Yohanes Jimmy Nami : Kotak Kosong Itu Aib dalam Demokrasi
Kotak kosong itu adalah aib dalam demokrasi. Ini merupakan bentuk pengangkangan terhadap hak - hak kit
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Yohanes Jimmy Nami : Kotak Kosong Itu Aib dalam Demokrasi
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kotak kosong dalam demokrasi merupakan suatu aib.
Hal ini dikatakan dosen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, Yonahes Jimmy Nami, S.IP., M.IP., dalam kegiatan Ekspose Hasil Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi NTT pada Selasa (05/10/2020).
"Kotak kosong itu adalah aib dalam demokrasi. Ini merupakan bentuk pengangkangan terhadap hak - hak kita" kata Yohanes.
Ia melanjutkan, ada ketakutan - ketakutan yang tidak beralasan yang sebenarnya bisa difasilitasi.
"Kita seringkali di NTT, untuk hal - hal yang berkaitan dengan isu - isu nasional hampir kebanyakan kita gagal menanggapinya" jelasnya.
Dalam kurun waktu kurang lebih sepuluh tahun terakhir, lanjut Yohanes, ada persoalan dengan civil society-nya.
"Dinamika nya sudah semakin kecil. Apakah karena ditingkat nasional semuanya sudah difasilitasi atau dapat posisi yang enak lalu buat semuanya meredup dan semua itu berimbas pada konteks lokal saya pikir perlu penelitian lebih lanjut" urainya.
Lanjutnya, demokrasi bisa berjalan jika ada elaborasi antara peran dan partisipasi masyarakat. Peran aktifnya itu yang tidak boleh dimatikan.
Bicara tentang demokrasi semua komponen harus terlibat didalamnya tidak cuma civil society ada unsur politik yang sebetulnya.
Bagaimana menghadirkan calon- calon kepala daerah yang berintegritas. Bicara tentang pilkada tidak hanya sekedar bom kapan itu bisa dibuka. Prosesnya itu panjang .
• Relawan Jokowi Bersatu Laporkan Najwa Shihab ke Polisi Lalu Datangi Dewan Pers, Ini Pokok Masalahnya
• Benarkah RS Mengcovidkan Semua Pasien Meninggal? Ikuti di Link 2 Live Youtube ILC Tv One Malam Ini!
"Ketika proses politik itu berjalan, pendidikan politik itu berjalan, baru kita bisa menghadirkan elite - elite yang berintegritas" pungkasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)