Revitalisasi Dermaga Nangakeo Ende Butuh Rp. 41 Miliar, Apa Saja Item Pekerjaan?
Pasalnya posisi dermaga yang sejajar dengan garis pantai menyebabkan aktivitas penyebaran tidak optimal bahkan menganggu.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Revitalisasi Dermaga Nangakeo Ende Butuh Rp. 41 Miliar, Apa Saja Item Pekerjaan?
POS-KUPANG.COM | ENDE -- Kondisi dermaga Feri di Nangakeo Kabupaten Ende memerihatinkan. Hampir semua fasilitas dalam kondisi rusak parah.
Dermaga di Bhera Mari tersebut, sudah berhenti beroperasi sejak 2010, sempat kembali beroperasi beberapa bulan di 2014, lalu berhenti lagi hingga saat ini.
Pasalnya posisi dermaga yang sejajar dengan garis pantai menyebabkan aktivitas penyebaran tidak optimal bahkan menganggu.
Dermaga tersebut rencananya akan direvitalisasi menggunakan dana APBN mulai tahun 2021 ini.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ishak Nuka, dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, membenarkan ada revitalisasi dermaga Nangakeo.
"Ada revitalisasi dengan dana APBN," kata Ishak saat dihubungi POS-KUPANG.COM, Selasa (12/1/2021), malam.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XIII Provinsi NTT, Tito Gesit Utiarto, melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), mengatakan saat ini masih proses tender.
Menurutnya, jika tidak ada kendala, maka kemungkinan di akhir Januari atau awal Februari 2021, penandangan kontrak.
"Untuk anggarannya di tahun 2021 ini, di Harga Prakiraan Sendirinya (HPS) kita Rp. 19 Miliar. Nama kegiatannya peningkatan pelabuhan Nangakeo," ungkapnya.
Dia menjelaskan, sebetulnya kebutuhan dana untuk peningkatan pelabuhan Nangakeo mencapai Rp. 41 Miliar, namun di 2021 ini belum bisa diakomomodir semuanya.
Lanjutnya, peningkatan pelabuhan Nangakeo telah dilakukan studi terlebih dahulu. Pasca penandatanganan kontrak akan dilanjutkan dengan pekerjaan fisik.
Menurutnya, operasional dermaga Nangakeo belum bisa dalam tahun ini.
"Belum bisa tahun ini. Kalau dari Kementerian Perhubungan bisa akomodir dana tambahannya direalokasi ke empat atau kelima di Oktober atau November 2021 ini, maka mungkin bisa operasionalnya mulai tahun ini," jelasnya.
Dijelaskannya, item pekerjaan antara lain, ubah posisi dermaga. Letaknya sejajar dengan garis pantai akan diubah tegak lurus dengan garis pantai.
"Jadi kalau sebelumnya dia arahnya ke Ende, nanti diperbaiki arahnya ke Pulau Ende," ungkapnya.
Dia merincikan item pekerjaan di tahun 2021 ini, antara lain, pekerjaan dudukan movible bridge, dudukan hidrolik, pelindung movible mridge, mooring dolphin, breasthing dolphin dan dudukan catwalk.
Sebelumnya diberitakan POS-KUPANG.COM, Kondisi Pelabuhan Nangakeo Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), amat memerihatinkan. Semua fasilitas pelabuhan yang terletak di Desa Bhera Mari itu sudah rusak parah.
Pantauan POS-KUPANG.COM, gapura menuju pelabuhan sudah berantakan, atap dan seng bergelantungan, di gapura ada pos jaga namun sudah ditutupi tumbuhan liar.
Sebelah kiri dari setelah masuk gapura ada dua bangunan rumah tembok, namun atap dan pelafonnya sudah roboh. Sementara jalan menuju ruang tunggu dari gapura sudah ditumbuhi rumput liar.
Ruang tunggu pelabuhan lebih parah lagi. Semua fasilitas dalam ruang tunggu seperti meja dan kursi sudah tidak ada lagi. Tidak hanya itu semua kaca pintu dan jendela susah pecah dan berjahamburan di lantai.
Dinding-dinding ruang tunggu dipenuhi gambar dan tulisan, paling banyak gambar dan tulisan tak senonoh.
Sementara itu kondisi dermaga juga amat memerhatikan, pos jaga, jembatan sudah rusak parah. Tampak beberapa warga sedang memancing dari atas dermaga.
Asomon Karim, salah seorang warga yang tengah menjemur biji kakao di halaman belakang ruang tunggu, kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan, pelabuhan Nangakeo sudah sangat lama tidak digunakan lagi.
"Kalau tidak salah tahun 2010 itu tidak ada lagi kapal di sini. Kami di sini jemur kakao di halaman ini. Kalau dalam ruang tunggu itu, memang parah sekali, itu kursi dan meja tidak ada lagi orang sudah ambil, tidak tau siapa," ungkapnya.
Menurutnya sejak pelabuhan itu tidak digunakan lagi, mereka mulai jemur kakao di halaman depan ruang tunggu.
Dia katakan, ruang tunggu pelabuhan tersebut sering digunakan oleh warga terutama kaum muda-mudi untuk mabuk-mabuk dan pacaran. "Itu lihat gambar-gambar di dalam kalau sudah mabuk mereka mulai buat sembarangan," katanya.
Baca juga: Difabel Desa Mingar Belajar Buat Stik Kelor dan Keripik Ubi Ungu, Pemdes Beri Ruang UKM Difabel
Baca juga: Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat Terpapar Covid-19
Baca juga: 8 Makanan yang Wajib Dihindari oleh Penderita Diabetes,Apa Saja ?
Asomon sendiri, dulunya berharap dengan adanya pelabuhan tersebut mereka bisa punya peluang usaha atau menjadi buruh pelabuhan. "Tapi ini tidak pakai lagi, ya sudah. Bangunnya mungkin tahun 2003, kalau tidak salah," ungkapnya.Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti