Berita Timor Leste
Rakyat Timor Leste Sebut Veteran Perang sebagai Pengkhianat dan Hidup Enak: Kami Tak Punya Apa-apa
Sejak itu, para pemimpinnya telah menyatukan demokrasi yang stabil dan menyalurkan listrik ke desa-desa terpencil.
Rakyat Timor Leste Sebut Veteran Perang sebagai Pengkhianat dan Hidup Enak: Kami Tak Punya Apa-apa
POS-KUPANG.COM - Timor Leste negara bekas wailayah Indonesia ini memang selalu menyimpan kabar manarik.
Salah satunya adalah kondisi ekonominya yang mengalami pasang surut, dan diyakini belum berkembang sejak ditinggalkan Indonesia.
Hingga kini sudah 18 tahun negara itu merdeka sejak referendum PBB tahun 2002.
Berdiri sebagai negara kecil, Timor Leste sebenarnya diberkahi dengan kekayaan alam luar biasa salah satunya adalah minyak bumi.
Namun, meski menyimpan minyak dalam jumlah besar, Timor Leste dikawatirkan akan mengalami keruntuhan ekonomi.
Melansir News Hub, cadangan minyak bumi dan gas utama Timor Lesta hampir habis dan pemerintah negara itu terus melakukan pemborosan.
Pemerintah Timor Leste memompa tabungannya dalam skema infratruktur besar yang menurut para kritikus hal itu sangat boros.
Seorang wartawan dari New Zealand, yang bekerja sama dengan Asia New Zealand Foundation Caitin McGee, pernah melakukan penyelidikan ke Ibu Kota Dili, Timor Leste tahun 2017.
Dia menggambarkan negara itu memiliki pegunungan terjal yang melingkari garis pantai yang masih asli, Timor-Leste adalah salah satu keindahan alam dunia yang tak dikenal.
Tetapi bagi orang-orang negara itu tinggal di daerah kumuh di sekitar ibu kota, membuatnya sama sekali tidak indah.
"Kami telah ditinggalkan oleh pemerintah. Bagi para veteran, mereka adalah pahlawan di masa lalu, tetapi sekarang mereka mengkhianati kami," kata pria Timor-Leste Fortunado D'Costa.
"Kami mendukung gerakan perlawanan tetapi mereka yang mendukung pemerintah Indonesia masih hidup dengan baik," katanya
"Hari ini kami memiliki kemerdekaan tetapi kami tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya perdamaian dan stabilitas," imbuhnya.
Sekitar 42 persen orang Timor hidup dalam kemiskinan dan orang-orang yang mengais-ngais sampah adalah di antara yang paling putus asa.