Dulu Bak Kota Hantu Tapi Siapa Sangka Kota Hantu di China Itu Kini Bangkit Jadi Kota Satelit Dunia?
Pertanyaannya, benarkah kota hantu ada di China? Seperti apa keberadaan Kota Hantu di negara tirai bambu tersebut? Simak kisah berikut ini.
Dulu Bak Kota Hantu Tapi Siapa Sangka Kota Hantu di China Itu Kini Bangkit Jadi Kota Satelit Dunia?
POS-KUPANG.COM - Akhir-akhir ini China jadi buah bibir di dunia. Keberadaannya telah menjadi bahan pergunjingan mayoritas publik di dunia.
Bahkan China disebut-sebut sedang bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketertinggalan setelah diremehkan oleh negara-negara super power di dunia.
Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China secara mengejutkan berhasil mengguncang dunia. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Donal Trump disebut-sebut gemetaran ketika berhadapan dengan China.
Semua ini terjadi karena pemerintahan China saat ini sangat gencar membangun kekuatan militernya sambil berusaha mengganggu negara-negara lain didunia agar tak tidur melihat perkembangan di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Namun, dibalik kehebatan pemerintahan negeri itu membangun kekuatan militernya, ternyata wilayah yang kerap dijuluki sebagai negeri ginseng tersebut memiliki sejumlah kota yang tak berpenghuni.
Saking banyaknya, kota-kota yang memiliki aneka gedung menjulang tinggi itu disebut sebagai Kota Hantu.
Pertanyaannya, benarkah kota hantu ada di China? Seperti apa keberadaan Kota Hantu di negara tirai bambu tersebut? Simak kisah berikut ini.
Untuk diketahui, selama ini anyak orang membeli properti di China sebagai investasi. Namun tak ada satu pun yang menempati.
China memiliki sekitar 50 area kosong tak berpenghuni di seluruh wilayah negeri. ABC News mewartakan, di antara situs-situs konstruksi ini, beberapa proyek masih berlanjut.
Wilayah tersebut bahkan disebut sebagai " kota hantu". Kota-kota baru ini biasanya dibangun di daerah pinggiran baru atau pinggiran kota yang saat ini ada.
Proyek ini dirancang sebagai tempat tinggal bagi ratusan ribu orang, dan mencakup berbagai bangunan tinggi, kondominium, pusat perbelanjaan, alun-alun, lampu jalanan, bahkan replika kota-kota besar di Eropa.
Dinny McMahon, penulis buku China's Great Wall of Debt menjelaskan ada faktor pendorong di balik proyek konstruksi yang ajaibnya sepi peminat.
"Fenomena ini telah didorong oleh belanja hutang yang berlebihan yang benar-benar meruntuhkan setelah krisis nasional," ujar McMahon.
Dia menambahkan, pemerintah daerah di seluruh negara mencoba mendorong ekonomi dengan mengembangkan infrastruktur dan membangkitkan pasar.
