Pasca Serangan Brutal, Perancis Terapkan Status Darurat Tertinggi, Terjunkan 4000 Personel Tentara
"Saya mengatakan ini dengan sangat jelas (bahwa) kami tidak akan menyerah pada terorisme. Sekali lagi pagi ini, Perancis sedang diserang."
Serangan itu juga terjadi di tengah kemarahan Muslim yang meningkat karena Perancis membela penerbitan Kartun Nabi Muhammad.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan negaranya membersamai Perancis setelah terjadi serangan tersebut.
"Ini adalah tindakan barbarisme yang paling kejam dan pengecut oleh seorang teroris dan harus dikutuk dengan cara sekuat mungkin," kata Morrisons di radio 2GB di Sydney, Australia.
Morrison mengatakan juga telah menghubungi Macron.
"Sakit hati yang akan dialami orang-orang Perancis saat ini karena menggigil di seluruh dunia sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata," kata Morrison.
Selain itu, banyak pemimpin dunia mengutuk serangan itu termasuk Inggris, Belanda, Italia, Spanyol, Arab Saudi, dan Turki.
Di sisi lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan awal pekan ini mengecam Macron dan Perancis karena membela penerbitan kartun Nabi Muhammad.
Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun mengatakan Islam tidak dapat digunakan atas nama terorisme.
“Kami menyerukan kepada kepemimpinan Perancis untuk menghindari retorika yang menghasut lebih lanjut terhadap Muslim dan fokus menemukan pelaku ini dan tindakan kekerasan lainnya,” kata Altun.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Status Darurat Tertinggi, Perancis Terjunkan 4.000 Personel Tentara Buntut 2 Serangan dalam Sehari", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2020/10/30/060059570/status-darurat-tertinggi-perancis-terjunkan-4000-personel-tentara-buntut?page=all#page2