Catatan Publik Untuk Pemkot :Tiga Tahun Memimpin, Persoalan Klasik Yang Mendera Warga Belum Berubah
Lapangan kerja yang jadi catatan merupakan hal yang cukup penting. Pemerintah ditanya apa terobosannya terhadap industri kreatif.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
"Pembangunan belum menyentuh basic needs. Pembanguan hanya merespon kebutuhan kelas menengah," ungkap Kimmy.
Ia meminta Pemerintah kota Kupang harus kembali pada pemenuhan basic needs itu dan tidak hanya berkecimpung pada ornamen yang tidak dirasakan oleh seluruh masyarakat. Menurutnya, bagian fungsi masih kurang, karena itu lemahnya pengawasan sistem harus dipertegas, misalnya persoalan sampah. Desain dasar harus dibuat untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat kota Kupang.
"Penting pemerintah kota kembali untuk memfasilitasi basic needs dari masyarakat. Kita butuh terang tapi kita butuh air, itu jauh lebih penting, kita butuh terang tetapi kita tidak mau sakit karena sampah," katanya.
Sementara itu, pengamat masalah sosial DR. Dominggus Elcid Li mengingatkan pembangunan harus dilakukan dengan logika berbasis kebutuhan.
Beberapa poin dalam hasil survei yang dirilis Fisip Undana pada hari ini, kata Elcid Li, konsisten dengan survey yang pernah mereka buat pada awal masa kepemimpinan Jeriko dan Herman Man.
"Ada 3 hal mendasar yang konsisten, diantaranya persoalan air bersih yang merupakan persoalan utama persis seperti survei awal pemerintahan," katanya.
Air, kata Elcid, adalah kunci untuk kota Kupang. Karena itu air sangat perlu dikembalikan fungsi sosial, sehingga pemerintah harus berani memberikan air gratis bagi masyarakat.
Elcid menyorot master plan pengembangan kawasan yang dinilai tidak merata. Ada kawasan yang dikembangkan begitu kuat tetapi ada yang tidak dilirik ama sekali. "Master plan harusnya bisa di publikasikan agar masyarakat tahu," katanya.
Persoalan tanah, menurut Elcid menjadi salah satu persoalan yang serius. Dan karenanya, wali kota harus lebih jeli terhadap persoalan itu.
"Persoalan tanah persoalan serius, walikota harus lebih jeli terhadap persoalan sosial seperti ini. Kita berharap, tingkat kepastian kepemilikan tanah tidak cukup jelas di kota Kupang," tegasnya.
Lapangan kerja yang jadi catatan merupakan hal yang cukup penting. Pemerintah ditanya apa terobosannya terhadap industri kreatif.
Ada aspek yang patut diapresiasi, tetapi ada aspek lain yang belum tersentuh supaya jadi perhatian. Infrastruktur meningkat, sementara air bersih, tata ruang dan kemiskinan serta ruang kreatif terbatas.
Terhadap persoalan air, Elcid menganjurkan agar pemerintah memfasilitasi secara penuh. Jaringan pipa harus die siakan pemerintah. Jika tidak ada maka pemerintah harus mengadakan tengki sehingga distribusi air kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik. Ia mengatakan, tiga tahun silam berdasarkan survei, pengeluaran biaya air bersih hingga 500 ribu per bulan.
Sementara itu, Jimmy Nami menggarisbawahi harapan masyarakat agar pemerintah Kota Kupang harus kembali untuk memenuhi kebutuhan mendasar. Selain itu, dokratisasi dan pengawasan pemerintah harus berjalan baik.
Senada, Rudi Rohi menganjurkan agar kebijakan yang dibuat harus berbasiskan riset dan data riil. Ia menuntut agar kebijakan dibuat tidak atas dasar asumsi apalagi berbasis masukan politik.