Info Kesehatan
Kabar Gembira! Golongan Darah O Kebal Lawan Covid-19, Namun Rentan Terhadap Penyakit Berbahaya Ini
Golongan darah O juga disebutkan lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit serius jika mereka sudah terinfeksi.
POS-KUPANG.COM - Kabar gembira bagi mereka yang memiliki golongan darah O. Baru-baru ini studi menyebut jika golongan darah O lebih kebal lawan covid-19 namun harus waspada terhadap penyakit lain.
Sebelumnya telah disebutkan jika ada penelitian menunjukkan orang dengan golongan darah O cenderung memiliki risiko lebih rendah tertular Covid-19.
Ya, golongan darah O juga disebutkan lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit serius jika mereka sudah terinfeksi.
Sebelumnya pada bulan Maret, sebuah penelitian di China menunjukkan golongan darah O justru mendapatkan perlindungan lebih terhadap virus termasuk Covid-19.
Baca juga: Berkecamuk Pandemi Virus Corona Sudah 8 Bulan, Kim Jeffery Rasakan Dampak Luar Biasa, Simak INFO
Orang dengan golongan darah O dianggap lebih kebal terhadap Covid-19 dan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menderita sakit parah.
Kendati demikian, masih butuh lebih banyak penelitian lain untuk membuktikan bahwa golongan darah O lebih kebal Covid-19.
Penelitian ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa golongan darah mungkin berperan dalam kerentanan seseorang terhadap infeksi dan peluang mereka untuk mengalami penyakit parah.
Hanya saja alasan terkait hal ini ini tidak jelas dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengatakan apa implikasinya, jika ada bagi pasien.
Baca juga: Positif Covid, Valentino Rossi Akan Absen dari MotoGP Aragon: Saya Sedih dan Marah
Meski demikian, ternyata pemilik golongan darah O tidak sepenuhnya kebal terhadap penyakit karena justru rentan terhadap penyakit ini.
Ya, sebuah penelitian menyebut jika pemilik golongan darah O juga dinilai lebih rentan terkena penyakit Demam Berdarah.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa golongan darah O memiliki risiko digigit nyamuk dua kali lipat dibandingkan golongan darah A.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Entomology tahun 2014 ini menemukan bahwa risiko orang bergolongan darah O untuk digigit nyamuk dua kali lipat golongan darah A.
Berbeda dengan pemilik golongan darah O, orang dengan golongan darah B berada di antara kedua golongan itu.
Baca juga: Sinopsis Film Bastille Day Kisah Pencopet yang Lihai, Tayang di Bioskop Trans TV Pukul 21.30 WIB
Menurut para peneliti, hal ini terjadi karena orang-orang bergolongan darah O dan B lebih sering mengeluarkan sinyal kimia yang menunjukkan golongan darah melalui kulit mereka.
Sinyal kimia yang berasal dari tubuh tersebutlah yang membuat nyamuk tertarik untuk menggigit seseorang.
Mendukung temuan tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli entomologi asal University of Florida juga mengatakan pendapatnya.
Ia menyebut jika nyamuk atau jenis serangga pengisap darah lainnya memang sangat suka dengan golongan darah O.
Hal ini dikarenakan golongan darah O bisa memproduksi senyawa asam dan molekul lebih banyak dari tubuhnya dibandingkan dengan golongan darah lain.
Vaksin Tersedia November

Pemerintah Indonesia akan mulai menerima kiriman vaksin pada bulan November 2020.
Sejumlah persiapan telah dilakukan, termasuk memilih fasilitas kesehatan untuk pemberian vaksin tersebut, pada bulan itu juga.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Achmad Yurianto menyebutkan, ada tiga vaksin yang sudah dibeli oleh pemerintah karena sudah lolos uji klinis fase tiga dan diharapkan bisa diberikan kepada masyarakat Indonesia.
Tiga vaksin yang di maksud adalah vaksin Sinovac, Sinopharm, dan Cansino yang telah diuji juga dibeberapa negara.
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan SIpil (Dukcapil) 2020 mencapai 268.583.016 jiwa, apakah semua penduduk Indonesia akan mendapatkan vaksinasi?
Yuri menyebutkan dalam penanggulangan pandemi Covid-19, jika ingin mencapai kekebalan komunitas atau herd imunity, maka vaksinasi tidak perlu diberikan terhadap 100 persen orang.
Baca juga: ILC TV One Malam Ini Selasa 20 Oktober 2020 Tak Bahas Omnibus Law Tema ILC Setahun Jokowi-Maruf Amin
"Cukup di kisaran antara 70 persen, sebenarnya kita sudah bisa mencapai herd imunity atau kekebalan imunitas," kata Yuri dalam press briefing : Update Kesiapan Vaksin Covid-19 di Indonesia, Senin (19/10/2020).
"Nah, dasar inilah yang kemudian kita pakai bahwa perhitungan kita hanya mencapai di herd imunity, artinya sekitar 160 juta orang (yang perlu divaksin)," lanjutnya.
Yuri melanjutkan, jika nantinya pemberian vaksin dilakukan dengan menggunakan platform yang dipakai Sinovac, yang akan diproduksi oleh Biofarma, maka akan dibutuhkan sebanyak dua dus.
Dengan kata lain, kebutuhan vaksinnya adalah sekitar dua kali 160 juta yaitu 320 juta vaksin.
Tidak hanya itu, perhitungan pemberian vaksin juga harus mempertimbangkan kelompok usia dan syarat yang sudah digunakan di dalam pelaksanaan uji klinis fase 3.
Untuk produk vaksin Sinovac dan Cansino, kedua vaksin ini hanya dilakukan pada kelompok rentang usia 18-59 tahun.
"Maka, kelompok inilah yang akan kita vaksin, dan uji klinisnya juga disebutkan, di kelompok itu tidak boleh ada yang berpenyakit komorbid berat," jelasnya.

Lantas bagaimana dengan masyarakat di luar kelompok usia 18-59?
Mengenai persoalan tersebut, Yuri mengatakan, pihaknya hingga kini tidak memiliki data uji klinis, terkait pemberian vaksin di luar kelompok usia 18-59 tahun.
"Tidak ada uji klinis yang dilakukan pada usia 0 sampai 18 (tahun), tidak ada uji klinis yang dilakukan pada usia di atas 60 tahun,"
"Sehingga, kita belum akan melakukan vaksinasi pada kelompok di luar 18-59 tahun," imbuhnya.
Baca juga: Kuota Sekitar 350 Ribu, Cek prakerja.go.id, Update Jadwal Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11
Namun, ia menegaskan, hal ini bukan berarti usia di luar kelompok 18-59 tahun akan diabaikan.
Sebab, seiring berjalannya waktu, pihak-pihak terkait juga akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait pemberian vaksinasi Covid-19 pada usia di luar dari data uji klinis yang sudah ada saat ini.
"Ini yang harus kita pahami bersama, bukan berarti kita tinggalkan," tegas Yuri.
"Dan ini pun tidak seluruh usia 18-59 akan diberikan vaksin Covid-19, karena pada kelompok yang memiliki komorbid berat, belum ada uji klinisnya," imbuhnya.
Yuri menambahkan, jika dilihat dari ketersediaannya, vaksin tidak bisa diberikan langsung pada 320 juta orang secara bersamaan.
Pemerintah akan memberikan vaksin tersebut berdasarkan ketersediaan dan sesuai urutan, serta kelompok kerentanan terpapar Covid-19.
Untuk ketersediaan vaksin pada bulan November-Desember 2020 ini disebutkan Yuri, hanya sekitar 9,1 juta.
Baca juga: ILC Malam Ini Selasa 20 Oktober 2020 Bahas Jokowi-Maruf, Ada Gatot Nurmantyo, Mahfud MD, Sujiwo Tejo
Baca juga: LIVE di SCTV Malam Ini, Liga Champions Grup H, PSG vs Man United, Simak Prediksinya! LINK STREAMING
Baca juga: Ini Sosok Istri Nassar Mantan Suami Muzdalifah Lepas Status Duda: Dia Cantik dan Baik Udah 80 Persen
Baca juga: Promo Hypermart Weekday Hari ini Selasa 20 Oktober 2020 Kimbo Sosis Sapi Beli 1 Gratis 1
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/golongan-darah-rentan-virus-corona.jpg)