Video Viral Penganiayaan di SBD, Loba Geli: Menyentuh Saja Tidak, Apalagi Memukul

Loba Geli, menegaskan, menyentuh tubuh Mario Marsi Nariti saja tidak pernah apalagi memukul.

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Video Viral Penganiayaan di SBD, Loba Geli: Menyentuh Saja Tidak, Apalagi Memukul
POS-KUPANG.COM/PETRUS PITER
Anggota DPRD SBD dari PDIP, Loba Geli

POS-KUPANG.COM | TAMBOLAKA - Anggota DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya, Loba Geli, menegaskan, menyentuh tubuh Mario Marsi Nariti saja tidak pernah apalagi memukul.

Silahkan tanya kepada semua anggota keluarga yang hadir di lokasi kejadian termasuk tiga Kepala desa yakni kepala desa Rada Mata, Lete Konda Selatan dan lainnya. Apakah saya memukul, menganiaya dan memaki. Jujur, menunjuk saja tidak pernah apalagi memukul dan menganiayanya.

Pada kasus ini, saya hanya ingin membantu mencari hinggga menemukannya dan menyelesaikan secara adat dengan baik agar orang luar tidak tahu.

Baca juga: Hari Ini 13 Wilayah di Sumba Timur Berpeluang Hujan Ringan

Perbuatan kedua anak ini, telah membuat kami malu. Masa satu suku mau kawin. Kami tidak pernah melarang kawin, asal jangan satu suku. Sebab kalau hal itu terjadi dapat membawa malapetaka bagi suku ini dan bisa saja punah.

Anggota DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya dari partai PDIP, Loba.Geli menyampaikan hal itu melalui telepon selulernya, Rabu (28/10/2020).

Baca juga: Kapolda NTT Berkunjungi ke Polres Sikka, Ini Yang Dilakukan

Menurutnya, secara ekonomis, justru mengalami kerugian karena harus mengeluarkan biaya besar pencarian hingga menemukan kedua anak itu dan membawa pulang ke Tambolaka, SBD Selasa (20/10/2020). Semua itu dilakukan agar persoalan tersebut terselesaikan dengan baik. Keluarga perempuan tidak ingin masalah tersebut terbawah keluar. Cukup terselesaikan secara internal saja.

Menjawab pertanyaan soal viral video penganiayaan menghukum Mario dengan hukuman kepala terbalik, ia mengatakan hal itu merupakan bemtuk pembinaan dari orang tua Delsiana Bebe karena perbuatannya telah membuat keluarga sangat malu. Sebab secara adat istiadat Loura, Sumba Barat Daya, dengan tegas melarang terjadi perkawinan satu suku. Apalagi membawa lari anak perempuannya yang masih duduk dibangku sekolah (kelas III SMU) di salah SMU di Kota Tambolaka, SBD.

Karena itu, keluaga memutuskan menggelar ritual.adat pemisahan kedua anak tersebut. Untuk merealisasikan rencana itu, keluarga mengutus Kepala Desa Lete Konda Selatan dan seorang anggota keluarga, bertemu keluarga laki-laki membicarakam rencana ritual adat pemisahan yang akan berlangsung Sabtu (24/10/2020) hingga Minggu (25/10/2020). Dan pihak laki-lakipun setuju.

Sayangnya, dalam perjalanan keluarga laki-laki justru melaporkan dugaan penganiayaan terhadap Mario oleh keluarga perempuan ke Polres SBD, Kamis (22/10/2020). Terhadap hal itu pihaknya juga melaporkan balik Mario ke Polres SBD atas dugaan kasus pemerkosaan dan penculikan, Jumat (23/10/2020). Harapan Polres Sumba Barat Daya mempercepat proses laporannya demi memberikan rasa adil bagi keluarga.

Ia menambahkan, Selasa (20/10/2020) malam, ia bersama beberapa anggota keluarganya mendatangi keluarga laki-laki untuk membicarakan pemantapan rencana gelar ritual adat pemisahannya. Sesampai rumah, ia bertemu keluarga laki-laki termasuk Mario Marsi Nariti membicarakan rencana gelar adat pemisahan itu. Dan Mario sendiri yang mengumumkan kepada warga yang memadati rumahnya itu. Saat itu, saya lihat, dia sehat-sehat saja.

Loba Geli juga menyatakan siap menjalani proses hukum di Polres Sumba Barat Daya agar semuanya clear. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved