Ini Pesan Romanus Woga Saat Peresmian Kantor Kopdit Swasti Sari Cabang Lembata

Ini Pesan Romanus Woga Saat Peresmian Kantor Kopdit Swasti Sari Cabang Lembata

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Kantor Swasti Sari Cabang Lembata yang berada di Jalan Trans Lembata akhirnya diresmikan oleh Asisten 1 Setda Pemda Lembata, Aloysius Buto yang mewakili Bupati Lembata, Minggu (8/11/2020). 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Kantor Kopdit Swasti Sari Cabang Lembata yang berada di Jalan Trans Lembata akhirnya diresmikan oleh Asisten 1 Setda Pemda Lembata, Aloysius Buto yang mewakili Bupati Lembata, Minggu (8/11/2020).

Gedung kantor senilai Rp 1,2 Miliar tersebut akan menjadi pusat pelayanan anggota Kopdit Swasti Sari di Kabupaten Lembata.

Pada saat itu, tokoh penggerak Kopdit Indonesia Romanus Woga, menegaskan hal-hal penting yang harus diketahui bersama supaya KSP Kopdit Swasti Sari tetap lestari di bumi Lembata.

Baca juga: Pius Weraman: Berantas Covid-19 Perilaku Masyarakat dan Pemerintah Harus Sejalan

Wakil Bupati Kabupaten Sikka ini mengungkapkan poin-poin penting yang disampaikan para pendiri dan tokoh credit union di seluruh dunia.

"Credit Union bukan hanya ajak anggota tabung tapi juga didik anggota gunakan uang secara bijaksana," ungkapnya.

Baca juga: Di Sikka, BUMDES Teguh Mandiri Siapkan Aneka Kerajinan Meubel Bambu

Kata Romanus, ada etika dasar dari semua koperasi yang perlu diketahui semua anggota yakni One For All, All For One; satu untuk semua, semua untuk satu dengan prinsip dasar koperasi yakni tidak untuk mencari untung, tidak untuk memberi derma tapi untuk pelayanan.

Lebih jauh, dia menekankan pentingnya sebuah koperasi hidup secara swadaya dengan kekuatan sendiri dan tanggungjawab sendiri.

Oleh karena itu, perlu sekali untuk menghindari tujuh dosa yang bisa membuat sebuah koperasi mati. Pertama, ketergantungan pada pihak luar, kedua; laporan pengurus membingungkan, ketiga; produk dan pelayanan tidak bersaing, keempat; citra publik jelek, kelima; pelaksanaan administrasi keuangan tidak disiplin, keenam; pelayanan pinjaman ala potong kue (tidak ada analisis terhadap pinjaman), dan ketujuh; filosofi sosial di atas bisnis (koperasi bukan lembaga sosial).

Romanus juga membeberkan sejumlah faktor kunci sukses sebuah koperasi yakni sumber daya manusia yang berkualitas, kepercayaan anggota tinggi, jaringan yang memadai, koperasi harus jadi batu penjuru, leadership yang kompak dan kuat, produk yang bermanfaat dan menguntungkan anggota, pelayanan tidak berbelit belit, kantor yang strategis dan komunikasi.

Sementara itu, General Manajer (GM) KSP Kopdit Swasti Sari Yohanes Sason Helan meminta para anggota untuk menjaga Kopdit Swasti Sari dengan catatan tidak boleh curang dan spekulasi baik di tingkat pengurus, manajemen dan anggota.

"Koperasi ini masuk mau investasi, bukan koperasi bodong, bukan abal abal. Mari kita bersama sama, kami hanya menjual produk Swasti Sari, seperti apa isi perut Swasti Sari," tegasnya.

Menurut Yohanes, Kantor Cabang dan Kantor Kas Kopdit Swasti Sari yang ada di Lembata merupakan swadaya koperasi sendiri dan bukan tidak ada sedikitpun sumbangan dari pihak luar.

"Uang itu tidak pernah minta satu sen dari pihak manapun. Itu murni milik orang-orang kecil, milik raja-raja dan ratu-ratu," tambahnya.

Koperasi berusia 33 tahun ini sudah memiliki dua ribuan anggota di Lembata dari total 100 ribu anggota di Indonesia. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved