Berita Sumba Timur Terkini
Dinas Pendidikan Sumba Timur Siap Sesuaikan Model Pembelajaran, Simak INFO
saat ini kita beri pilihan bagi orang tua, apakah anaknya mau bodoh atau mati, banyak orang tua memilih biar bodoh dari pada mati. Karena itu, kita te
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/WAINGAPU - Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur siap menyesuaikan model pembelajaran dengan modul jika telah ada regulasi. Saat ini pembelajaran masih menggunakan sistem belajar dari rumah (BDR).
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur, Ir. Yunus D. Wulang,M.Si, Sabtu (19/9/2020).
Menurut Yunus, terkait dengan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dalam suasana Pandemi Covid-19 ini, ada beberapa hal yang telah dilakukan, pertama soal BDR bagi siswa SD dan SMP.
"Memang sejak Maret 2020 hingga sekarang ini sistem belajar sudah dilakukan di rumah atau belajar mandiri, akibat kondisi Pandemi Covid-19. Jika ada sistem atau model baru maka bisa disesuaikan," kata Yunus.
Dijelaskan, belajar mandiri, dimaksud bahwa para guru memberikan tugas mandiri kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.
"Ada juga model yang kita terapkan, yakni membuat titik -titik belajar bagi siswa yang tinggal atau domisilinya berdekatan. Tugas diberikan, kemudian guru melakukan pendampingan," katanya.
Dikatakan, proses pendampingan itu, khususnya bagi siswa baru seperti kelas I SD.
Bahkan, lanjutnya, tujuan utama pembelajaran bagi siswa baru di SD ini adalah agar mereka bisa membaca, menulis dan berhitung
. "Jadi bagi siswa baru harus dilakukan pendampingan tetapi diatur jadwal dengan mengedepankan protokol kesehatan. Kalau ada siswa yang mengalami gangguan kesehatan, maka tetap belajar sendiri di rumah," ujarnya.
Yunus mengatakan, Sumba Timur sempat terkategori zona hijau kurang lebih satu bulan, namun pada 31 Agustus 2020, kembali menjadi zona merah.
"Pada Juli 2020 lalu kita sudah siapkan,jika belajar bisa tatap muka, maka kita akan terapkan sistem shift atau silang. Saat itu sudah zona hijau kita tetapkan sistem belajar shirt atau silang, namun sebelum kita lakukan sistem itu, Sumba Timur kembali terpapar Covid-19 pada 31 Agustus," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, sistem belajar mandiri siswa atau belajar dari rumah kembali dilakukan.
Belajar mandiri ini dengan tujuan agar jangan ada kluster baru di dunia pendidikan.
"Paling penting adalah kesehatan dan keselamatan pendidik dan anak-anak didik.
Jika saat ini kita beri pilihan bagi orang tua, apakah anaknya mau bodoh atau mati, banyak orang tua memilih biar bodoh dari pada mati. Karena itu, kita terus lakukan belajar dari rumah," ujarnya.
Dikatakan, sistem lain yang digunakan, yakni setiap hari Senin datang mengantar tugas yang sudah dikerjakan dan guru memberikan tugas baru.
"Perihal mengantar dan mengambil tugas itu, kami tegaskan agar kedepankan protokol kesehatan.
Kita hindari jangan sampai terjadi kerumunan anak-anak yang bisa berdampak pada kesehatan mereka," ujarnya.
• Maling Obrak-Abrik Kios di Kota Uneng, Alok - Sikka , Fransiskus Rugi Rp 4 Juta dan Lapor Polisi
Area lampiran