Data Pelaku Usaha di Ende Meningkat Pesat di Tengah Pandemi Covid-19 Capai Belasan Ribu,Info
Jumlah pelaku UMKM diprediksi terus meningkat sementara pendaftaran calon penerima Banpres masih berlanjut.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Data Pelaku Usaha di Ende Meningkat Pesat di Tengah Pandemi Covid-19 Capai Belasan Ribu
POS-KUPANG.COM | ENDE -- Data jumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat pesat di tengah pandemi Covid-19.
Sebelum pandemi Covid-19, total pelaku UMKM yang terdata oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Ende mencapai 4.000 ribuan lebih pelaku UMKM.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Ende Efraim Diakon Ngina saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Selasa (3/11/2020).
Menurutnya ketika ada bantuan BLT Banpres produktif gelombang I jumlah pelaku UMKM di Ende bertambah 6.000 lebih, berdasarkan keterangan lurah dan desa setempat.
"Sehingga total pelaku UMKM di gelombang I Banpres mencapai 11.311," ungkapnya.
Data pelaku UMKM bertambah lagi ketika ada Banpres gelombang II, dimana 3.000 nama pelaku UMKM calon penerima Banpres sudah dikirim ke pusat.
Jadi total total pelaku UMKM di Kabupaten Ende hingga saat ini bisa mencapai 14.311.
Jumlah pelaku UMKM diprediksi terus meningkat sementara pendaftaran calon penerima Banpres masih berlanjut.
Efraim katakan, kuota Banpres secara nasional 3 juta penerima, namun tidak ditetapkan kuota per daerah. Pendaftaran ditutup setelah mencapai kuota 3 juta penerima.
Dia menyebut, total penerima Banpres gelombang I mencapai kurang lebih 5.000 penerima dari 11.311 yang mendaftar.
Terkait pemanfaatan Banpres gelombang I oleh pelaku usaha, Efraim mengatakan pihaknya belum mengecek.
Menurutnya, saat ini Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Ende tengah sibuk mengurus pendaftaran calon penerima BLT Banpres gelombang II yang sudah dibuka sejak pertengahan Oktober 2020.
Efraim menegaskan bahwa Banpres senilai Rp. 2,4 per satu pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk meningkatkan usaha bukan untuk keperluan lain.
Hampir Semua UKM Berhenti Gara-gara Covid-19
Efraim mengatakan untuk usaha kecil menengah hampir semua berhenti gara-gara pandemi Covid-19, kecuali usaha kripik singkong Madani milik Ibrahim Hasan di Perumnas Kota Ende.
"Semua rata-rata tidak bisa jalan. Kecuali usaha kripik singkong Madani yang bisa bangkit lagi, itu pun terseok-seok," ungkapnya.
Ibrahim Hasan ditemui POS-KUPANG.COM di tempat usahanya di Perumanas Kota Ende, mengatakan akibat pandemi Covid-19 mereka sempat berhenti produksi kripik singkong.
Tidak hanya itu dari 45 karyawan-karyawatinya, 43 dirumahkan, 2 orang tetap dipekerjakan untuk menjaga tempat usaha dan alat-alat produksi.
Sebelum pandemi Covid-19, kata Ibrahim, mereka bisa memproduksi kurang lebih satu ton kripik. Kripik-kripik tersebut didistribusikan di wilayah Kabupaten Ende hingga ke luar daerah dalam wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Namun, ketika pandemi Covid-19 mulai melanda, Ibrahim galau. Kripik singkongnya sepi orderran. dampak akses keluar masuk ke daerah-daerah dibatasi dan para mitra berhenti langganan.
Puncaknya pada pada bulan April 2020, kripik singkong Madani berhenti diproduksi.
Dengan berat hati, Ibrahim merumahkan hampir semua karyawan-karyawatinya. Hanya dua orang yang tetap dipekerjakan untuk menjaga rumah itu dan alat-alat produksi.
Ibrahim gundah memikirkan nasib karyawan-karyawatinya. Ibrahim selalu menyempatkan waktu mengunjungi karyawan-karyawatinya.
Ibrahim menuturkan, pandemi Covid-19 membuat mereka menangis.
"Saya datangi karyawan-karyawati, kami menangis. Pandemi Covid-19 telah merubah kehidupan kami. Tapi saya minta mereka tetap tegar dan sabar. Pandemi Covid-19 ini bencana bagi semua orang," kata Ibrahim.
Dalam situasi yang serba sulit, Ibrahim beranikan diri kembali hidupkan kripik Madani, meski pandemi Covid-19 belum berakhir. "Siapa yang tau pandemi ini akan berakhir tapi saya harus berbuat sesuatu demi keluarga saya demi karyawan-karyawati saya," ujarnya.
Ibrahim mengaku tidak ada bantuan dari lembaga baik swasta maupun pemeritah untuk usaha.
"Diawal-awal Covid-19 ada pendataan dari Dinas Perindustrian untuk bantuan, tapi sampai sekarang tidak ada. Kalau saya mau tunggu bantuan kapan saya mau bekerja, bagaimana nasib karyawan-karyawati," ungkapnya.
Jelang ramadhan-Idul Fitri, Ibrahim memanggil tujuh karyawan-karyawatinya untuk kembali bekerja. Kripik Madani mereka distribusikan ke kios-kios kecik dalam Kota Ende saja. "Yah yang harganya seribu lah, situasi saat itu belum bisa yang besar-besar," ungkapnya.
Keberanian dan kesabaran Ibrahim berbuah manis. Orderan kripik Madani pelan-pelan naik. Setelah idulfitri, Ibrahim kembali mempekerjakan 16 karyawan. Total karyawan-karyawatinya yang kembali dipekerjakan hingga saat ini 23 orang.
Ibrahim berkomitmen semua karyawan-karyawati kembali bekerja. "Saat ini ada 22 yang belum kembali bekerja, kerana ada beberapa daerah pemasaran yang belum mau terima seperti di Ruteng dan di Bajawa, belum terima full," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini sehari mereka memproduksi kurang lebih 500 hingga 700 kg kripik. Ibrahim berharap permintaan terus meningkat sehingga semua karyawan-karyawatinya bisa kembali dipekerjakan.
Adi Baba, salah satu karyawan mengatakan, ia sedikit legah karena kripik Madani kembali bangkit.
Baca juga: 5 Zodiak Ini Lebih Suka Pendam Masalahnya Sendiri Hingga Stres Bahkan Depresi
Baca juga: Sepakterjang Anies Baswedan dari Rektor Termuda hingga Kontroversi di Panggung Politik Kalahkan Ahok
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah berdampak kepada banyak aspek kehidupan terutama ekonomi. "Saya bersyukur kami bisa bangkit lagi di tengah pandemi Covid-19 ini," ungkapnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)