Australia Bakal Malu Besar Berani Menentang China, Rugi Besar Sampai Ekonomi Diujung Tanduk
Australia dan China saat ini sedang terlibat perseterua. China yang menunjukan kekuatannya menolak semua ekport China dengan tujuan ke negeri panda it
Australia Bakal Malu Besar Berani Menentang China, Rugi Besar Sampai Ekonomi Diujung Tanduk
POS KUPANG.COM -- Australia dan China saat ini sedang terlibat perseterua. China yang menunjukan kekuatannya menolak semua ekport China dengan tujuan ke negeri panda itu
Bahkan saat ini setidaknya ada kapal-kapal yang memuat batubara dari Ausralia namun belum diijinkan dibongkar di pelabuhan
Bila hal itu terus berlanjut, Australia bakal rugi hingga Rp 7 trliun. Sementara, China juga sudah mengalihkan kebutuhan bahak bakar batu bara dari Indoensia untuk tujuan pembangkit listriknya
Pemboikatan produk Australia ini juga berlaku untuk produk tambang lainnya seperti biji besi
Australia sekarang sedang di bawah tekanan hebat dari China.
Serangan ini terjadi dalam dua bentuk: sanksi perdagangan dan ancaman retorika.
Sanksi perdagangan dimulai sejak Mei saat China menuduh Australia lakukan 'dumping' pada produk barley yang diekspor ke China dengan terapkan tarif senilai 80%.
Dumping berarti suatu perusahaan mengekspor produk dengan harga lebih rendah daripada harga normal di pasaran dalam negerinya sendiri.
Baca juga: Wijin Disebut-sebut Tak Lama Lagi Bakal Tinggalkan Gisella Anastasia Gegara Kasus Video Panas
Baca juga: Puputi Nastiti Devi Makin Bahagia dan Glowing Setelah 2 Tahun Jadi Istri Bos Pertamina
Baca juga: Pertemanan Nikita Mirzani dengan Syahrini Merenggang, Nyai Sidir Incess Blak-blakan Bikin Benci
Baca juga: Aurel Hemansyah dan Atta Halilintar Segera Menikah, Rencana Honeymoon di Sumba Saat Pengantin Baru

Dumping sering terjadi jika pemerintah pengekspor menyediakan subsidi atau keuntungan pajak kepada produsennya.
Sejak saat itu, China menuduh berbagai masalah atas barang dari Australia dan terapkan impor terbatas dari daging sapi, lobster dan kayu.
Ada juga laporan bea cukai China mengatakan kepada para pengimpor untuk tidak membeli gula dan tembaga Australia.
Lebih dari 80 kapal membawa batubara Australia yang senilai lebih dari miliaran dolar yang bahkan tidak bisa masuk ke pelabuhan China.
Batubara ini ditahan atas kekhawatiran mengenai "standar lingkungan".
Dalam perkembangan terbaru, China mengklaim Australia telah lakukan dumping anggur dan menerapkan tarif 107% sampai 200% dari impor anggur Australia.
Hal itu secara efektif akan menutup 1,2 miliar Dolar dari pasar untuk produsen anggur Australia.
Satu sanksi adalah kesempatan, dua sanksi adalah kebetulan, dan ketiga kalinya adalah kampanye yang telah direncanakan.
China telah setidaknya berpura-pura bahwa ada dasar legit atas berbagai sanksi dagang mereka.
Sejauh ini tidak ada kepura-puraan untuk ancaman tersebut, China telah sangat terbuka dan tegas.
April lalu, editor Global Times media pemerintah China, mengatakan "Australia selalu di sana, membuat masalah.
"Ini seperti permen karet menempel di sol sepatu China. Terkadang Anda harus mencari batu untuk menggosoknya."
Sementara editorial di Global Times Juni lalu memperingatkan bahwa "Australia akan membayar harga tak tertahankan" jika mereka terlalu dekat dengan kebijakan luar negeri AS.
Hubungan sendiri memburuk sejak 2018, Australia menolak 5G dari Huawei, dan mengkritik perlakuan Uighur di Xinjiang, tekanan demokrasi di Hong Kong dan aktivitas militer mereka di Laut China Selatan.
Namun sejak Perdana Menteri Australia meminta investigasi internasional untuk mencari asal-usul virus Corona, China tidak bisa tinggal diam.
Periode 2019-2020, 39% barang ekspor Australia melayang ke China tapi hanya 1,9% barang China melayang ke Australia.
Kira-kira 12% turis di Australia datang dari China tapi Australia hanya menyumbang 1% turisme China.
Sementara ada 260 murid China terdaftar di Australia pada 2019, dan hanya sedikit murid Australia terdaftar ke China.
Artinya, China tidak begitu memerlukan kemitraan dengan Australia, jika bisa dengan cepat mengganti mereka.
Ini merupakan perang dagang yang tidak bisa dimenangkan Australia, sekarang pertanyaannya berapa banyak kerugian yang bisa mereka tahan.
Banyak ahli menyebut China bisa kemudian beralih ke Selandia Baru untuk menjadi pemasok anggur, batubara, kiwi dan kayu untuk Beijing.
Ada juga peningkatan signifikan untuk pendidikan dan sektor wisata.
Namun Selandia Baru juga menghadapi risiko tinggi, dan jika mereka membuat China kesal, pastinya akan kalah.
Baru-baru ini Selandia Baru sudah diancam China saat juru bicara senior mengingatkan anggota kerjasama intelijen Five Eyes termasuk Selandia Baru jika "mereka berani melanggar kedaulatan China, mereka harus siap mata mereka dicungkil dan dibuat buta."
* Agresi dan Otoritarianisme Beijing Meningkat, Taiwan Minta Bantuan Australia, Begini Perbandingan kekuatan Militernya.
China dan Taiwan terlibat konflik karena sama-sama tak menyerah atas masing-masing klaimnya, Namun seperti apa perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan?
China selama ini terus mengklaim Taiwan sebagai bagian wilayahnya, bahkan berjanji suatu saat nanti akan merebutnya, dengan paksaan jika perlu.
Sementara Taiwan teguh mengatakan bahwa ia merupakan negara berdaulat.
Belakangan ini, jet tempur China pun makin rajin terbang di zona pertahanan Taiwan, Beijing terus menunjukkan ancamannya.
Menanggapi tingkah China, berbagai peringatan ditunjukkan Taiwan terhadap tetangga sekaligus musuhnya, namun tak pernah digubris.
Kini, Taiwan melakukan upaya lainnya, yaitu dengan meminta bantuan kepada Australia.
Melansir abc.net.au (2/12/2020), Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu telah memperingatkan risiko konflik regional "lebih tinggi dari sebelumnya" karena meningkatnya agresi dan otoritarianisme Beijing.
Wu telah meminta negara demokrasi termasuk Australia untuk mendukung Taiwan melalui berbagi informasi dan intelijen.
Dalam wawancara eksklusif dengan The World dari ABC TV, Wu menuduh China "ekspansionisme" yang merupakan ancaman langsung ke Taiwan.
"China telah memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong. China juga telah mengirim kapal ke perairan yang disengketakan di Laut China Timur," katanya.
"China juga mencoba untuk mengambil kendali atas Laut China Selatan, dan melakukan beberapa pertempuran kecil dengan India di sepanjang perbatasan India.
"Taiwan tampaknya duduk tepat di garis depan ekspansionisme luar China,".
Wu mengatakan Taiwan "merasakan panas" dan menuduh militer China melanggar batas Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) kritis Taiwan.
"Jika Anda melihat aktivitas militer China di sekitar Taiwan, ini semakin intensif. Kami melihat bahwa kapal militer China serta pesawat militernya menyeberang ke ADIZ Taiwan, terutama di sudut barat daya ADIZ Taiwan hampir setiap hari," katanya.
Wu mengatakan Australia yang kuat sangat penting untuk keamanan regional.
Australia telah menjadi elemen atau aktor yang sangat kuat di Indo Pasifik, katanya.
"Saya telah melihat sepanjang sejarah bahwa Australia telah berkorban begitu banyak untuk melindungi prinsip dan nilai [global].
"Oleh karena itu, saya melihat negara-negara yang berpikiran sama seperti Jepang dan Australia dan India dan Amerika Serikat juga dapat bekerja sama untuk mencegah China dari ekspansionisme lebih lanjut."
Komentar Wu datang ketika hubungan Australia-China mencapai titik terendah baru.
Mencari dukungan global untuk menghadapi China, seperti apa perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan terbaru?
Menurut peringkat Global Firepower 2020, militer China memimpin dengan menjadi militer paling kuat ke-3 di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat dan Rusia.
Sementara Taiwan jauh di bawahnya, yaitu berada di peringkat ke-26 dari 138 negara dalam daftar tersebut.
Untuk jumlah personel militernya, Taiwan hanya memiliki personel militer aktif sebanyak 165.000, dibanding China yang memiliki 2.183.000 personel.
Meski jumlah tentara cadangan Taiwan lebih banyak dari China, yaitu 1.657.000 dibanding 510 personel cadangan, namun secara keseluruhan jumlah tentara China tetap lebih banyak.
Jumlah keseluruhan personel militer China yaitu 2.693.000, sementara Taiwan 1.822.000 personel.
Lalu, bagaimana dengan perbandingan militer di setiap sektor kedua negara yang tengah terlibat konflik ini?
Kekuatan darat
China memimpin dengan 3.500 tank tempur, 33.000 kendaraan lapis baja, 3.800 artileri self- propelled, 3.600 artileri lapangan, dan 2.650 proyektor roket.
Sementara Taiwan memiliki 1.180 tank tempur, 2.000 kendaraan lapis baja, 482 artileri self-propelled, 1.160 artileri lapangan, dan 115 proyektor roket.
Kekuatan laut
Untuk kekuatan lautnya, militer China dibekali 777 armada. Diantaranya 7 kapal induk, 74 kapal selam, 36 kapal perusak, 52 fregat, 50 korvet, 220 kapal patroli, dan 29 mine warfare.
Dibanding militer Taiwan yang hanya memiliki 117 armada. Diantaranya 4 kapal selam, 4 kapal perusak, 22 fregat, 1 korvet, 39 kapal patroli, dan 10 mine warfare.
Kekuatan udara
Di udara, China tercatat memiliki total pesawat 3.210 unit, diantaranya 1.232 pesawat tempur, 371 pesawat serangan khusus, 224 angkutan, 111 pesawat misi khusus, 911 helikopter, 281 pesawat serang helos, dan 314 pesawat latihan.
Sedangkan Taiwan memiliki total pesawat hanya kurang dari seperempat milik China, yaitu ebanyak 744 unit.
Diantaranya 289 pesawat tempur, 19 angkutan, 19 pesawat misi khusus, 210 helikopter, 91 pesawat serang helos, 207 pesawat latihan, dan bahkan tidak memiliki pesawat kerangan khusus.
Peringkat kekuatan udara China yaitu ke-3 teratas, hanya di bawah AS dan Rusia. Sementara Taiwan di peringkat ke-14.
Meski begitu, dibanding kekuatan darat dan laut, kekuatan udara Taiwan lebih tampak mendekati China.
Untuk kekuatan lautnya, Taiwan berada di peringkat 22, sedangkan China di peringkat 2.
Dari segi keuangan, Taiwan pada 2020 memiliki anggaran pertahanan sebesar $ 10,7 miliar menurut Global Firepower.
Namun, itu tak ada apa-apanya dibanding China yang dibekali anggaran pertahanan sebesar $ 237 miliar.
Sebagian artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul: Tanding Dengan Lawan Tak Sebanding, Australia Hanya Bisa Menanggung Malu Setelah Membuat Gejolak Kemarahan China Bergelora, Mari Cek Seberapa Rugi Australia Nantinya https://intisari.grid.id/amp/032456377/tanding-dengan-lawan-tak-sebanding-australia-hanya-bisa-menanggung-malu-setelah-membuat-gejolak-kemarahan-china-bergelora-mari-cek-seberapa-rugi-australia-nanti?page=all