GMIT Kefas Dorong Jemaat Buat Dapur Hidup Untuk Hindari Kerumunan di Pasar Saat Pandemi
GMIT Kefas Kampung Baru mendorong jemaat untuk membuat dapur hidup di rumah masing-masing untuk menghindari kerumuman seperti pergi ke pasar/ warung
Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello
GMIT Kefas Kampung Baru mendorong jemaat untuk membuat dapur hidup di rumah masing-masing untuk menghindari kerumuman seperti pergi ke pasar atau warung di masa Pandemi Covid-19 ini
POS-KUPANG.COM - Jemaat GMIT Kefas Kampung baru didorong untuk membuat dapur hidup di rumah masing-masing dengan maksud bisa menghindari kerumunan seperti di pasar atau warung di masa pandemi Covid-19 ini.
Dorongan ini dengan cara membuat lomba dapur hidup di rumah-rumah jemaat dan lomba yang digelar di bulan Desember.
Panitia Lomba Dapur Hidup, Drs Nus Turwewi kepada POS-KUPANG.COM saat penilaian lomba menuturkan lomba dapur ini memiliki banyak alasan. Lomba juga digelar di rumah jemaat dimana panitia yang terdiri dari anggota jemaat GMIT Kefas dan juga dari PKK Kecamatan Oebobo turun untuk melakukan penilaian.
Dia mengungkapkan terima kasih kepada jemaat yang dengan antusias mengikuti lomba dapur hidup ini dan yang terpenting adalah jemaat bisa mendapat motivasi untuk membuat dapur hidup, terutama dalam masa pandemi untuk menghindari kerumunan.

'Jadi dalam rangka bulan lingkungan hidup Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) selama bulan November maka oleh Gereja kefas diadakan lomba yaitu lomba dapur hidup. Salah satu maksudnya adalah karena kita berada dalam kondisi covid-19 maka bagaimana dari gereja memberdayakan jemaat nya untuk bisa menanam pohon-pohon atau tanaman dapur yang tergolong dapur hidup sehingga bisa digunakan sendiri," katanya
Menurutnya, dapur hidup itu dengan tujuan, pertama adalah ekonomi, misalnya ada kunyit halia, daun sup atau seledri, sereh dan lainnya maka saat dibutuhkan tidak dibeli lagi, barang kebutuhan dapur itu bisa konsumsi dari yang sudah disiapkan oleh oleh jemaat sendiri," katanya

Hal yang kedua adalah kondisi Kota Kupang , saat ini oleh walikota itu sudah ada paru-paru kota dengan adanya taman kota. "Maka bagaimana kita menggerakkan jemaat untuk bisa menanam di sekitar rumah kita karena itu adalah sumber oksigen untuk kita sendiri sehingga merupakan paru-paru rumah tangga paru-paru rumah tangga
Menurutnya, meskipun sedikit tentunya setiap jemaat memiliki pekarangan dan tanaman ini juga bisa ditanam di dalam pot atau polibag sehingga sangat membantu jemaat saat dibutuhkan. "Menggunakan pekarangan secara cermat juga bertujuan untuk efisien secara ekonomi dan waktu, tidak perlu lagi ke pasar karena semuanya ada di rumah," ujarnya