Kini Dunia Cemaskan Timor Leste, Tiap Tahun Ratusan Ton Limbah Berbahaya Dibuang Dekat Kota Dili
Salah satunya tampak melalui kondisi sebuah TPA di Timor Leste, yaitu TPA Tibar dekat ibu kota, yang masih memprihatinkan dan tidak banyak berubah.
Kini Dunia Cemaskan Timor Leste, Tiap Tahun Ratusan Ton Limbah Berbahaya Dibuang Dekat Kota Dili
POS-KUPANG.COM - Setelah jatuh ke tangan Indonesia tahun 1975, setelah lepas pula dari penjajah Portugis, rakyat Timor Leste sesungguhnya masih menginginkan kemerdekaan.
Hal itu yang melatarbelakangi spirit perjuangan rakyat Timor Leste untuk meraih kemerdekaan.
Selain itu pula, kuatnya semangat untuk merdeka sesungguhnya didorong oleh kondisi masyarakat yang penuh konflik, masalah kelaparan dan penyakit yang terus mewabah.
Dari pelbagai literatur mengungkapkan bahwa lebih dari 200.000 orang tewas akibat pertempuran, kelaparan dan penyakit selama invasi dan pendudukan Indonesia sejak tahun 1975 silam.
Buah dari perlawanan yang terus menerus terjadi yaitu digelarnya referendum yang didukung PBB.
Kemudian Timor Leste lepas dari Indonesia sebagai hasil referendum 1999 yang menunjukkan mayoritas warga Timor Leste menginginkan kemerdekaan.
Namun, hingga beberapa dekade setelah kemerdekaannya, masih tampak gambaran anak-anak Timor Leste kekurangan gizi.
Disintegrasi hukum dan ketertiban, serta tidak adanya layanan sosial pun masih terjadi.
Salah satunya tampak melalui kondisi sebuah TPA di Timor Leste, yaitu TPA Tibar dekat ibu kota, yang masih memprihatinkan dan tidak banyak berubah.
Melansir Aljazeera (19/11/2017), para pemulung berusia sekitar 8 tahun masih mencari nafkah dalam kondisi tak terbayangkan di TPA Tibar.
Gambaran seperti itulah yang pada tahun 1999, memicu kemarahan publik yang meluas di seluruh dunia dan pengiriman pasukan penjaga perdamaian internasional ke Timor Leste setelah anarki meletus menyusul referendum kemerdekaan negara tersebut untuk meninggalkan Indonesia.
TPA Tibar merupakan tempat pembuangan sampah yang tidak diatur, digunakan untuk sebagian besar sampah di Dili.
Sampah-sampah yang dibuang di sana termasuk asbes mematikan dan limbah rumah sakit yang tidak diolah.
Situs seluas tujuh hektar yang terletak di perut lembah yang curam tersebut merupakan bencana lingkungan dan kesehatan masyarakat di Timor Leste.