Sriwijaya Air Jatuh
MOMEN Terakhir Penumpang No 53 Sriwijaya Air: Bye Bye Keluarga Semua, Kita Pulang Kampung Dulu Ya!
Rekaman pesan perpisahan penumpang nomor 53 penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dibagikan melalui Instgaram beberapa saat sebelum lepas landas
POS KUPANG, COM - Momen perpisahan seorang penumpang pesawat Sriwijaya Air.
Penumpang dengan nomor 53 membagikan video perpisahannya sebelum berangkat.
Hal tersebut viral hingga menjadi sorotan publik di media sosial.
"Byebye keluarga semua. Kita pulang kampung dulu, ya." Inilah momen pesan perpisahan penumpang nomor 53 pesawat Sriwijaya yang jatuh pada, Sabtu (9/1/2021) sore.
Rekaman pesan perpisahan penumpang nomor 53 pada penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ini dibagikan melalui Instgaram beberapa saat sebelum lepas landas.
Dalam video yang dibagikan di Instagram, terlihat penumpang yang juga menjadi korban tragedi pesawat Sriwijaya AIr jatuh ini diantar keluarga sampai Bandara Soetta.
Kabar buruk menimpa dunia penerbangan setelah pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dinyatakan hilang kontak dan diduga kuat jatuh.
Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu hilang kontak di Kepulauan Seribu, setelah sempat mengudara selama empat menit dari Bandara Seokarno-Hatta, Cengakareng pukul 13.40 WIB.
Pesawat Sriwijaya Air tersebut membawa 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru pesawat.
Satu di antara penumpangnya adalah Ratih Windania beserta sang buah hati, Yumna Fanisyatuzahra.
Keduanya tercatat sebagai penumpang Sriwijaya Air dengan nomor manifest 53 dan 54.
Sebelum kejadian, Yumna sempat membagikan momen perpisahan saat di Bandara Soetta melalui akun Instagramnya, @ratihwindania.
Keduanya di antar oleh beberapa orang yang diduga merupakan keluarga atau kerabatnya.
Dalam unggahan tersebut tidak memperlihatkan tanda-tanda buruk apapun.
Mereka terlihat masih asyik saling melepas kepergian satu sama lain.
Terdengar pula kalimat perpisahan dari Ratih.
"Dada semuanya," ucapnya singkat.
Sementara itu pada unggahan terakhir, banyak netizen yang membanjiri kolom komentarnya.
Para netizen semuanya memberikan doa yang terbaik untuk Ratih beserta sang buah hati.
Bahkan tidak ketinggalan terdapat artis Salmafina Sunan yang juga memberikan komentar berisi doa dan harapan.
Dirinya juga merasa terharu lantaran diikuti oleh akun milik Ratih.
"Turut berduka cita kak..Semoga ada titik terang. Terimakasih sudah follow aku, aku tersanjung. Semoga Allah selalu dengan kakak," tulis @salmafinasunan
Selain Salmafina tidak sedikit netizen yang juga memberikan komentar dengan nada yang sama.
"Di daftar penumpang pesawat sriwijaya terdapat nama kakak ini semoga baik baik saja," kata @adriorizkyy
"Semoga kondisinya baik-baik saja ya kak, aamiin," ucap @nikenfzaa.
"Semoga diberi keajaiban ya Allah," Kata @fera.echa.
"dek yumna , namanya ada di daftar juga. bahkan yg punya ig ini juga ada di daftar. Kita ga kenal, tapi aku ikut mewek. Semoga diberikan tempat yg terbaik," komentar @ikaamaliaf.
"Sedih liat igs nya pas perpisahan semoga baik2 saja," ungkap @ucifebrian93.
Sosok ini sudah jauh hari ingatkan potensi bahaya Sriwijaya Air
Seperti diketahui, pada tahun 2019, maskapai penerbangan Sriwijaya Air sempat memutuskan berhenti terbang.
Penyebab Sriwijaya Air berhenti operasi, bangkrut? Bukan karena tiket mahal, direksi blak-blakan masalah besarnya.
Satu grup maskapai swasta di Tanah Air tumbang, yakni Sriwijaya Air Group (Sriwijaya Air dan NAM Air).
Masalah besar sedang menyandung maskapai yang dimiliki keluarga Lie itu.
Direktur Operasi Sriwijaya Air Fadjar Semiarto merekomendasikan agar maskapai tersebut menghentikan operasionalnya untuk sementara waktu.
Sebab saat ini, dia menilai pesawat yang dimiliki maskapai itu berpotensi menimbulkan bahaya jika tetap beroperasi.
“Kalau dibilang sangat membahayakan (tidak), (tapi) berpotensi (berbahaya) iya. Karena dari sisi pesawat yang dirawat dalam kondisi yang limited berpotensi terjadi hal-hal yang di luar yang kita perkirakan,” ujar Fadjar Semiarto di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Fadjar Semiarto menjelaskan, potensi bahaya muncul karena Hazard Identification and Risk Asessment (HIRA) operasional Sriwijaya Air menunjukan angka 4A.
Artinya, jika ini tak segera dibenahi, maka operasional Sriwijaya Air bisa terganggu.
“Kalau kita tidak bisa perbaiki jadi kuning menurut safety menjadikan kami rawan dari hal-hal kondisi yang normal. Ini yang kami pikirkan,” kata Fadjar Semiarto.
Fadjar Semiarto pun mengaku telah melaporkan hal tersebut kepada Plt Direktur Utama Sriwijaya Jefferson Jauwena.
Namun, rekomendasi tersebut tak mendapat tanggapan.
Lantaran tak ditanggapi, Fadjar Semiarto memutuskan untuk mundur dari jabatannya.
“Karena surat tidak direspon Plt (Dirut Sriwijaya), malah terkesan tidak mendengarkan, tetap melakukan penerbangan secara normal maka kami menyatakan mengundurkan diri,” ucap dia.
“Kami memutuskan untuk mengundurkan diri untuk menghindari conflict of interest," ujar Fadjar Semiarto lebih lanjut.
Sementara itu, Direktur Teknik Sriwijaya Air Ramdani Ardali Adang menambahkan, kerjasama Sriwijaya Air dengan Garuda Maintenance Facility ( GMF ) telah dihentikan.
Setelah putusnya kerja sama itu, Ramdani Ardali Adang mengaku khawatir dengan operasional Sriwijaya Air.
Sebab, dengan tidak adanya kerja sama tersebut, pasokan suku cadang untuk armada Sriwijaya Air terbatas.
“Setelah putus dengan GMF saya khawatir sekali, HIRA-nya merah. Memang sampai saat ini belum terjadi sesuatu, tapi dari indikasi tersebut berpotensi besar dengan keselamatan penerbangan,” kata Ramdani Ardali Adang.
Sebelumnya, beredar surat yang dikirim oleh Direktur Quality, Safety, and Security PT Sriwijaya Air Toto Soebandoro kepada Plt Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson I Jauwena agar maskapai itu berhenti beroperasi.
Rekomendasi ini disampaikan Kapten Toto dalam kapasitasnya sebagai Direktur Quality, Safety and Security Sriwijaya Air dan keputusan selanjutnya akan diserahkan kepada Plt Direktur Utama.
Surat rekomendasi itu bernomor 096/DV/INT/SJY/IX/2019 tertanggal 29 September 2019.
Dari laporan tersebut diketahui bahwa ketersediaan tools, equipment, minimum spare, dan jumlah qualified engineer yang ada tidak sesuai dengan laporan yang tertulis dalam kesepakatan yang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Menteri Perhubungan.
Namun, menurut Toto rekomendasi itu bersifat internal dan bukan untuk konsumsi publik.
“(Surat) ini masukan untuk perusahaan khususnya untuk Plt Direktur Utama (Jefferson Jauwena),” ujar Toto di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Sriwijaya Air dianggap belum berhasil melakukan kerja sama dengan JAS Engineering atau MRO lain terkait dukungan line maintenance.
Hal ini berarti risk index masih berada dalam kategori 4A (tidak dapat diterima dalam situasi yang ada).
Ini dianggap bahwa maskapai tersebut dianggap kurang serius terhadap kesempatan yang diberikan pemerintah untuk melakukan perbaikan.
Atas dasar itu, maka pemerintah sudah mempunyai cukup bukti dan alasan untuk menindak Sriwijaya Air stop operasi karena berbagai alasan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan setelah diskusi dengan Direktur Teknik Sriwijaya Air dan Direktur Operasi Sriwijaya Air sebagai pelaksana safety, maka direkomendasikan Sriwijaya Air menyatakan setop operasi atas inisiatif sendiri (perusahaan) atau melakukan pengurangan operasional disesuaikan dengan kemampuan untuk beberapa hari ke depan, karena alasan memprioritaskan keamanan.
Hal ini akan menjadi nilai lebih bagi perusahaan yang benar-benar menempatkan keamanan sebagai prioritas utama.
Jika dalam beberapa hari kemudian Sriwijaya Air dengan persiapan yang lebih matang telah merasa siap kembali untuk beroperasi, maka manajemen cukup melaporkan kepada DKPPU untuk kemudian lebih mudah memperoleh izin terbang kembali.
Sebaliknya, jika Sriwijaya Air dinyatakan setop operasi karena tidak patuh terhadap standar dan regulasi yang berlaku, maka akan jauh lebih sulit untuk mendapatkan izin terbang kembali, dan menjadi preseden buruk di mata seluruh stakeholder dan masyarakat umumnya.
18 Pesawat Tak Terbang
Direktur Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) Avirianto mengatakan, maskapai Sriwijaya Air telah menghentikan operasi 18 pesawatnya.
Belasan pesawat itu tak dioperasionalkan karena dianggap tak laik terbang.
“Dari 30 pesawat yang terbang cuma 12, berarti sistem kontrol kami dari Sriwijaya bagian quality-nya sudah grounded 18 pesawat,” ujar Avirianto saat dihubungi, Senin (30/9/2019).
Avirianto menambahkan, pihaknya terus mengawasi kelaikan pesawat yang beroperasi di Indonesia.
Hal itu perlu dilakukan untuk memastikan keselamatan dalam penerbangan.
“Jadi kami awasi juga melibatkan inspektur-inspektur Sriwijaya sendiri kami authorized,” kata Avirianto.
Sementara itu, Fadjar Semirto mengakui ada belasan pesawatnya yang tak lagi beroperasi.
Imbasnya, frekuensi penerbangan maskapai itu pun turun drastis.
“Pesawat aja udah lebih dari 50 persen kan dari 30 ke 12. Apalagi frekuensi penerbangannya, turun rutenya yang diterbangi dari 245 jadi 110 sampai 120-an per hari,” kata dia. (Fotokita)
(*/ tribunmedan.id)
Artikel ini sudah tayang di Surya Malang dengan judul: Pesan Perpisahan Penumpang No 53 yang Hilang Bersama Sriwijaya Air, Diantar Keluarga Sampai Bandara, https://suryamalang.tribunnews.com/2021/01/10/pesan-perpisahan-penumpang-no-53-yang-hilang-bersama-sriwijaya-air-diantar-keluarga-sampai-bandara.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Momen Terakhir Penumpang No 53 Sriwijaya Air: Byebye Keluarga Semua, Kita Pulang Kampung Dulu Ya, https://manado.tribunnews.com/2021/01/11/momen-terakhir-penumpang-no-53-sriwijaya-air-byebye-keluarga-semua-kita-pulang-kampung-dulu-ya?page=4.