Ibu Pelaku Teror Penyerangan Pisau di Perancis, Menangis dan Terkejut Saat Dengar Perbuatan Anaknya
"Kamu tidak bisa bahasa Perancis, kamu tidak kenal siapapun di sana, kamu bakal tinggal sendirian di sana, kenapa, kenapa kamu pergi ke sana?"
Ibu Pelaku Teror Penyerangan Pisau di Perancis, Menangis dan Terkejut Saat Dengar Perbuatan Anaknya
POS-KUPKANG.COM, NICE - Oknum pelaku penyerangan dengan pisau yang menewaskan tiga orang di Gereja Notre-Dame Kota Nice, Perancis, saat ini dikabarkan menderita luka parah.
Melansir Associated Press (AP) Jumat (30/10/2020), menurut pihak berwenang Perancis, Ibrahim Issaoui merupakan (21) pelaku teror yang membunuh 3 korban di gereja tersebut.
Saat ini, Ibrahim Issaoui juga terluka parah dan dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang mengancam jiwa.
Otoritas Perancis menyebutkan serangan itu sebagai 'terorisme Islam' dan jaksa di Perancis juga di Tunisia, negara asal pelaku penyerangan, sedang melakukan penyelidikan.
Sementara itu, TV Al Arabiya milik Arab Saudi yang mewawancarai ibu pelaku teror pada Jumat (30/10/2020) mengatakan bahwa wanita itu terkejut atas peristiwa tersebut.
Dari Provinsi Sfax, Tunisia, ibu pelaku berlinang air mata sembari mengatakan bahwa dia sangat terkejut ketika mendengar apa yang dilakukan putranya di Perancis.
"Kamu tidak bisa bahasa Perancis, kamu tidak kenal siapapun di sana, kamu bakal tinggal sendirian di sana, kenapa, kenapa kamu pergi ke sana?" tanya wanita itu kepada anaknya via telepon sebelum kejadian penyerangan terjadi.
Kakak dari pelaku teror mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Issaoui mengabarkan keluarga dia akan tidur di depan gereja dan mengirimi mereka foto yang menunjukkan dirinya di katedral itu, tempat dia melancarkan serangannya.
"Dia tidak bilang apapun padaku," ujar kakak dari Issaoui. Sementara menurut para tetangga keluarga pelaku, Ibrahim Issaoui adalah seorang mekanik yang kerja serabutan dan tidak ada tanda-tanda dia teradikalisasi.
Jaksa kontra-terorisme Perancis Jean-Francois Ricard mengatakan bahwa pelaku adalah seorang Tunisia yang lahir tahun 1999 dan mencapai pulau Lampedusa di Italia, titik pendaratan utama bagi para migran yang menyeberang menggunakan kapal dari Afrika Utara pada 20 September 2020.
Dari sana, Issaoui melakukan perjalanan ke Bari, sebuah kota pelabuhan di Italia Selatan pada 9 Oktober. Tidak jelas kapan dia tiba di kota Nice.
Warga Tunisia yang melarikan diri dari tekanan ekonomi selama wabah virus corona merupakan kontingen migran terbesar yang mendarat di Italia tahun ini.
Media Italia melaporkan bahwa dari Lampedusa, di mana Issaoui adalah salah satu dari 1.300 migran yang tiba pada 20 September, dia ditempatkan bersama 800 orang lainnya di kapal karantina virus di Puglia.
Menteri dalam negeri Italia pada Jumat mengonfirmasi bahwa Issaoui diperintahkan untuk meninggalkan Italia pada 9 Oktober.
