Cuaca Buruk
Pesawat Lion Air JT684 & Garuda GA504 Gagal Mendarat di Bandara Supadio Pontianak, Ini Penyebabnya!
Perlu waspada memilih transportasi saat ini. Soalnya, Indonesia sedang mengalami musim hujan dan sering terjadi cuaca ekstrem.
Pesawat Lion Air JT684 & Garuda GA504 Gagal Mendarat di Bandara Supadio Pontianak, Ini Penyebabnya!
POS-KUPANG.COM - Perlu waspada memilih transportasi saat ini. Soalnya, Indonesia sedang mengalami musim hujan dan sering terjadi cuaca ekstrem.
Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ruten Jakarta - Pontianak di perairan Kepulauan Seribu Sabtu (9/1/2021) lalu diduga akibat cuaca buruk.
Belum lama kejadian tersebut, sebanyak dua penerbangan rute Jakarta - Pontianak di Bandara Internasional Suapadio Pontianak terpaksa harus dialihkan (divert), pada Rabu 13 Januari 2021 sore.
Disebabkan cuaca yang buruk, membuat maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT684, dan maskapai Garuda dengan nomor penerbangan GA504 tidak dapat landing.
Untuk itu, melihat kondisi tersebut akhirnya dua maskapai itu pun terpaksa melakukan divert.
Saat dikonfirmasi, Executive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandara Supadio Pontianak, Eri Braliantoro juga membenarkan kejadian tersebut.
Ia menerangkan, dua maskapai tersebut telah melakukan divert. Diantaranya, maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT684 rute Jakarta - Pontianak, saat ini harus mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, pada pukul 14:00 Wib.
Serta maskapai Garuda dengan nomor penerbangan GA504 rute Jakarta - Pontianak, saat ini juga telah mendarat Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II Palembang, pada pukul 15:02 Wib.
"Karena faktor cuaca ada Pesawat Lion divert ke Batam, yang kedua pesawat Garuda divert ke Palembang," kata Eri.
Dalam hal ini pun, kata Eri, divert atau Return To Base (RTB) adalah hal yang lumrah, guna mengutamakan faktor keselamatan penerbangan.
"Tadi ada yang sempat landing yakni Sriwijaya karena cuaca tadi sempat terang sedikit, jadi dia sempat landing. Tapi setelah itu, Batik Air saat ini masih holding," sampainya.
Dan ia pun menerangkan, dalam kejadian yang disebabkan oleh akibat cuaca seperti ini, terdapat beberapa faktor, di antaranya faktor visibility jarak pandang yang memang di bawah standar keselamatan penerbangan, serta faktor angin yang kencang.
"Kalau cuaca itukan pasti dunia penerbangan mengacunya ke BMKG. Kalau kita melihat secara visual kita tidak bisa menilai. Nah data BMKG itu kan akan diteruskan ke ATC maupun pilot, untuk mereka mengambil keputusan apakah landing atau divert," terangnya.