Berita Timor Leste

Sosok Bella Galhos,Perempuan Timor Leste Pembelot Tuding Militer Indonesia Genosida di Bumi Lorosae

Sosok Bella Galhos,Perempuan Timor Leste Pembelot Tuding Militer Indonesia Genosida di Bumi Lorosae

Editor: Adiana Ahmad
wikipedia
Bella Galhos 

Sosok Bella Galhos,Perempuan Timor Leste Pembelot Tuding Militer Indonesia Genosida di Bumi Lorosae

POS-KUPANG.COM -Selama 24 tahun menjadi bagian dari Indonesia, Timor Leste akhirnya melepaskan diri pada tahun 1999 melalui sebuah referendum.
Negara yang dulu bernama Timor Timur ketika masih bersatu dengan Indonesia itu kemudian memproklamirkan diri sebagai negara merdeka.
Selama menjadi bagian dari NKRI dari tahun 1975 hingga 1999 pertumpahan darah terus terjadi hingga Presiden BJ Habibie akhirnya membuat keputusan untuk melepas Timor Timur dari Indonesia.
Selama berada di bawah Indonesia, Warga Timor Leste mengaku berada pada kondisi yang mengerikan.
Kondisi itu digambarkan oleh seorang perempuan Timor Leste bernama Bella Halhos yang menyusup ke militer Indonesia lalu kemudian membelot.
 

Sebuah kisah kelam milik Bella Galhos, pemberontak Timor Leste yang berhasil lolos dari maut ketika kampung halamannya diinvasi Indonesia cukup menarik untuk diamati.

Bella Galhos memiliki kisah yang tak biasa. Ia berhasil selamat dengan menyusup sebagai tentara Indonesia.

Ia melarikan diri dari Timor Leste dan menyebarkan cerita tentang apa yang terjadi di kampung halamannya.

Galhos menganggap dirinya beruntung, ia mengungkapkan ada banyak orang Timor Leste yang tidak bisa berbicara tentang apa yang dialaminya.

Juli 1999, kepada The Japan Times, Bella Galhos mengungkapkan 'ucapan selamat tinggalnya pada kehidupan berbahaya yang dijalaninya.

Melansir Japan Times, saat itu Bella Galhos mengemasi seragam korps pemuda militer Indonesia dan mengirimkannya ke pemerintah Indonesia dari Kanada.

Dia mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan ganda yang berbahaya dan memulai perang salibnya untuk memberi tahu orang-orang tentang genosida yang telah sebagian besar telah tersembunyi dari pandangan dunia selama 24 tahun.

Sejak melarikan diri dari Timor Timur pada tahun 1994, Galhos telah berbicara kepada khalayak di Amerika Utara, Eropa dan Australia.

Ia bicara tentang kengerian yang diderita negaranya sejak diserang oleh Indonesia pada tahun 1975, ketika ia berusia tiga tahun.

Dia juga telah melobi pejabat di Amerika Serikat dan Kanada untuk mengakhiri keterlibatan pemerintah mereka dalam apa yang disebut sebagai genosida terburuk, per kapita, sejak Holocaust Eropa.

Sekitar 200.000 orang Timor - sepertiga dari populasi sebelum invasi - diduga telah meninggal akibat pendudukan ilegal Indonesia di bekas jajahan Portugis.

Yang dimulai kurang dari 24 jam setelah kunjungan kenegaraan resmi ke Jakarta oleh Presiden AS saat itu Gerald Ford dan sekretaris negaranya, Henry Kissinger.

"Saya menganggap diri saya salah satu yang beruntung. Ada ratusan ribu orang Timor Leste yang tidak dapat berbicara tentang apa yang mereka alami selama 24 tahun terakhir," kata Galhos dalam pidatonya di Yonago, Jepang.

Mengutip Japan Times, dua adik laki-laki Galhos tidak seberuntung itu. Mereka berdua dibunuh saat masih anak-anak oleh tentara Indonesia.

"Alasan saudara laki-laki saya terbunuh adalah karena mereka menangis karena kelaparan," katanya Galhps.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved