Diisukan Gabung Lagi Dengan Indonesia, Timor Leste Nyatakan Ogah, Jalan, Air Listrik Sudah Bagus Kok

Sementara itu, Timor Leste juga terjebak dalam rumor bahwa meski memiliki simpanan uang besar, negara itu bisa runtuh dalam 10 tahun ke depan.

Editor: Frans Krowin
Grid.id
Timor Leste, Bedera Negara Timor Leste 

Diisukan Gabung Lagi Dengan Indonesia, Timor Leste Nyatakan Ogah, Jalan, Air Listrik Sudah Bagus Kok

POS-KUPANG.COM - Negara Timor Leste sempat dirumorkan ingin kembali lagi ke pangkuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Akan tetapi, kabar itu ditepis seluruhnya.

Kabar itu dinyatakan hoax.  Meskipun demikian, banyak pihak menanggapi isu tersebut dan memberikan pernyataan termasuk dari pihak pemerintah Timor Leste.

Sebelumnya, Timor Leste terus diterpa dengan isu soal kondisi ekonomi yang gonjang-ganjing, dan kemiskinan yang merajalela.

Timor Leste juga disebutkan sebagai negara yang berada di ambang kebangkrutan oleh beberapa lembaga luar negeri.

Hal itu disebabkan tambang minyak utama Timor Leste Bayu-Undan yang terancam kering pada tahun 2022.

Sementara jika Timor Leste tidak memiliki pengganti sebagai sumber penghasilan yang memadai bisa membuatnya bangkrut tahun 2027.

Update Covid-19 NTT : 18 Kasus Positif Baru di NTT Hari Ini, Terbanyak di Kabupaten Manggarai

Tekan Angka Laka Lantas, Ini Imbauan KBO Lantas Polres Manggarai Timur Aris Ahmad

Hal itulah yang membuat rumor cukup menguat tentang rakyatnya yang menginginkan kembali bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Namun, isu tersebut ternyata dengan cepat ditanggapi oleh pihak Timor Leste pada bulan lalu.

Menurut Pos Kupang, pada Kamis (10/9/20), hal itu disampaikan Konsul RDTL (Republik Demokratik Timor Leste) di KupangNusa Tenggara Timur (NTT), Jesuino Dos Reis Matos C.

Konsul yang biasa dipanggil dengan Zito itu mengatakan dan menegaskan bahwa negara tidak akan pernah bergabung kembali dengan Indonesia.

Dia juga membantah bahwa rakyatnya memilih untuk kembali bergabung dengan Indonesia.

Zito berani terang-terangan mengatakan hal itu, karena dia mengatakan Timor Leste adalah negara yang sudah merdeka.

Sosok Xanana Gusmao, salah satu tokoh berpengaruh di Negara Republica Demokratica Timor Leste
Sosok Xanana Gusmao, salah satu tokoh berpengaruh di Negara Republica Demokratica Timor Leste (Grid.ID)

Dia mengatakan, infrastruktur jalan dari ibukota Dili ke distrik-distrik hingga desa-desa sudah berjalan dengan bagus.

Proyek Aspal, listrik, dan air bersih sudah baik. Bahkan saat ini pembangunannya sedang dilakukan oleh pemerintah Timor Leste.

Dia menambahkan, bahwa semua kabel listrik dengan tegangan tinggi sudah diberi pengaman supaya aman ketika cuaca buruk.

Jika terjadi pemadaman listrik, dia mengatakan itu hanya pemeliharaan atau pemadaman untuk menghindari pohon yang tubang mengenai jalan.

Dalam situasi Covid-19, dia memberikan perhatian pada masyarakat dan pemerintah juga mengucurkan dana untuk membantu daya beli masayarakat.

Timor Leste juga terus memperkenalkan sektor pariwisatanya yang luar biasa.

FAKTA! Istri Ini Halangi Suami Masuk Kamar, Saat Pintu Didobrak, Ada Pak Kamituwo Telanjang Bulat

Lakalantas di Jalur Borong-Bajawa Diduga Licin dan Ban Mobil Toyota Hilux Pecah

Timor Leste, Bedera Negara Timor Leste
Timor Leste, Bedera Negara Timor Leste (Grid.id)

Menurutnya sektor pariwisata Timor Leste, maupun NTT perlu dikemas secara tradisional, karena orang-orang datang ingin menikmati keindahan surga.

Sementara itu, menurut UNDP dan Bank Dunia Timor Leste berada di urutan 152 dari 162 negara termiskin di dunia.

Sementara kekuatan militer negara itu tidak masuk ke dalam daftar negara dengan kekuatan militer mumpuni.

Sementara itu, Timor Leste juga terjebak dalam rumor bahwa meski memiliki simpanan uang besar, negara itu bisa runtuh dalam 10 tahun ke depan.

Sebelumnya Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia, namun memilih melepaskan diri sejak 1999, dan secara resmi dinyatakan merdeka melalui referendum tahun 2002.

Bertahun-tahun merdeka, Timor Leste memiliki masalah kemiskinan yang belum kunjung tuntas yang berusaha diselesaikan oleh Xanana Gusmao.

Gusmao percaya diri Timor Leste akan keluar dari lingkaran kemiskinan dengan tangannya sendiri. 

* Timor Leste Terjerat Tingginya Angka Pengangguran, Survei Ungkap Fakta Mengkhawatirkan 

Kerumunan pemuda Timor Leste yang berdiri di depan Kedutaan Besar Portugal di Dili menjadi pemandangan yang tidak asing lagi dalam beberapa tahun terakhir.

Mereka berharap mendapatkan paspor Portugal dengan harapan melihat masa depan yang lebih baik di Eropa.

Mereka begitu ingin meninggalkan negara tersebut dengan alasan minimnya lapangan pekerjaan sebagaimana dilansir dari The Interpreter, Jumat (2/10/2020).

Menurut analisis dari Sensus Penduduk dan Perumahan Timor-Leste terbaru, pemuda yang berusia antara 15 hingga 24 tahun merupakan 20 persen dari total populasi pada 2015.

Ironisnya, laporan dari Sensus Analisis Angkatan Kerja menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kelompok pemuda pada 2015 mencapai 12,3 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 4,8 persen.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula risiko menganggur.

Persentase pengangguran pada kaum muda yang tidak berpendidikan atau nonformal adalah di bawah 10 persen.

Sementara pemuda yang tamat sekolah menengah, persentase penganggurannya adalah 18 persen.

Ironisnya, persentase penganggutan pemuda yang lulus perguruan tinggi adalah 20 persen.

Sementara itu, Sensus Laporan Analisis Pendidikan melaporkan bahwa pemuda yang tidak bekerja dan tidak berpendidikan atau tidak memiliki pelatihan persentasenya adalah 27,7 persen.

Ironisnya lagi, sebanyak 53,4 persen pemuda yang telah menyelesaikan pendidikannya tidak bekerja pada saat pencacahan tahun 2015.

Tingginya angka pengangguran di Timor Leste setidaknya disebabkan dua hal yakni kurangnya kesempatan kerja dan kurangnya keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja.

Tidak adanya pekerjaan bagi kaum muda telah banyak diberitakan di media Timor Leste dan disoroti oleh organisasi masyarakat sipil.

Demikian pula, masalah keterbatasan kesempatan kerja di dalam negeri membuat para pekerja di Timor Leste untuk pergi dan menjadi pekerja migran di Inggris, pekerja musiman di Australia, dan program kerja sementara di Korea.

Pada saat yang bersamaan, pengusaha Timor Leste juga kesulitan menemukan pekerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Misalnya, pengusaha menemukan bahwa sebagian besar karyawannya kurang memiliki keterampilan lunak seperti komunikasi dan manajemen yang sangat mereka hargai.

Di sisi lain, Survei Kewirausahaan dan Keterampilan yang dilakukan oleh Sekretariat Pemuda dan Tenaga Kerja Timor Leste pada 2017 mengidentifikasi sektor konstruksi, ritel, dan otomotif membutuhkan tenaga kerja yang cukup besar.

Karena sektor-sektor ini dapat menyediakan pekerjaan bagi banyak pemuda, temuan semacam itu harus ditanggapi dengan serius.

Kehadiran banyak kaum muda yang menganggur di negara ini dengan sendirinya merupakan fakta yang mengkhawatirkan.

Realitas anak muda yang pergi ke Eropa atau program pemerintah yang mengirim pekerja ke Australia dan Korea Selatan menunjukkan kurangnya peluang yang perlu ditangani.

Perekonomian Timor Leste juga sangat bergantung pada pengeluaran pemerintah dan selama bertahun-tahun, sektor publik telah menjadi pemberi kerja terbesar di sektor formal.

Oleh karena itu, pemerintah memainkan peran penting untuk dalam menangani pengangguran para pemuda. (kompas.com/danur lambang pristiandaru)

* Anggota Parlemen Timor Leste Baku Hantam Saat Sidang, Meja Dihancurkan hingga Polisi Ambil Alih

Belakangan negara Timor Leste memang kerap mendapat sorotan, dari beberapa media tanah air.

Maklum saja, negara itu memang pernah memiliki hubungan sebagai bagian dari wilayah Indonesia.

Tetapi kini wilayah itu melepaskan diri dari Indonesia, dan memilih merdeka sebagai negara yang mandiri.

Meski secara resmi telah 18 tahun merdeka, Timor Leste tak kunjung kaya, dan bahkan justru kondisi ekonominya semakin terbelit.

Menurut Forbes, diperkirakan negara itu akan bangkrut tahun 2027, akibat pengeringan ladang minyak yang terjadi pada 2022.

Selain itu, beberapa bulan lalu terungkap juga bagaimana bobroknya pemerintahan di Timor Leste.

Menurut Asia Pasific Report, sebuah pemangdangan mengejutkan tertangkap kamera terjadi pada bulan Mei 2020.

Anggota parlemen di Timor Leste justru terlibat baku hantam ketika sedang melaksanakan rapat.

Kekacauan itu bahkan disiarkan di media sosial dan dilaporkan oleh Konsultan Media Bob Howart, yang melaporkan bahwa polisi juga dipanggil ke parlemen ketika kekacauan meningkat.

Koresponden kantor berita Lusa Antonio Sampaio memberikan komentar dalam bahasa Portugis, kata Howarth.

"Semua kekacauan, menurut komentar itu, datang dari mantan perdana menteri dan anggota partai CNRT," katanya.

"Rapat itu kacau, meja teratas dihancurkan, diduga oleh seorang anggota parlemen CNRT. Yang lainnya ditahan setelah mengayunkan kursi. "

Dengan teriakan "ilegal" dan "penyerangan terhadap kekuasaan", para deputi (anggota parlemen) menggedor meja panjang di salah satu bidang meja yang biasanya diduduki
oleh pemerintah dalam debat parlemen.

Di ujung lain meja, Wakil Presiden Angelina Sarmento, dari PLP, berulang kali mencoba dengan mikrofon untuk memulai rapat paripurna secara resmi.

Tetapi setiap setiap dia berbicara, di sisi lain anggota oposisi mulai menggedor meja, diiringi tepuk tangan dan hentakan riuh lainnya di sisi meja paripurna.

Tanpa mendengar orasi Angelina Sarmento, mayoritas bangku Fretilin, PLP dan KHUNTO malah mengacungkan kartu suara hijau.

Pemungutan suara "simbolis" mendukung pemecatan Presiden Parlemen Nasional, Aaron Noah Amaral, tetapi tanpa validitas di bawah proses parlementer.

Selama dua hari berturut-turut, Parlemen Timor mengalami saat-saat ketegangan, yang memburuk hari itu dengan anggota CNRT pada bulan Mei.

Polisi sampai dipanggil untuk mengawal jalannya rapat dan menjaga keamanan.

Ketegangan berawal ketika wakil presiden parlemen mencoba menduduki area meja untuk membuka rapat paripurna, mengingat dia memiliki legitimasi untuk melakukannya karena Presiden Amaral belum hadir.

Beberapa anggota berkumpul di area meja parlemen, dengan anggota CNRT berpaling ke meja Amaral untuk mencegah dimulainya sidang paripurna.

Dalam skenario teriakan dan dorong, dengan deputi dari berbagai pihak naik ke area meja, Petugas Polisi Nasional (PNTL) Timor Leste sampai mengambil alih.

Sebuah permintaan telah ditandatangani oleh mayoritas anggota yang ingin memberikan suara untuk pencopotan Amaral yang seharusnya, menurut Tata Tertib, telah diperdebatkan dalam pleno selang waktu lima hari.

Batas waktu ini telah lewat, namun sidang belum dijadwalkan karena penolakan Presiden Amaral untuk menggelar pleno.

Pada hari berikutnya, tiga partai koalisi yang berkuasa menuduh Amaral "menyalahgunakan kekuasaan, menentang negara dan subversi" karena melumpuhkan prosedur parlementer.

Mayoritas telah meminta Wakil Presiden Angelina Sarmento untuk memimpin sidang paripurna.

Artikel ini telah tayang di https://www.kompas.com/global/read/2020/10/05/154135970/21-tahun-merdeka-dari-indonesia-pengangguran-timor-leste-masih-tinggi-ini?page=all

 Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Bobrok Pemerintahan Timor Leste Terungkap, Anggota Parlemen Baku Hantam, Meja dan Kursi Jadi Senjata, https://aceh.tribunnews.com/2020/09/30/bobrok-pemerintahan-timor-leste-terungkap-anggota-parlemen-baku-hantam-meja-dan-kursi-jadi-senjata?page=all

Artikel ini telah tayang di Grid.ID: https://intisari.grid.id/read/032367939/sempat-dirumorkan-ingin-kembali-gabung-indonesia-timor-leste-terang-terangan-beri-penyataan-ogah-gabung-indonesia-meski-18-tahun-merdeka-ekonominya-masih-terpur?page=all

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved