ABRI). Saat itu saya diberikan peluang untuk naik bintang (perwira tinggi).

Saya sayangkan saat Orde Baru sumber daya alam dan HPH terlalu diobral, maaf ya, kepada kroni, keluarga, dan sebagainya. Sehingga kalau sekarang banyak bencana itu satu di antaranya terlalu sembrono dalam mengelola ekosistem.

Ketika Orde Baru tumbang, dan masuk ke Reformasi apa yang Anda rasakan?

Saya pensiun dari kepolisian,lalu masuk DPR 1999. Saya mengalami tiga periode di DPR. Pada saat itu sistem pemilihan anggota DPR menggunakan sistem proporsional tertutup, masyarakat memilih partai.

Saya nomor urut satu sehingga terpilih. Saya tidak mengeluarkan uang. Selanjutnya sistem diubah menjadi proporsional terbuka.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved