Berita Pendidikan

SD Inpres Naikoten 1 Kota Kupang Terbitkan Buku, Ini Tujuannya, Simak INFO  

Sekolah Dasar (SD) Inpres Naikoten 1 Kupang menerbitkan buku ditengah pandemi melalui kelompok kerja guru (KKG) mini

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Ferry Ndoen
istimewa
Kepala SD Inpres Naikoten 1, POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA/SELASA/17/11/2020 Kepala SD Inpres Naikoten 1, Martha Lynda Mbau (Tengah) bersama Akademisi UKAW, Jusuf Blegur Dan para guru SD yang menerima buku Mendulang Emas Ditengah Pandemi Covid-19.  u (Tengah) bersama Akademisi UKAW, Jusuf Blegur Dan para guru SD yang menerima buku Mendulang Emas Ditengah Pandemi Covid-19. Selasa (17/11/2020)   

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sekolah Dasar (SD) Inpres Naikoten 1 Kupang menerbitkan buku ditengah pandemi melalui kelompok kerja guru (KKG) mini.

Buku berjudul "Mendulang Emas Ditengah Pandemi Covid-19" ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Pelatihan Penulisan Esai Dimasa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan pada bulan September lalu.

Pada kegiatan tersebut dihadirkan akademisi dari Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW), Kupang, Jusuf Blegur.

Kepala SD Inpres Naikoten 1 Kota Kupang, Martha Lynda Mbau mengaku sangat bersyukur atas penerbitan buku tersebut.

Menurut Martha, awal belajar menulis esai itu memang sulit. Namun, setelah mendapat bimbingan dari akademisi UKAW Kupang, menulis ternyata tidak sesulit itu.

"Perasaannya puji Tuhan sangat bersyukur, bersukacita dan berbahagia atas penerbitan buku ini. Awalnya memang sulit tetapi setelah mendapat pelatihan ternyata menulis itu tidak sulit" ungkap Martha pada Jumat (13/11/2020).

Kualitas buku yang sudah diterbitkan tersebut, kata Martha, sangat bagus dan sangat memotivasi dirinya bersama guru-guru untuk terus semangat dalam menulis.

Lanjut Martha, buku tersebut membuktikan bahwa guru - guru SD Inpres Naikoten 1 memiliki banyak peluang untuk terus berkarya ditengah pandemi Covid-19.

"Rata-rata penulis dalam buku ini adalah guru honor yang memiliki kecerdasan dan hobi menulis. Kendala saat tulis awal itu karena belum dapat pelatihan sehingga setelah pelatihan ini kami sangat senang bisa mendapat ilmu, hingga tulisan kami bisa terbit dalam bentuk buku" katanya.

Martha mengaku akan terus bekerjasama dengan UKAW Kupang untuk bimbingan  penulisan cerpen maupun karya tulis lain baik secara kelembagaan maupun secara individu.

Dengan diterbitkannya buku ini Martha berharap, para guru termasuk dirinya sendiri terus belajar untuk  menulis esai terkait aktivitas di tengah pandemi.

Sementara itu akademisi UKAW Kupang Jusuf Blegur menjelaskan,  proses penyusunan naskah esai sampai pada tahap penerbitan hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan.

Tulisan esai dari guru-guru SD Inpres Naikoten 1, menurut Jusuf sudah bagus namun kesulitan mereka secara umum adalah menuangkan pengalaman aktivitas mereka dalam bentuk tulisan sehingga perlu dibimbing dan difasilitasi.

"Teman-teman guru ini tulisannya sudah baik karena mereka cuman tuangkan kembali pengalaman mereka selama pandemi Covid-19. Hanya saja kesulitan mereka adalah konversi pengalaman ke dalam bentuk tulisan sehingga saya hadir untuk fasilitasi mereka hingga naskah ini bisa terbit" kata Jusuf.

Lanjut Jusuf, terbitnya naskah esai guru-guru SD Inpres Naikoten 1 dalam bentuk buku itu merupakan wujud dari komitmen Kepala Sekolah yang mewajibkan seluruh anggota KKG untuk membuat dan mengirimkan tulisan esai kepada penerbit dalam waktu satu minggu setelah pelatihan penulisan esai pada September lalu.

"Pasca pelatihan itu, satu minggu kemudian naskah mulai masuk, saya baca, telaah dan edit serta sortir satu-satu sesuai kebutuhan. Memang ada naskah yang saya edit banyak, dan ada naskah yang memang hanya sedikit saja yang saya edit hingga sampai pada percetakan" ujar Jusuf.

Lanjut dia, dari 17 anggota KKG mini yang mengikuti pelatihan penulisan esai, 16 peserta yang naskahnya berhasil diterbitkan dalam bentuk buku, karena  satu peserta terlambat mengirimkan naskahnya. 

"Buku terdiri dari 16 judul, satu peserta satu judul. Untuk cetakan awal itu ada 30 eksemplar, dan 10 eksemplar diserahkan ke sekolah, 4 eksemplar diambil penerbit, 2 eksemplar dikirim ke perpustakaan nasional, 1 eksemplar ke perpustakaan daerah, dan 1 eksemplar untuk arsip penerbit. Kepala sekolah sudah minta  digandakan lagi 20 buku untuk kepentingan para penulis" tukasnya.

Sebagai fasilitator, Jusuf selalu siap jika diminta untuk memfasilitasi penulisan esai maupun penulisan akademik lain seperti penelitian tindakan kelas.

Dia berharap, kedepan, guru bisa menulis dan membukukan kisah pengabdian dalam satu buku karena dengan menulis pengembangan kemampuan berpikir bisa dibantu. Selain itu juga bisa berbagi hal menarik dengan orang lain serta meliterasi siswa - siswi dalam membaca.(cr4)

Kepala SD Inpres Naikoten 1, 
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA/SELASA/17/11/2020
Kepala SD Inpres Naikoten 1, Martha Lynda Mbau (Tengah) bersama Akademisi UKAW, Jusuf Blegur Dan para guru SD yang menerima buku Mendulang Emas Ditengah Pandemi Covid-19.
 u (Tengah) bersama Akademisi UKAW, Jusuf Blegur Dan para guru SD yang menerima buku Mendulang Emas Ditengah Pandemi Covid-19. Selasa (17/11/2020)
 
Kepala SD Inpres Naikoten 1, POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA/SELASA/17/11/2020 Kepala SD Inpres Naikoten 1, Martha Lynda Mbau (Tengah) bersama Akademisi UKAW, Jusuf Blegur Dan para guru SD yang menerima buku Mendulang Emas Ditengah Pandemi Covid-19.  u (Tengah) bersama Akademisi UKAW, Jusuf Blegur Dan para guru SD yang menerima buku Mendulang Emas Ditengah Pandemi Covid-19. Selasa (17/11/2020)   (istimewa)

Area lampiran

 

BalasTeruskan

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved