Guru Ini Mengaku Salah & Minta Maaf Telah Salah Buat Soal, Prasetyo Tetap Bersikukuh Lapor Polisi
“Dibuat oleh tim, tapi masih ada kekurangan di bagian telaah. Dieditnya tidak sepenuhnya, kami atas nama SMPN 250 menyampaikan mohon maaf."
Guru Ini Mengaku Salah & Minta Maaf Telah Salah Buat Soal, Prasetyo Edi Tetap Bersikukuh Saya Lapor Polisi
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Guru SMPN 250 Jakarta Selatan ini terdiam. Ia hanya menganggukan kepala ketika dicecar dengan aneka pertanyaan dari Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi.
Guru bernama Sukirno itu tak mampu berkata sepatah kata pun ketika dimarahi oleh Prasetyo Edi Marsudi yang sedang berang.
Politisi PDI Perjuangan tersebut marah, lantaran soal ujian kelas VII yang dibuat Sukirno bernuansa politis.
Soal itu mengaitkan nama Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang mengejek Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

“Demi Allah saya tidak punya niat apa-apa, saya membuat soal itu ada nama (Anies dan Mega),” kata Sukirno.
Namun, Prasetyo yang tersulut amarah tetap tidak terima. Dia menyebut, perbuatan Sukirno tak mencerminkan sikap pendidik di hadapan para pelajarnya.
Apalagi soal ujian itu menyangkut nama mantan Presiden RI kelima Megawati dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Bapak kalau memberi contoh itu yang baik, bukan membandingkan tokoh antar tokoh,” kata Prasetyo.
Dengan nada lantang, Prasetyo meminta Sukirno untuk membacakan Pancasila. Prasetyo khawatir, Sukirno tidak paham dengan perannya sebagai pendidik.
Seketika, Sukirno berdiri dan membacakan Pancasila. Setelah rapat selesai, Sukirno menghampiri Prasetyo untuk meminta maaf.

Meski telah dimaafkan, namun Prasetyo tetap bakal melaporkan persoalan itu ke Polda Metro Jaya. Dia melapor bukan atas nama Ketua DPRD DKI Jakarta, tapi atas nama kader PDI Perjuangan.
“Coba bayangkan orangtua Anda diginiin, mau nggak?,” jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala SMPN 250 Jakarta Selatan, Setiabudi, mengatakan soal ujian itu dibuat oleh tim guru. Namun, dia mengaku soal ujian itu lolos dari tim telaah para guru.
“Dibuat oleh tim, tapi masih ada kekurangan di bagian telaah. Dieditnya tidak sepenuhnya, kami atas nama SMPN 250 menyampaikan mohon maaf, yang diedit hanya beberapa soal saja, sehingga kami terlewatkan itu,” kata Setiabudi.
Menurutnya, total soal dalam ujian itu mencapai 40 soal. Mengingat penilaiannya memakai sistem, sehingga pihaknya tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengecek keseluruhan soal ujian yang dibuat oleh tim guru.
“Untuk mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 (Desember 2020) dan itu menggunakan online,” ujarnya.
“Jadi semua para siswa menggunakan sistem dan tim juga melakukan dengan tergesa-tergesa karena mengingat waktu (penilaian) yang harus dilakukan,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Prasetyo berang dengan sikap Sukirno, guru SMPN 250 Jakarta Selatan. Kekesalan itu disampaikan Prasetyo saat rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/12/2020).
Saat itu, Komisi E DPRD DKI Jakarta memanggil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana beserta pihak sekolah SMPN 250 Jakarta Selatan dan SMAN 58 Jakarta Timur atas kasus rasis dan soal ujian akhir sekolah (UAS) kelas VII yang bernuansa politik.
“Kok bisa membuat satu soal yang mungkin di otak bapak itu bukan provokasi, tapi setelah dibaca itu kan sebuah doktrin,” ujarnya.
“Saya akan melaporkan bapak ke kepolisian sekarang, saya akan datang ke Polda Metro Jaya, dan saya akan meminta pertanggung jawaban bapak,” tegas Prasetyo yang turut hadir dalam rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Anggap Megawati Sebagai Ibunya, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi Ancam Lapor Guru ke Polisi, https://wartakota.tribunnews.com/2020/12/15/anggap-megawati-sebagai-ibunya-ketua-dprd-dki-prasetyo-edi-marsudi-ancam-lapor-guru-ke-polisi?page=all