Krisis Air Bersih di Desa Oeniko, Ketua DPK PKPI Angkat Bicara
Terkait krisis air bersih yang terjadi di Desa Oeniko Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang - NTT menuai beragam tanggapan
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Terkait krisis air bersih yang terjadi di Desa Oeniko Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang - NTT menuai beragam tanggapan.
Salah satunya datang dari Ketua DPK Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Kabupaten Kupang, Anselmus Djogo.
Anselmus Djogo kepada Wartawan, Selasa (24/11/2020) menyayangkan kondisi krisis air bersih yang terjadi itu. Dikatakannya, persoalan yang dialami masyarakat mestinya tidak berlarut - larut jika Pemerintahan Kabupaten Kupang termasuk Anggota DPRD bergerak cepat mengatasi persoalan itu.
Baca juga: Ini Yang Langkah Dilakukan Camat Nelle Penuhi Kebutuhan Air Bagi Warga
Menurut Anselmus, dana aspirasi yang diberikan pada setiap anggota DPRD dan tertuang dalam APBD setiap tahun, mestinya digunakan untuk mengatasi persoalan emergency dan menjadi prioritas untuk segera dituntaskan.
"Harusnya tidak terjadi seperti itu karena setiap tahun ada dana Inisiatif untuk tiap Anggota DPRD yang di siapkan dalam APBD Kabupaten Kupang dan harusnya Dana tersebut bisa di atur mana yang jadi skala prioritas," katanya.
Baca juga: Pemkab Sikka Sudah Siapkan Tenaga Kesehatan dan Genset di Poskesdes Glak
Dirinya mencontohkan anggota DPRD Kabupaten Kupang asal PKPI. Dana aspirasi tiap tahunnya tersembunyi rapat - rapat hingga tidak diketahui oleh Parpol. Penggunaan dana aspirasi pun kabur dengan alasan yang dikemukakan untuk konstituen dan pemanfataanya tidak tepat sasaran.
Persoalan krisis air bersih yang terjadi di Desa Oeniko dan desa - desa lain di Kabupaten Kupang bukan baru pertama kali terjadi, ini masalah lama yang sering kali dialami oleh masyarakat.
Masalah ini kata dia harus menjadi perhatian DPRD dalam menyusun APBD, masalah demikian harus jadi prioritas dan bukan malah memberi jawaban tidak ada dana.
"Ini kan masalah sudah lama yang masyarakat alami, bukan baru sekarang ketemu masalah ini dan harusnya Dewan memprioritaskan masalah ini dalam APBD bukan jawab tdk ada Dana," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dampak dari kemarau panjang belakangan ini dirasakan warga Desa Oeniko, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang - NTT.
Warga saat ini mengalami krisis air bersih. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, warga terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp 10.000 per 3 jeriken ukuran 20 liter.
Informasi yang diperoleh Pos-Kupang, Minggu (22/11), sejak Juli 2020, sekitar 244 Kepala Keluarga atau 946 jiwa warga Desa Oeniko membeli air bersih dengan harga Rp 10.000 per 3 jeriken ukuran 20 liter.
Anehnya, baik pemerintah Desa Oeniko maupun pemerintah Kabupaten Kupang masih menutup mata, hingga hari ini belum ada langkah antisipasi mengatasi situasi emergency ini.
"Kami sudah beli air sejak bulan juli, Kepala Desa juga beli air tapi dia (Kades-red) seperti diam saja," ujar salah seorang warga Desa Oeniko yang minta namanya tidak dikorankan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong)